46 Gambar 24. Grafik Hablur Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851
Hasil analisis statistik menunjukkan nilai F hitung untuk sumber keragaman pemupukan, interaksi, dan klon tebu menunjukkan hasil yang tidak
berbeda nyata, sementara nilai F hitung untuk sumber keragaman ulangan menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Berikut ini uji duncan untuk ulangan:
Tabel 18. Uji Duncan untuk Ulangan pada Hablur
Ulangan Rataan Hablur kuintalha
1 100 a
2 85 b
3 84 b
Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5.
Ulangan 1 memiliki nilai hablur 100 kuintalha, nilai tersebut lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan dua ulangan lainnya. Sementara itu,
ulangan 2 dan 3 menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.
4.2.7. Pembahasan Keseluruhan Analisis Statistik Keragaan dan Hasil Tebu
Hasil uji statistik yang meliputi keragaan jumlah batang, tinggi batang, dan diameter batang dan hasil bobot tebu, rendemen, dan hablur pada sumber
keragaman pemupukan, klon tebu, interaksi dan ulangan menunjukkan hasil yang berbeda pada setiap sumber keragaman yang diukur. Khusus untuk sumber
keragaman pemupukan dan interaksi menunjukkan bahwa pemupukan a, pemupukan b, pemupukan c, dan pemupukan d tidak berbeda nyata terhadap
keragaan dan hasil tebu transgenik IPB 1. Oleh karena itu, pemupukan yang telah efektik untuk tebu transgenik IPB 1 adalah pemupukan a dengan dosis N 50 dan
dosis P 50.
40 50
60 70
80 90
100 110
120 130
P S
I P
B 1-
1 P
S I
P B
1- 2
P S
I P
B 1-
3 P
S I
P B
1- 4
P S
I P
B 1-
5 P
S I
P B
1- 6
P S
I P
B 1-
7 P
S I
P B
1- 1
2 P
S I
P B
1- 1
7 P
S I
P B
1- 2
1 P
S I
P B
1- 3
4 P
S I
P B
1- 3
6 P
S I
P B
1- 3
7 P
S I
P B
1- 4
P S
I P
B 1-
4 6
P S
I P
B 1-
5 1
P S
I P
B 1-
5 2
P S
I P
B 1-
5 3
P S
I P
B 1-
5 5
P S
I P
B 1-
5 6
P S
I P
B 1-
5 9
P S
I P
B 1-
6 2
P S
I P
B 1-
7 1
Is oge
n ik
P S
851
Hab lu
r Ku
in tal
h a
Klon Tebu
Perlakuan a N 50 dan P 50 Perlakuan b N 100 dan P 50
Perlakuan c N 50 dan P 100 Perlakuan d N 100 dan P 100
47 Pengaruh pemupukan yang tidak berbeda nyata, dikarenakan tebu mampu
mencukupi kebutuhan hara terutama P dengan cara melakukan perombakan P organik pada asam fitat oleh bantuan enzim fitase menjadi P anorganik sehingga
tersedia bagi tanaman. Pelepasan P pada asam fitat juga berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur lain seperti Ca
2+
, Fe
2+,
dan Mg
2+
yang terkhelat pada stuktur asam fitat Gambar 25.
Gambar 25. Struktur Asam Fitat yang Mengkhelat Unsur Bervalensi Dua
Gambar 26. Proses Perombakan Asam Fitat Unsur Mg
2+
digunakan tanaman tebu untuk sintesis klorofil dan P merupakan sumber energi ATP untuk metabolisme tanaman. Peran kedua unsur
tersebut pada akhirnya akan meningkatkan fotosintesis dan metabolisme sehingga produktivitas tanaman tebu akan meningkat. Pelepasan fitase ke lingkungan
sekitar perakaran juga akan meningkatkan ketersediaan berbagai mineral sehingga efisiensi pemupukan P yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas tebu
Santosa, 2004. Keragaan jumlah batang dan tinggi batang berpengaruh terhadap nilai
rendemen. Selain itu, rendemen yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh klon tebu. Hal ini senada dengan yang dijelaskan oleh Nurhasanah 2007, fitat merupakan
48 bentuk penyimpanan fosfat dalam tanaman yang merupakan bentuk P terikat yang
sukar digunakan tanaman. Fosfat ini dapat dimanfaatkan oleh tanaman bila senyawa fitat telah di hidrolisis sehingga akan menghasilkan ester yang berfosfat
rendah dan melepaskan unsur P organik. Pelepasan P organik yang terdapat didalam sel tanaman merupakan sumber energi. Pelepasan P organik juga
berpengaruh terhadap pelepasan unsur Mg
2+
yang terkhelat dalam struktur fitat sehingga memberikan pengaruh positif pada proses pembentukan klorofil.
Pembentukan klorofil tersebut akan meningkatkan fotosintesis yang merupakan pembentukan gula yang pada akhirnya akan meningkatkan rendemen tebu.
Interaksi antara pemupukan dan klon tebu juga menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada seluruh analisis ragam yang meliputi jumlah batang,
tinggi batang, diameter batang, bobot, rendemen, dan hablur. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa antara pemupukan dan klon tebu tidak ada hubungan
yang saling mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan ulangan sebagai kelompok Gambar 2.
Pengelompokan tersebut didasarkan pada perbedaan saluran irigasi pada lahan yang digunakan sebagai tempat penelitian. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
ulangan memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap keragaan dan hasil tebu transgenik IPB 1. Dari 9 analisis ragam, 7 diantaranya menunjukkan bahwa
ulangan memiliki pengaruh yang berbeda nyata, kemudian 6 dari 7 ulangan yang berbeda nyata tersebut menunjukkan bahwa ulangan 1 sering muncul dengan
memiliki nilai rataan yang tertinggi dibandingkan dengan ulangan 2 dan 3. Perbedaan hasil itu lebih disebabkan oleh faktor irigasi inlet-outlet. Ulangan 1
berada di sebelah utara yang lebih dekat dengan saluran irigasi utama, sungai, yang mengarah dari timur ke barat Lampiran 24. Hal tersebut memungkinkan
ulangan 1 mendapatkan pengairan yang lebih baik dibandingkan dengan ulangan 2 dan 3 sehingga berpengaruh terhadap keragaan dan hasil tebu yang lebih tinggi
pada ulangan 1.
4.3. Skoring Klon Terbaik Tebu Transgenik IPB 1