Penelitian Terdahulu Analisis Biaya Manfaat Perdagangan Karbon Bagi Petani Gerakan Menabung Pohon (Studi Kasus: Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta)

No Tujuan Sumber Data Metode Analisis Data 3 Mengkaji mekanisme untuk mengajukan klaim karbon ke pasar karbon sukarela melalui Pertamina Foundation sebagai perantara. Data sekunder berupa kajian literatur mengenai mekanisme perdagangan karbon di pasar karbon sukarela. Analisa Deskriptif. 4.4.1 Estimasi Nilai Ekonomi Potensi Penyerapan Karbon dari Lahan Gerakan Menabung Pohon di Desa Neglasari, Kabupaten Purwakarta. Pengolahan data kualitatif menggunakan metode benefit transfer dengan mengkaji penelitian terdahulu tesis, skripsi, atau jurnal mengenai kemampuan pohon sengon menyerap karbon. Kondisi penelitian sebelumnya existing study harus memiliki kriteria yang kurang lebih sama dengan kondisi penelitian saat ini policy study, dari segi lingkungan, jenis pohon, serta satuan nilai. Peneliti mencari jurnal atau penelitian terdahulu mengenai persamaan allometrik pohon Sengon. Persamaan allometrik yaitu Y = aD b Y : biomassa a : konstanta D : diameter batang setinggi dada b : konstanta dalam bentuk pangkat Kemudian total penyerapan karbon per tahun dikali dengan harga karbon internasional US 10. Harga US 1 terhadap Rupiah di tahun pertama dan kedua menggunakan kurs Rupiah tahun 2013 dan 2014. Harga US 1 terhadap Rupiah di tahun 2015, 2016, 2017 dicari dengan menggunakan discount factor. ∑ P = harga karbon Q t = penyerapan karbon di tahun ke-t i = suku bunga t = tahun 4.4.2 Analisis Biaya Manfaat Gerakan Menabung Pohon dari Sudut Pandang Petani Dengan dan Tanpa Klaim Karbon Analisis biaya manfaat GMP menggunakan pengolahan data kuantitatif dengan perhitungan kriteria-kriteria investasi yaitu: Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Net BC, Internal Rate of Return IRR. Analisis sensitivitas juga dilakukan untuk melihat tingkat harga dan suku bunga yang membuat program tidak layak dilaksanakan. Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan Excel. Metode analisa data dilakukan kepada dua skenario yang berbeda yaitu: 1 Gerakan Menabung Pohon tanpa perdagangan karbon, dan 2 Gerakan Menabung Pohon dengan perdagangan karbon. Formula dari NPV adalah sebagai berikut ∑ B t = Penerimaan dari GMP dengan dan tanpa perdagangan karbon pada tahun ke-t C t = Pengeluaran dari GMP dengan dan tanpa perdagangan karbon pada tahun ke-t i = discount rate t = tahun Formula dari Net BC untuk menghitung perbandingan pemasukan dan pengeluaran adalah sebagai berikut ⁄ ∑ ∑ Formula dari IRR untuk melihat besar pengembalian modal adalah sebagai berikut i 1 = suku bunga saat NPV bernilai positif i 2 = suku bunga saat NPV bernilai negatif NPV 1 = NPV yang bernilai positif NPV 2 = NPV yang bernilai negatif Formula Switching Value untuk mengetahui tingkat harga yang NPV menjadi 0 adalah sebagai berikut NPV bernilai positif NPV bernilai negatif P 1 = Harga ketika NPV masih positif P 2 = Harga ketika NPV bernilai negatif NPV 1 = nilai NPV positif NPV 2 = nilai NPV negatif

