3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman tebu termasuk dalam famili Gramineae atau lebih dikenal sebagai kelompok rumput-rumputan. Secara morfologi, tanaman tebu bisa dibagi
menjadi beberapa bagian, yaitu batang, akar dan bunga. Terdapat tiga jenis spesies tebu yang dikenal, yaitu S. officinarium, S. robustum, dan S. spontaneum, serta
dua sub spesies, yaitu S. sinense dan S. barberi Fauconnier, 1993. Dari tiga spesies tersebut, Saccharum officinarum merupakan jenis yang paling banyak
dikembangkan dan dibudidayakan karena kandungan sukrosanya yang tinggi Sudiatso, 1982.
PS 851 merupakan varietas unggul hasil dari persilangan antara PS 57 varietas unggul yang dilepas P3GI tahun 1985 dengan B 37172 varietas
introduksi dari Barbados, Amerika Latin. PS 851 mempunyai perkecambahan baik dengan sifat pertumbuhan awal dan pembentukan tunas yang serempak,
berbatang tegak, diameter sedang, berbunga jarang, dan kadar sabut sekitar 14. Keunggulan lain dari tebu PS 851, yaitu daun tua mudah lepas dan tanaman tegak
memberikan tingkat potensi rendemen tinggi.
2.1. Tebu Trasngenik
Tebu transgenik adalah tebu yang telah disisipi gen fitase yang mampu meningkatkan ketersediaan fosfor dalam jaringan tanaman dengan cara mengubah
asam fitat yang merupakan bentuk P-organik yang sukar digunakan tanaman dalam jaringan menjadi P dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tanaman
Santosa, 2010. Tebu transgenik akan tumbuh lebih baik dibandingkan tebu nontransgenik karena dapat menghasilkan enzim fitase yang dapat melarutkan
fosfat sehingga tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tebu transgenik dengan penyisipan gen fitase dimungkinkan akan memberi dampak
positif terhadap ekologi tanah terutama pada daerah perakaran.
2.2. Fitat dan Fitase
Fitat dalam tanaman merupakan bentuk P yang disimpan dalam bentuk fosfat dan sukar digunakan. Fosfat tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman bila
senyawa fitat telah dihidrolisis karena akan dihasilkan ester yang berfosfat rendah
4 dan terlepasnya unsur fosfat anorganik. Fosfat organik yang ada di dalam sel
tanaman akan memberikan pengaruh positif pada proses pembentukan klorofil sehingga meningkatkan fotosintesis dan metabolisme tanaman tebu yang pada
akhirnya akan meningkatkan rendemen tebu Nurhasanah, 2007. Fitase mio-inositol heksafosfat fosfohidrolase, E.C. 3.1.3.8. merupakan
suatu fosfomonoeterase yang mampu menghidrolisis asam fitat menjadi orthifosfat organik dan ester-ester fosfat dari mio-inositol yang lebih rendah.
Asam fitat adalah sejenis ester fosfat yang dapat mengikat mineral penting Ca
2+
, Fe
2+
, Mg
2+
dan protein Widowati et al., 2008. Pelepasan fitase ke lingkungan sekitar perakaran juga akan meningkatkan ketersediaan berbagai mineral sehingga
efisiensi pemupukan P yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas tebu Santosa, 2004. Tanaman tebu secara alami telah memiliki aktivitas fitase, tetapi
aktivitasnya rendah sebagai contoh pada tebu cv PS 851 hanya 0,047-0,059 U ml
-1
Nurhasanah, 2007.
2.3. Fosfor