Faktor Pengungkit Aspek Kesinergian dan Fokus Kebijakan

Pendekatan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan memberikan perhatian yang lebih pada sektor ini dengan cara mengalokasikan dana yang lebih untuk sektor ini sehingga pemerintah dapat menyediakan pelayanan pendidikan dasar cuma-cuma bagi masyarakat prasejahtera atau masyarakat miskin dengan kualitas fasilitas pendidikan yang baik. Selanjutnya meningkatkan, memperluas dan memeratakan pendidikan dan kesempatan belajar terutama didaerah terpencil dan masyarakat miskin. Dengan demikian maka masyarakat desa dapat tetap berada di desa karena ketersediaan pendidikan sudah dapat diperoleh di desa. 8.2.2.3.Fasilitas umum dan sosial Belum tersedianya fasilitas umum dan sosial yang memadai diseluruh kecamatan merupakan permasalahan yang banyak terdapat di Kabupaten Pohuwato. Minimnya fasilitas kesehatan dan sarana prasarana rekreasi dan olahraga, sangat berpengaruh terhadap produktivitas masyarakat desa karena masyarakat yang sehat akan menghasilkan kinerja yang baik dan berkontribusi terhadap pembangunan kawasan. Belum baiknya fasilitas jalan dan jembatan menjadi masalah dalam masyarakat karena terkait dengan mata pencaharian dari sebagian besar masyarakat. Karenanya salah satu usaha untuk meningkatkan pengembangan ekonomi lokal adalah dengan melengkapi pengadaan fasilitas umum dan sosial yang lebih berkualitas bagi masyarakat desa. Diharapkan dengan tersedianya fasilitas-fasilitas ini maka ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas dapat tersedia sehingga menghasilkan kinerja yang baik dalam kegiatan proses produksi agribisnis dan agoindustri jagung.