4.4.3 Mekanisme Pengajuan Klaim Karbon oleh Petani Gerakan Menabung Pohon

Analisa deskriptif digunakan untuk merancang proses pengajuan klaim karbon di Skema Karbon Nusantara. Peneliti mendefinisikan pihak-pihak yang membeli dan menjual, serta mekanisme pengajuan karbon. Peneliti juga mendeskripsikan peran Pertamina Foundation sebagai perantara, petani sebagai penjual, dan perusahaan sebagai pembeli. Sumber data berupa hasil wawancara serta data sekunder berupa artikel, jurnal, maupun berita yang membahas pengajuan klaim karbon di skema karbon nusantara. 5 GAMBARAN UMUM

5.1 Keadaan Geografis

Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta terletak di ujung wilayah kecamatan Darangdan yang berbatasan langsung dengan kecamatan Bojong, dengan luas wilayah 337,8 ha. Desa ini berada di ketinggian 600 m dari permukaan laut dengan curah hujan antara 450-600 mm dan suhu udara rata-rata 32 derajat. Luas sawah di desa ini memang paling kecil dibandingkan desa lainnya di kecamatan Darangdan, yaitu hanya seluas 31 ha. Di sebelah Utara desa ini berbatasan dengan Desa Cipeundeuy, di sebelah Timur dengan Desa Sukamanah, di sebelah Selatan dengan Desa Nangewer dan di sebelah Barat dengan Desa Linggasari. Jarak tempuh desa Neglasari ke kecamatan Darangdan adalah 7,1 km, ke pusat kabupaten Purwakarta adalah 29,1 km, dan ke ibukota propinsi adalah 48,6 km. Akses menuju Desa Neglasari dari pusat kabupaten Purwakarta dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum. Desa ini didukung jalan alternatif Sawit-Wanayasa yang melintasi kota. Total waktu tempuh dari pusat kabupaten ke Desa Neglasari selama 45 menit. Namun akses jalan masih belum memadai, bahkan jalan menuju perumahan warga masih berbatu. Pemanfaatan lahan di desa ini selain untuk pemukiman warga, sebagian besar untuk perkebunan. Hanya seluas 5 ha lahan merupakan hutan rakyat, sementara 169,9 ha lahan dijadikan perkebunan rakyat. Tanaman perkebunan ada yang ditanami palawija serta buah-buahan. Tanaman palawija antara lain jagung, pisang, umbi-umbian, kacang panjang, tomat, terong, dan cabe.Sementara tanaman buah-buahan didominasi pohon pisang, manggis dan melinjo. Hasil utama perkebunan di Desa Neglasari adalah teh. Bahkan produksi teh dari desa Neglasari merupakan pasokan terbesar untuk industri teh celup nasional. Perkebunan teh di Desa Neglasari sendiri sudah dikembangkan sejak zaman kolonial Belanda. Hampir di sepanjang kanan dan kiri jalan terdapat perkebunan teh. Hingga kini terdapat 5 pabrik teh di desa Neglasari. Badan Pusat Statistik Purwakarta, 2013

5.2 Keadaan Penduduk

Sebesar 6,71 penduduk kecamatan Darangdan tinggal di Desa Neglasari. Tercatat pada tahun 2012, penduduk Desa Neglasari sebanyak 4.244 jiwa, terdiri dari 2.176 laki-laki dan 2.068 perempuan. Desa Neglasari terdiri dari 16 Rukun Tetangga, 8 Rukun Warga, dan 4 Dusun. Terdapat 1140 rumah tangga, sehingga rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga adalah 3-4 orang. Tingkat pendidikan penduduk desa Neglasari juga cukup baik. Penduduk yang berusia 5 tahun ke atas persebaran pendidikannya yaitu 391 orang belum atau tidak tamat SD, 478 orang tamat SD, 288 orang tamat SMP, 678 orang tamat SMA, dan 54 orang tamat Diploma atau Perguruan Tinggi. Penduduk Neglasari sebagian besar bekerja di perkebunan, yaitu sebanyak 797 orang, disusul buruh tani sebanyak 437 orang, sementara yang bekerja di kehutanan ada 11 orang. Perkebunan teh merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk desa Neglasari. Badan Pusat Statistik Purwakarta, 2013

