Permasalahan yang dihadapi dalam proses produksi adalah waktu penanaman yang relatif bersamaan. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan dan
penawaran akan sangat perpengaruh terhadap harga jual komoditas. Disaat panen raya maka harga akan cenderung untuk turun.
Kelemahan utama dari subsistem produksi yang demikian adalah sulitnya suatu kawasan untuk melakukan pengaturan penanaman dalam satu kawasan guna
menghindari fluktuasi harga pasar. Selain itu untuk memperoleh volume produksi yang bisa mencukupi skala ekonomi pertanian yang berorientasi industri juga sulit
untuk dilakukan. Akibatnya subsistem produksi ini sangat dipengaruhi oleh fluktusi harga pasar dan akibat lainnya adalah industri pengolahan menjadi tidak
berkembang di kawasan tersebut karena volume bahan baku yang tidak stabil dan tidak mencukupi.
5.4.3. Subsistem Pengolahan
Subsistem pengolahan di kawasan agropolitan sampai sejauh ini ternyata belum banyak berkembang. Dalam beberapa kesempatan memang sempat
dipamerkan produk olahan beberapa produk olahan seperti keripik singkong, dodol jagung. Namun hasil pengolahan ini masih dalam tahapan industri kecil
rumah tangga dimana volume produksinya masih kecil, pasarnya masih terbatas dan belum luas, serta produksinya juga belum kontinyu. Khusus untuk dodol
jagung, karena masih terbatasnya teknologi yang digunakan sehingga belum dapat dipasarkan secara luas karena masalah daya tahan dan kualitas sehingga hanya
diproduksi jika ada pesanan atau order. Belum berkembangnya industri pengolahan menyebabkan petani lebih
suka menjual langsung produknya ke pasar. Selain karena didesak kebutuhan, penjualan hasil panen dalam bentuk biji jagung langsung ke pasar sampai sejauh
ini juga masih besar tingkat permintaannya. Meskipun harga seringkali mengalami fluktuasi, namun pasar untuk komoditas jagung dalam bentuk biji
jagung sudah relatif lebih jelas dan sudah berlangsung sekian lama.
5.4.4. Subsistem Distribusi dan Pasar
Kawasan agropolitan Randangan mempunyai 1 pasar permanen sebagai tempat penjualan atau outlet penjualan jagung yang terletak di Pusat Desa
Pertumbuhan yaitu Desa Motolohu. Tetapi sebagian besar aktivitas pemasaran di kawasan agropolitan masih dikuasai oleh pedagang perantaratengkulak. Sistem
pemasaran jagung di kawasan agropolitan masih didominasi oleh tengkulak. Distribusi pemasaran jagung di kawasan agropolitan meliputi : pedagang
pengumpul tingkat desa selanjutnya pedagang pengumpul tingkat kecamatan dan ke eskportir di wilayah tersebut.
Hal ini menyebabkan petani berada dalam posisi yang lemah dalam menentukan harga dimana petani hanya sebagai pengambil harga saja, atau harga
masih ditentukan oleh pihak pedagang. STA yang ada di kawasan agropolitan masih belum berfungsi dengan baik. Dimana petani masih enggan menjual hasil
produksi ke STA karena harga jualnya masih berada di bawah harga jual pedagang pengumpul.
5.5. Fasilitasi Pemerintah dalam Pengembangan Agropolitan Randangan