sektor-sektor tersier yaitu perdagangan, keuangan dan jasa-jasa terjadi peningkatan kinerja. Hal ini mengindikasikan terjadi setelah agropolitan terjadi
pergeseran keunggulan kompetitif dari sektor primer yang mengandalkan Sumber daya alam ke sektor sekunder dan tersier yang mengandalkan aktifitas ekonomi.
Namun demikian terlihat juga bahwa sektor pertanian yang menjadi sektor unggulan masih setelah agropolitan justru mengalami penurunan kinerja yang
menggambarkan daya saing sektor tersebut masih rendah dan perlu mendapat perhatian serius, karena dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap
perekonomian wilayah.
6.2. Dampak terhadap Perekonomian Wilayah
Menurut konsep basis ekonomi wilayah, bahwa pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah terjadi karena adanya efek pengganda multiplier effect dari
pembelanjaan kembali pendapatan yang diperoleh melalui penjualan barang dan jasa yang dihasilkan wilayah itu atas penjualan keluar wilayah. Besarnya effek
pengganda pendapatan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut yang ditunjukkan oleh koefisien pengganda pendapatan yang
dihasilkannya. Untuk itu besarnya koefisien pengganda dapat diukur dengan menggunakan model analisis sebagai berikut :
6.2.1. Pengganda Pendapatan Jangka Pendek
Dalam model basis ekonomi, multiplier adalah perbandingan antara pendapatan non basis dengan total pendapatan daerah sehingga nilai ini
menggambarkan mengenai aktivitas yang dilakukan penduduk pada suatu daerah dalam perekonomian terhadap total pendapatan. Hasil perhitungan koefisien
pengganda jangka pendek dengan menggunakan model yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel memperlihatkan fluktuasi
koefisien pengganda jangka pendek dari tahun 2003 sampai 2006 Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato. Namun besar kecilnya koefisien pengganda
jangka pendek tidak hanya tergantung pada sektor basis, tetapi juga tergantung pada sektor non basis. Sehingga fluktuasi nilai pengganda jangka pendek akan
dipengaruhi oleh keseimbangan pertumbuhan antara sektor non basis dan sektor basis.
Nilai koefisien pengganda jangka pendek sektor pertanian dan sub sektor tanaman bahan makanan serta komoditi jagung Kabupaten Pohuwato lebih
rendah dibandingan dari Provinsi Gorontalo. Nilai pengganda jangka pendek sektor pertanian Provinsi Gorontalo mencapai nilai tertinggi pada tahun 2005
yaitu sebesar 3,28. Yang berarti bahwa setiap perubahan pendapatan sektor pertanian sebesar Rp. 100,- akan menyebabkan perubahan pendapatan daerah
sebesar Rp.328,-. Dan mencapai nilai terendah pada tahun 2004 yaitu sebesar 3,10 yang berarti bahwa setiap perubahan pendapatan sektor pertanian sebesar Rp.
100,- akan menyebabkan perubahan pendapatan daerah sebesar Rp.310,-. Sedangkan nilai pengganda jangka pendek sektor pertanian Kabupaten Pohuwato
mencapai nilai tertinggi pada tahun 2006 yaitu sebesar 2,17. Ini berarti bahwa setiap perubahan pendapatan pada sektor pertanian sebesar Rp.100,- akan
menyebabkan perubahan pendapatan daerah sebesar Rp. 217,-. Selanjutnya nilai koefisien pengganda jangka pendek komoditi jagung Provinsi Gorontalo
mencapai nilai tertinggi pada tahun 2004 yaitu sebesar 30,22 dan mencapai nilai terandah tahun 2005 yaitu sebesar 15,63. Hal ini berarti bahwa pada setiap
perubahan pendapatan pada komoditi jagung sebesar Rp.100 akan menyebabkan perubahan pada pendapatan daerah sebesar Rp. 3.022,- pada tahun 2004 dan
Rp.1.563.- tahun 2005. Sedangkan untuk Kabupaten Pohuwato, nilai pengganda pendapatan jangka pendek mencapai nilai tertinggi pada tahun 2004 sebesar 5,59
dan nilai terendah tahun 2006 yaitu sebesar 5,24. Hal ini berarti setiap perubahan pendapatan pada komoditi jagung sebesar Rp. 100,- akan menyebabkan perubahan
pada pendapatan daerah sebesar Rp. 559,- pada tahun 2004 dan Rp. 524,- pada tahun 2006.
