8.2.1.3. Kampanye peluang berusaha
Selanjutnya untuk lebih mengembangkan perekonomian kawasan, perlu disosialisasikan atau diinformasikan berbagai peluang usaha dari berbagai skala
usaha yaitu usaha skala kecil, menengah dan besar. Hal ini diperlukan agar masyarakat dan dunia usaha dapat melihat sektor-sektor mana saja yang dapat
dimasuki dalam agribisnis dan agroindustri jagung, baik dari sektor hulu sampai ke sektor hilir. Dengan demikian akan membuat makin banyak masyarakat lokal
dan investor luar daerah untuk tertarik dan berinvestasi di Kabupaten Pohuwato.
8.2.2. Faktor Pengungkit Aspek Faktor Lokasi 8.2.2.1. Pelayanan perijinan satu atap
Proses pelayanan publik yang berbelit dengan birokrasi yang rumit menjadi faktor penghalang dalam masuknya investasi disuatu daerah. Di
Kabupaten Pohuwato hal ini sering menjadi permasalahan, dimana panjangnya birokrasi dan lamanya dalam pengurusan perijinan menjadi penghambat bagi
investor untuk berinvestasi. Belum adanya investor yang berinvestasi dalam sektor agribisnis dan agroindustri jagung menjadi tantangan bagi Pemerintah
Daerah untuk mengevaluasi kebijakan yang ada. Untuk memudahkan proses penyelenggaraan perijinan agar lebih efisien dan efektif diperlukan pelayanan
perijinan satu atap sehingga calon investor merasa dimudahkan dan tertarik untuk berinvestasi di Kabupaten Pohuwato, disamping itu perlu adanya ransangan
insentif bagi investor yang berinvestasi dalam agribisnis dan agroindustri jagung.
8.2.2.2. Kualitas dari fasilitas pendidikan
Rendahnya kualitas pendidikan di kabupaten Pohuwato terutama disebabkan kaena : 1 Ketersediaan pendidik yang belum memadai baik secara
kualitas maupun kuantitas. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pohuwato, tingkat kelayakan guru yang tidak layak mengajar untuk SDMD
90,46 untuk SMPMTS 55,70 dan untuk SMASMKMA sebesar 16,67 2 kesejahteraan pendidik yang masih rendah, 3 fasilitas belajar yang masih belum
mencukupi secara memadai, dan 4 biaya operasional pendidikan yang belum tersedia secara memadai. Disamping itu banyaknya jumlah sekolah yang berada
dalam keadaan rusak menyebabkan faktor ini menjadi faktor pengungkit.
Pendekatan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan memberikan perhatian yang lebih pada sektor ini dengan cara
mengalokasikan dana yang lebih untuk sektor ini sehingga pemerintah dapat menyediakan pelayanan pendidikan dasar cuma-cuma bagi masyarakat
prasejahtera atau masyarakat miskin dengan kualitas fasilitas pendidikan yang baik. Selanjutnya meningkatkan, memperluas dan memeratakan pendidikan dan
kesempatan belajar terutama didaerah terpencil dan masyarakat miskin. Dengan demikian maka masyarakat desa dapat tetap berada di desa karena ketersediaan
pendidikan sudah dapat diperoleh di desa.
8.2.2.3.Fasilitas umum dan sosial
Belum tersedianya fasilitas umum dan sosial yang memadai diseluruh kecamatan merupakan permasalahan yang banyak terdapat di Kabupaten
Pohuwato. Minimnya fasilitas kesehatan dan sarana prasarana rekreasi dan olahraga, sangat berpengaruh terhadap produktivitas masyarakat desa karena
masyarakat yang sehat akan menghasilkan kinerja yang baik dan berkontribusi terhadap pembangunan kawasan. Belum baiknya fasilitas jalan dan jembatan
menjadi masalah dalam masyarakat karena terkait dengan mata pencaharian dari sebagian besar masyarakat. Karenanya salah satu usaha untuk meningkatkan
pengembangan ekonomi lokal adalah dengan melengkapi pengadaan fasilitas umum dan sosial yang lebih berkualitas bagi masyarakat desa. Diharapkan
dengan tersedianya fasilitas-fasilitas ini maka ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas dapat tersedia sehingga menghasilkan kinerja yang baik dalam
kegiatan proses produksi agribisnis dan agoindustri jagung.
8.2.3. Faktor Pengungkit Aspek Kesinergian dan Fokus Kebijakan