VIII. STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI DI KAWASAN AGROPOLITAN
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya berdasarkan data-data kuantitatif yang ada diketahui bahwa sejak program agropolitan basis jagung yang
dilaksanakan di Kabupaten Pohuwato telah memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan pendapatan petani dan perekonomian wilayah.
Hal ini terlihat di tingkat mikro terjadi peningkatan pendapatan petani jagung karena hadirnya berbagai fasilitas penunjang dalam kegiatan agribisnis dan di
tingkat makro terjadi pergeseran struktur perekonomian dari sektor sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Namun permasalahan yang perlu mendapat
perhatian serius dari pemerintah daerah adalah belum maksimalnya keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan pembangunan dan masih rendahnya daya saing
wilayah yang ditunjukkan oleh masih rendahnya kinerja dari masing-masing sektor unggulan yang ada di Kabupaten Pohuwato dibandingkan dengan total
wilayah yaitu Provinsi Gorontalo. Rendahnya daya saing wilayah dapat menyebabkan lambatnya perkembangan ekonomi lokal wilayah Kabupaten
Pohuwato. Oleh karenanya untuk memperbaiki keadaan atau kondisi tersebut perlu diketahui faktor-faktor yang menjadi penyebabnya sehingga dapat
dirumuskan strategi pengembangannya.
8.1. Analisis Kondisi dan Status Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Pohuwato
Untuk mengetahui apakah pengembangan agropolitan di Kabupaten Pohuwato dapat mendorong pengembangan ekonomi lokal, maka harus diketahui
kondisi dan status pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pohuwato. Dan untuk mengetahui status dan kondisi pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten
Pohuwato, dilakukan analisis terhadap enam komponen atau unsur yang disebut sebagai Heksagonal PEL yaitu : kelompok sasaran PEL, faktor lokasi, kesinergian
dan fokus kebijakan, pembangunan berkelanjutan, tata pemerintahan dan proses manajemen. Keseluruhan komponen PEL dalam Heksagonal tersebut bertujuan
untuk mengembangkan ekonomi wilayah secara berkelanjutan. Dengan mengetahui faktor-faktor pengungkit dari masing-masing aspek dalam
pengembangan ekonomi lokal maka dapat diidentifikasi strategi untuk
mengembangkan ekonomi pada suatu kawasan pengembangan. Hal ini karena strategi pengembangan ekonomi disusun berdasarkan faktor pengungkit tersebut.
Berdasarkan hasil analisis RALED secara keseluruhan status Pengembangan Ekonomi Lokal Kabupaten Pohuwato berada dalam kondisi baik. Hal ini
berdasarkan hasil analisis bobot gabungan dimensi PEL yaitu sebesar 57,19 lihat Tabel 39. Namun hasil dari masing-masing dimensi atau aspek PEL Kabupaten
Pohuwato secara parsial berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Dimensi atau Aspek kelompok sasaran memiliki nilai indeks tertinggi yaitu sebesar 67,16
diikuti oleh aspek faktor lokasi dengan nilai indeks 59,50. Aspek kesinergian dan fokus kebijakan, pembangunan berkelanjutan, tata pemerintahan dan proses
manajemen memiliki nilai indeks yang lebih rendah dibandingkan kedua aspek lainnya meskipun tidak dapat dikatakan sebagai indeks yang buruk karena sudah
berada pada kisaran 50 tetapi memerlukan penanganan yang lebih teliti lagi, karena sangat rentan terhadap goncangan.
Tabel 39 Status Pengembangan Ekonomi Lokal Kabupaten Pohuwato No DimensiAspek
Nilai Bobot
Jumlah PEL
Indeks Gabungan
1 Kelompok Sasaran
67,16 0,252949095
16,98806124 2 Faktor
Lokasi 59,50
0,190570254 11,33893014
3 Kesinergian dan Fokus Kebijakan
53,49 0,158997939
8,50479974 4 Pembangunan
Berkelanjutan 51,91
0,072503375 3,763650181
5 Tata Pemerintahan
51,09 0,202353005
10,33821502 6 Proses
Manajemen 50,99
0,122626332 6,252716677
JUMLAH 57,18637299
Sumber : Hasil olahan data primer, 2007
Selanjutnya berdasarkan hasil dari masing-masing aspek dalam Pengembangan Ekonomi Lokal dengan menggunakan analisis RALED maka
dibuat perbandingan masing-masing nilai aspek dalam bentuk Diagram Radar atau diagram laba-laba seperti berikut :
Status Pengem bangan Ekonom i Lokal Kabupaten Pohuw ato
67.16 59.5