Sektor industri pengolahan di Provinsi Gorontalo memiliki nilai LQ 1 sehingga tidak dapat dilakukan pergitungan koefisien pengganda jangka pendek.
Keadaan ini berarti bahwa sektor ini dalam perekonomian Gorontalo hanya mampu mensuplai hasilnya untuk kebutuhan dalam perekonomian sendiri atau
bahkan kurang dari yang dibutuhkan oleh perekonomian Provinsi Gorontalo. Sedangkan nilai koefisien pengganda pendapatan jangka pendek sektor industri
pengolahan di Kabupaten Pohuwato mencapai nilai tertinggi pada tahun 2006 yaitu sebesar 16,07 dan terendah pada tahun 2004 yaitu sebesar 15,10. Hal ini
berarti bahwa setiap perubahan pendapatan pada sektor industri pengolahan sebesar Rp.100,- akan menyebabkan perubahan pada pendapatan daerah
Kabupaten Pohuwato sebesar Rp. 1.607,- pada tahun 2006 dan Rp. 1.510,- pada tahun 2004. Selanjutnya sektor listrik dan air bersih memberikan dampak
pengganda jangka pendek yang paling tinggi di Kabupaten Pohuwato yaitu pada sebesar 128,00 pada tahun 2004. Hal ini berarti bahwa setiap perubahan
pendapatan pada sektor listrik dan air bersih sebesar Rp.100 akan menyebabkan perubahan pada pendapatan daerah sebesar Rp.12.800,-
Tabel 32 Pengganda Pendapatan Jangka Pendek Berbagai Sektor di Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato Tahun 2003 - 2006
Provinsi Gorontalo Kabupaten Pohuwato
Lapangan Usaha 2003
2004 2005
2006 2004
2005 2006
Pertanian 3,17
3,10 3,28 3,26
2,01 2,12 2,17 Tan.Bahan
Makanan 7,39
7,62 7,14 7,02
4,64 4,47 4,54 - Jagung
29,65 30,22
15,63 16,12
5,59 5,51
5,24 - Padi
20,32 -
21,88 -
- -
- Pertambangan
- - - - - - - Industri
Pengolahan - - - - 15,10
15,25 16,07
Listrik dan Air Bersih -
- -
- 128,00 123,23 114,94
Bangunan 13,00
13,94 13,61 12,99
12,42 12,69 12,24 Perdagangan
- - - - 6,67 5,49
5,81 Pengangkutan 11,57
10,58 9,90
9,68 -
- -
Keuangan - - - - - - -
Jasa-jasa 5,73 6,08
5,38 5,25
- -
- Sumber : Data Hasil Olahan, 2007
Dari nilai pengganda pendapatan jangka pendek terlihat bahwa sektor pertanian dan terlebih khusus komoditi unggulan jagung memiliki kontribusi yang
cukup besar terhadap perekonomian Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato meskipun dari tahun ke tahun mengalami kecenderungan menurun. Berdasarkan
hasil analisis Tabel 32, terlihat bahwa sektor-sektor primer di Kabupaten Pohuwato memiliki koefisien pengganda jangka pendek yang lebih kecil
dibandingkan dengan sektor-sektor sekunder dan tersier. Hal ini mengindikasikan 92
bahwa di samping sektor primer sektor-sektor sekunder dan tersier juga memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan di Kabupaten Pohuwato.
6.2.2. Pengganda Pendapatan Jangka Panjang