11
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari –Agustus 2011. Pengukuran
keragaan dilakukan langsung di Kebun Percobaan Sumbersuko V910, PG Djatiroto, Jawa Timur. Sementara pengukuran untuk rendemen dan hablur
dilakukan di laboratorium PG Djatiroto.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 23 klon tebu transgenik IPB 1 dan 1 klon tebu isogenik PS 851 non-transgenik sebagai kontrol sehingga
jumlahnya menjadi 24 klon tebu. 23 klon tebu transgenik IPB 1 ini didapatkan dari hasil seleksi 69 klon tebu transgenik IPB 1 yang telah dilakukan pada
penelitian sebelumnya oleh Miza 2009. Pemilihan 23 klon tebu transgenik IPB 1 ini juga karena merupakan yang paling unggul dari segi keragaan, kandungan hara
N dan P serta kandungan klorofil dan tingkat laju fotosintesisnya Marliani, 2011. Berikut ini merupakan 23 klon tebu transgenik yang digunakan dalam
penelitian IPB 1-1, IPB 1-2, IPB 1-3, IPB 1-4, IPB 1-5, IPB 1-6, IPB 1-7, IPB 1- 12, IPB 1-17, IPB 1-21, IPB 1-34, IPB 1-36, IPB 1-37, IPB 1-40, IPB 1-46, IPB
1-51, IPB 1-52, IPB 1-53, IPB 1-55, IPB 1-56, IPB 1-59, IPB 1-62, dan IPB 1-71. Alat-alat yang digunakan antara lain: meteran, hand counter, dan skate
match. Bahan yang digunakan antara lain: pupuk ZA, pupuk SP-36, pupuk KCl, dan asetat timbal basa.
3.3. Perlakuan
Setiap klon diberikan empat perlakuan pemupukan yang berbeda, yaitu: a N 50 dan P 50, b N 100 dan P 50, c N 50 dan P 100, dan d N
100 dan P 100. Empat pemupukan tersebut mengikuti dosis standar rekomendasi pemupukan untuk tebu, yaitu: 800 kg ZAha, 200 kg SP-36ha. 800
kg ZAha, 200 kg SP-36ha diberikan bersama-sama dengan 100 kg KClha yang merupakan dosis rekomendasi untuk area tersebut. Pemberian pupuk dibagi
menjadi dua kali. Pertama, pemupukan 400 kg ZAha dan 200 kg SP-36ha pada
12 waktu tanam bibit. Kedua, pemupukan 400 kg ZAha dan 100 kg KClha pada
waktu umur tebu 30-40 hari setelah tanam.
3.4. Rancangan Penelitian