8.2.3. Faktor Pengungkit Aspek Kesinergian dan Fokus Kebijakan

8.2.3.1.Kebijakan pengembangan pusat pertumbuhan di perdesaan agropolitan Belum maksimalnya kinerja agropolitan di Kabupaten Pohuwato disebabkan karena belum belum adanya koordinasi yang baik dari berbagai instansi yang terkait dengan agropolitan. Disamping itu masyarakat sebagai faktor kunci pelaksanaan agropolitan memegang peran besar dalam keberhasilan pengembangan ekonomi lokal di kabupaten pohuwato. Semangat, motivasi dan 137 kemauan keras dari mayarakat serta koordinasi yang baik dari berbagai elemen dalam pemeritahan dan dunia usaha merupakan sinergi yang dapat membawa kinerja agropolitan lebih baik lagi kedepan. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan terlihat bahwa pengembangan Kawasan Agropolitan Randangan Kabupaten Pohuwato masih pada taraf pengembangan sentra produksi pertanian. Masalah ketersediaan lapangan disektor non pertanian, permukiman penduduk, sanitasi dan infrastrukur urban lainnya belum banyak tersedia di perdesaan. Karenaya perlu lebih diintensifkan lagi pengembangan sarana dan prasarana kesejahteraan sosial yang memadai sehingga masyarakat pohuwato dapat merasa nyaman berada di Pohuwato karena berbagai fasilitas yang tersedia sehingga dapat menekan laju migrasi penduduk ke kota. 8.2.3.2.Kebijakan kerjasama antar daerahpemda Permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Pohuwato sebagai kabupaten pemekaran baru masih sangat kompleks. Aspirasi untuk memisahkan diri menjadi kabupaten baru merupakan salah satu semangat dari masyarakat dan pemerintah untuk terus mengembangkan daerahnya. Namun egosentris daerah masih melekat dalam pemerintahan Kabupaten Pohuwato. Otonomi Daerah memang dapat membuat suatu kabupaten dapat berkembang cepat karena keputusan mengenai pengelolaan daerah dapat ditangani oleh Pemerintah Daerah, tidak tergantung pada intervensi pusat. Namun di satu sisi dapat pula membuat daerah stagnan, jika Pemerintah Daerah menjalankan pemerintahan dan pembangunan tanpa melihat keterkaitan dengan daerah lain dalam hal ini keterkaitan regional. Kerjasama regional sangat diperlukan dalam pengembangan ekonomi lokal karena dengan adanya kerjasama maka alokasi dana pembangunan dapat dilakukan lebih efisien dan efektif. Perlu didorong kerjasama dengan kabupaten lain misalnya Kabupaten Boalemo terkait dengan produksi jagung sehingga dapat memenuhi skala ekonomi dan produksi. Sehingga kontinuitas produk dapat terjaga dan kelangsungan agribisnis dapat berkesinambungan. 8.2.4. Faktor Pengungkit Aspek Pembangunan Berkelanjutan 8.2.4.1.Jumlah perusahaan yang melakukan inovasi pengembangan produk dan pasar Belum berkembangnya industri pengolahan produk, menyebabkan jumlah perusahan yang melakukan inovasi produk belum berkembang di Kabupaten Pohuwato. Kondisi eksisting yang ada terlihat bahwa produk unggulan jagung masih memiliki pasar yang terbatas, dimana konsentrasi pemerintah masih tertuju sebagai produk eksport dalam bentuk biji jagung. Padahal jagung dapat dikembangkan menjadi produk olahan yang memiliki prospek yang besar melalui diversifikasi produk. Oleh karenaya, perlu dikembangkan keberagaman produk sehingga pasar menjadi semakin terbuka. Hal ini dapat mendorong pengembangan ekonomi lokal kearah yang lebih baik. Disamping itu, terlihat bahwa pasar komoditas jagung lebih banyak memenuhi permintaan luar kawasan baik secara regional maupun internasional. Padahal diketahui bersama selain sebagai bahan baku industri, jagung merupakan bahan pangan dan merupakan makanan pokok masyarakat Gorontalo yaitu beras jagung yang dalam bahasa lokal sebagai Baalobinthe . Namun karena adanya ’politik perberasan’ menyebabkan beras menjadi superior dibandingkan beras jagung sehingga posisinya menjadi termarginalkan. Dengan semakin baiknya image jagung sekarang ini sangat membuka peluang pengembangan pasar lokal untuk komoditas ini sebagai bahan pangan. Karena itu perlu diarahkan penggunaan pangan alternatif beras jagung sebagai makanan pokok masyarakat sehingga dapat merangsang investasi industri penggilingan beras jagung di tingkat masyarakat . 8.2.4.2.Kontribusi Pel terhadap peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pohuwato berada dalam kondisi baik. Namun demikian tingkat pendapatan masyarakat Pohuwato masih rendah jika dibandingkan dengan daerah lainnya.. Karena itu diperlukan upaya-upaya memaksimalkan potensi ekonomi daerah sehingga dapat meningkatan pendapatan masyarakat Pohuwato secara keseluruhan. Perlu adanya fokus terhadap program-program yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat petani 139 dengan mengadakan berbagai pelatihan–pelatihan baik dalam budidaya maupun dalam kewirausahaan. Perlu lebih diperhatikan usaha-usaha kecil masyarakat dan perlu dirangsang penciptaan usaha-usaha baru oleh masyarakat lokal dengan memanfaatkan sumber daya lokal. 8.2.4.3.Jumlah perusahaan yang memiliki business plan Masih belum berkembangnya industri pengolahan di Kabupaten Pohuwato menyebabkan kurangnya investasi di Kabupaten Pohuwato, hal ini berdampak pada kurangnya jumlah perusahaan yang memiliki business plan. Ke depannya perlu dirangsang masuknya investasi swasta yang memiliki perencanaan bisnis yang matang dan memiliki keterkaitan kedepan dan kebelakang yang besar dengan basis pertanian yang ada di Kabupaten Pohuwato. 8.2.5. Faktor Pengungkit Aspek Tata Pemerintahan 8.2.5.1.Manfaat asosiasi organisasi bagi anggotanya