Adapun rumus menentukan Net BC dari suatu proyek adalah:
⁄
∑ ∑
2.5.3 Internal Rate of Return
Internal rate of return IRR adalah teknik untuk menghtung besar discount rate yang membuat NPV bernilai 0 Gittinger, 2008. Cara menghitung IRR
sebelumnya harus dicari discount rate yang menghasilkan NPV positif, kemudian dicari discount rate yang menghasilkan NPV negatif. Kemudian cari besar IRR:
i
1
= suku bunga saat NPV positif i
2
= suku bunga saat NPV negatif NPV
1
= NPV yang bernilai positif NPV
2
= NPV yang bernilai negatif
2.5.4 Switching Value
Switching Value adalah tingkat harga yang membuat proyek tidak lagi layak dijalankan. Rumusnya adalah sebagai berikut
P
1
= Harga saat NPV bernilai positif P
2
= Harga saat NPV bernilai negatif NPV
1
= nilai NPV positif NPV
2
= nilai NPV negatif
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai “Analisis Biaya Manfaat Perdagangan Pohon Sengon Bagi
Petani Gerakan Menabung Pohon” ini bertujuan untuk membandingkan besar biaya dan manfaat yang dikeluarkan petani dalam Gerakan Menabung
Pohon tanpa dan dengan perdagangan karbon. Penelitian ini juga menilai aspek ekonomi dari program GMP. Adapun lokasi penelitian dilakukan di Desa
Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta. Penelitian mengenai analisis biaya manfaat usaha pohon Sengon
sebelumnya telah dilakukan oleh Mita Ditya Anggraini tahun 2010 berjudul “Kelayakan Usaha Agroforestri Sengon, Kopi, dan Tanaman Palawija, di BKPH
NPV bernilai positif NPV bernilai negatif
Candiroto, KPH Kedu Utara Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah”. Dalam penelitian tersebut salah satu tujuannya mengetahui kelayakan usaha agroforestri
pohon sengon, kopi dan tanaman palawija bagi Perhutani dan pesanggem. Penelitian tersebut membandingkan besar biaya dan manfaat apabila
menggunakan harga dasar dengan harga pasar. Penelitian tidak membahas potensi penyerapan karbon oleh pohon sengon, kopi dan tanaman palawija.
Kemampuan pohon Sengon untuk menyerap karbon dilakukan dalam penelitian terpisah untuk mencari persamaan allometrik. Persamaan allometrik
berfungsi untuk menghitung kandungan biomassa pohon. Besar penyerapan karbon oleh pohon dicari dengan menghitung besar perubahan biomassa
kemudian dikali 0,5 untuk mengkonversi dalam karbon. Apabila mencari penyerapan CO
2
maka besar kandungan karbon dikali dengan 3,66. Syaiful Rachman 2009 mencari dan menggunakan persamaan allometrik
untuk menghitung potensi karbon tegakan Sengon di hutan rakyat di Desa Jugalaya, Kecamatan Jasinga, Bogor. Dari hasil penelitiannya, penyerapan karbon
pohon Sengon dikelompokkan berdasarkan diameter. Semakin besar diameter pohon, semakin besar biomassa pohon maka semakin tinggi tingkat penyerapan
karbon. Rachman juga menentukan persamaan allometrik untuk setiap bagian pohon yaitu akar, batang, ranting, daun, serta seluruh bagian pohon. Dalam
penelitian tersebut, persamaan allometrik memasukkan tinggi pohon sebagai variabel tersendiri. Persamaan allometrik yang diperoleh adalah C = 69,1 D
2,14
H
0,783
. Diperoleh potensi penyerapan karbon hutan rakyat di Desa Jugalaya sebesar 77,445 ton Cha.
Siringiringo dan Siregar 2006 dalam Krisnawati 2011 juga menghitung persamaan allometrik pohon Sengon. Persamaan allometrik yang diperoleh di
daerah Sukabumi Y = 0,1479 D
2,298
. Dari persamaan allometrik tersebut diperoleh perkiraan biomassa pohon Sengon di Sukabumi adalah sebesar 57,8 ton Cha.
Terdapat perbedaan persamaan allometrik antara pohon Sengon di Desa Jugalaya di Bogor dan pohon Sengon di Sukabumi. Faktor penyebabnya yaitu kondisi lahan
dan cuaca di kedua tempat tersebut. Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian kali ini
dipaparkan dalam tabel 2.1 di halaman selanjutnya.