Pembayaran Jasa Ekosistem Analisis Biaya Manfaat Perdagangan Karbon Bagi Petani Gerakan Menabung Pohon (Studi Kasus: Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta)

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu Penulis Tujuan Metode Hasil Mita Ditya Anggraini 2010 Kelayakan usaha agroforestri pohon sengon, kopi dan tanaman palawija bagi Perhutani dan pesanggem Analisis finansial Kegiatan agroforestri pohon sengon, kopi dan tanaman palawija di BKPH Candiroto llayak dijalankan dengan nilai NPV terbesar bagi Perhutani dan pesanggem Rp 98.577.592,- Syaiful Rachman 2009 Persamaan allometrik dan potensi penyerapan karbon pohon Sengon di hutan rakyat Desa Jugalaya Uji laboratorium terhadap kadar karbon pohon Sengon Persamaan allometrik pohon Sengon C = 69,1 D 2,14 H 0,783 . Potensi penyerapan karbon hutan rakyat di Desa Jugalaya sebesar 77,445 ton Cha. Haruni Krisnawati 2011 Paraserianthes falcataria L. Nielsen: Ecology, silviculture, and producitivity Studi literatur Persamaan allometrik pohon Sengon yang diperoleh dari Siringoringo dan Siregar 2006 Y=0,1479D 2,2989 Penelitian mengenai persamaan allometrik biomassa pohon Sengon terdahulu belum menghitung nilai ekonomi penyerapan karbon. Apabila diteliti lebih lanjut potensi perdagangan karbon terhadap kesejahteraan petani, dapat menjadi rekomendasi bagi petani hutan untuk terlibat dalam perdagangan karbon. Sehingga dalam penelitian kali ini melakukan estimasi nilai ekonomi potensi penyerapan karbon menggunakan persamaan allometrik pohon Sengon. Penelitian juga menganalisa kelayakan finansial program GMP di Desa Neglasari, ditinjau dari dua skenario, yaitu tanpa perdagangan karbon dan dengan perdagangan karbon. 3 KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan laju kerusakan hutan yang semakin memprihatinkan membuat Kementerian Lingkungan Hidup mencanangkan Gerakan Menanam 1 Milyar Pohon pada tahun 2011. Gerakan ini kemudian disahkan dalam Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia no.P-41Menhut-II2013. Pertamina Foundation turut terlibat dalam Gerakan Menabung Pohon dengan target menanam 1 juta pohon. Program ini melibatkan petani-petani dan orang-orang yang ingin ikut menyelamatkan lingkungan. Pohon-pohon yang ditanam dapat memiliki nilai tambah dari jasa lingkungan yang dihasilkan. Salah satunya kemampuan pohon untuk menyerap karbon. Penyerapan karbon telah menjadi jasa lingkungan yang diperdagangkan di dunia. Perdagangan karbon dapat memberikan pemasukan tambahan bagi petani. Petani tidak perlu menunggu sampai pohon siap tebang untuk mengambil hasil. Langkah yang perlu dipersiapkan adalah menentukan metode perhitungan karbon yang tepat. Metode perhitungan karbon menggunakan persamaan allometrik. Perhitungan allometrik untuk setiap jenis pohon berbeda, dalam penelitian ini menggunakan perhitungan allometrik untuk pohon sengon. Perhitungan allometrik bisa diperoleh dari penelitian-penelitian terdahulu yang teruji validitasnya. Langkah berikutnya melakukan analisis biaya manfaat. Analisis dilakukan dengan menilai aspek finansial dan ekonomi Gerakan Menabung Pohon dari sudut pandang petani; tanpa perdagangan karbon dan dengan perdagangan karbon. Besar Net Present Value tanpa klaim karbon dan dengan klaim karbon tentu berbeda. Besar perbedaan tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk merekomendasikan perdagangan karbon dalam program GMP. Peneliti juga membandingkan besar Net Benefit Cost, IRR dan Switching Value pada GMP. Penulis selanjutnya merancang mekanisme pembayaran karbon yang sesuai. Mekanisme pembayaran karbon adalah salah satu wujud dari PES. Dalam penelitian ini petani berperan sebagai penjual, Pertamina Foundation adalah perantara dan penulis adalah knowledge providers. Pembeli klaim karbon berasal dari perusahaan yang sudah mendaftarkan proyeknya ke Skema Karbon Nusantara. Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara yang aktif melakukan perdagangan karbon adalah PT. PLN Persero. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi penerapan perdagangan karbon bagi petani Gerakan Menabung Pohon Pertamina Foundation. Rekomendasi ini mempertimbangkan hasil dari potensi perdagangan karbon dari GMP, perancangan mekanisme klaim karbon serta analisis ekonomi dari GMP. Adapun kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada gambar 3.1 Gambar 3.1 Kerangka pemikiran penelitian Keterangan : Lingkup penelitian Aspek penelitian Titik balik penelitian Dasar hukum Usulan penerapan Gerakan Menabung Pohon Pertamina Foundation Penerapan perdagangan karbon Estimasi Nilai Ekonomi Penyerapan Karbon Mekanisme klaim karbon Benefit transfer Analisis finansial dan Analisis Ekonomi Analisa deskriptif Rekomendasi Penerapan Perdagangan Karbon bagi Petani di GMP Analisis biaya manfaat GMP dengan dan tanpa klaim karbon Potensi perdagangan karbon dari pohon sengon Mekanisme klaim karbon oleh petani kepada perusahaan yang ikut serta dalam SKN Perbandingan NPV, Net BC, IRR program GMP tanpa dan dengan perdagangan karbon Laju kerusakan hutan meningkat setiap tahun Gerakan Menanam 1 Milyar Pohon Permenhut RI no.P- 41Menhut-II2013 Perpres no. 61 th 2011 4 METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di lahan hutan milik petani yang tergabung dalam Gerakan Menabung Pohon GMP Pertamina Foundation PF di Desa Neglasari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan alasan bahwa lot terluas kedua terletak di Kabupaten Purwakarta dan lot yang punya potensi berkelanjutan terletak di Desa Neglasari. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2013-Mei 2014. Kegiatan penelitian mencakup penyusunan proposal, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, serta penulisan laporan.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi penyerapan karbon adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder tersebut berupa jurnal penelitian mengenai penyerapan karbon pohon Sengon. Jurnal penelitian berasal dari publikasi lembaga penelitian kehutanan seperti Center of International Forestry Research CIFOR dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Puslitbang Kehutanan. Peneliti menyeleksi jurnal berdasarkan kredibilitas lembaga penelitian dan penulis jurnal. Data primer bersumber dari wawancara dengan pihak Puslitbang Kehutanan. Analisa biaya dan manfaat Gerakan Menabung Pohon dengan dan tanpa klaim karbon menggunakan data primer berupa hasil wawancara mendalam dengan 3 narasumber dari relawan dan petani Gerakan Menabung Pohon GMP di Kabupaten Purwakarta dan 1 narasumber dari pihak Pertamina Foundation. Wawancaramengenai biaya dan pemasukan petani dalam menjalankan Gerakan Menabung Pohon. Wawancara dilakukan secara mendalam depth-interview dengan daftar pertanyaan kuesioner yang berstruktur. Mengkaji mekanisme pengajuan klaim karbon juga menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu hasil wawancara dengan pihak Dewan Nasional Perubahan Iklim. Sementara data sekunder berupa kajian literatur dari buku, jurnal, dan artikel berita mengenai Skema Karbon Nusantara.