5.3 Gerakan Menabung Pohon Pertamina Foundation

Gerakan Menabung Pohon GMP adalah program Pertamina Foundation di bidang lingkungan hidup dalam upaya mendukung program pemerintah yaitu Gerakan Menanam 1 Milyar Pohon. Selain menyelamatkan lingkungan hidup, program ini juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat yang terlibat. Konsep menabung pohon merupakan bentuk ecopreneurship. Ecopreneurship adalah kewirausahaan menanam dan memelihara pohon secara berkelanjutan baik dari segi sosial dan lingkungan. Status lahan yang digunakan dalam Gerakan Menabung Pohon dapat berupa lahan sewa ataupun lahan milik petani. Pelaksanaan GMP dilakukan dalam bentuk siklus. Satu siklus terdapat 12 tahap menabung pohon yaitu: 0-Draft, 1-Offering, 2-Plan, 3-Ready to Plant, 4- Planting, 5-Planted, 6-Verified, 7-Saving Tress, 8-Growing, 9-Production, 10- Sustained, dan 11-Growth. Tahap 0-6, maksimal dijalankan dalam 1 tahun, diharapkan dapat memberikan manfaat sosial berupa lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Tahap 7-8 minimal dijalankan dalam 5 tahun, diharapkan dapat menghasilkan jasa lingkungan seperti penyerapan emisi karbon di udara. Tahap 9- 11, maksimal dijalankan dalam 1 tahun, sudah dapat memberikan manfaat ekonomi dari hasil penjualan kayu. Pohon sengon yang sudah siap tebang kemudian dijual agar petani memperoleh manfaatnya. Bagi hasil untuk penjualan disesuaikan dengan peran petani selama siklus GMP, yaitu: 1. Petani berbagi hasil 70 berkewajiban melakukan “Persiapan Lahan” dan “Pemeliharaan” 2. Petani berbagi hasil 60 berkewajiban melakukan “Persiapan Lahan” 3. Petani berbagi hasil 60 berkewajiban melakukan “Pemeliharaan” 4. Petani berbagi hasil 50 Pelaksana sistem ini disebut “Sobat Bumi” yang terdiri dari : 1. Relawan Gerakan Menabung Pohon RGMP sebagai pelaksana 12 tahap dan penerima manfaat ekonomi 2. DonaturAdopterGreen Investor sebagai donaturinvestor setiap tahapan dan penerima klaim manfaat sosial-lingkungan serta minoritas ekonomi berdasar kesepakatan dengan RGMP 3. Pendukung RGMP ini adalah orang-orang yang berperan sebagai Pengembang Lot, Petani, Pembibit, Transporter, Penanam, Land-Clearing, Manajemen dan Penggalang Dana, Pengembang Situs Twitgreen, Tenaga Ahli, Verifikator, Pencari Lahan, Kelompok Tani, dan kegiatan kewirausahaan lainnya. Pembiayaan pada tahap 0-6 berasal dari donatur. Mereka mendanai kegiatan menanam bibit pohon minimal 1 lot. Bila donatur ingin melanjutkan membantu pembiayaan pemeliharaan tahap 7-8 maka RGMP bisa menawarkan sebagian manfaat ekonomi dalam bentuk sharing maksimal 20 berdasar kesepakatan yang berbasis sukarela dengan RGMP. Aksi membantu pembiayaan pemeliharaan ini disebut adopsi pohon adopter. Seorang adopter dapat berasal dari luar donatur. Peran Green Investor diperlukan pada tahap 9-11 yaitu sebagai “Logger”. Seorang logger membeli pohon yang sudah bernilai ekonomi sekaligus bertanggung jawab menanam kembali dari setiap pohon yang ditebang. Logger ini sebaiknya pemodalpabrik pengolahan kayubuah atau pelaku pasar perkayuanbuah. Dengan demikian 1