Deskripsi Karakteristik Lokasi Penelitian Skoring Klon Terbaik Tebu Transgenik IPB 1

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Karakteristik Lokasi Penelitian

Tebu transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 ditanam di Kebun Percobaan Sumbersuko V910, PG Djatiroto, Jawa Timur. Secara administrasi, lokasi penanaman termasuk kedalam wilayah Kecamatan Djatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dan letak geografis lokasi penanaman berada pada 113 o 18’11”–113 o 25’5” BT dan 8 o 70’30”–8 o 12’30” LS, terletak pada ketinggian 29 mdpl. Lokasi penanaman untuk penelitian tebu transgenik IPB 1 ini digunakan lahan seluas ± 10.000 m 2 . Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian PG Djatiroto, Lumajang, Jawa Timur.

4.2. Pengaruh Pemupukan Terhadap Keragaan dan Hasil Tebu

Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Ada beberapa fase pertumbuhan pada tebu, yaitu fase perkecambahan, fase pertunasan 1-3 bulan, fase pemanjangan batang 3-9 bulan, dan fase kemasakanfase generatif maksimal 10-12 bulan. Pengamatan keragaan tebu transgenik IPB 1 dan isogenik PS 851 dalam penelitian ini dilakukan pada waktu 18 tebu berumur 6 bulan dan 9 bulan, dimana tebu masih berada pada fase pemanjangan batang. Proses pemanjangan batang merupakan pertumbuhan yang didukung oleh perkembangan beberapa bagian tanaman, yaitu perkembangan tajuk daun, akar, dan pemanjangan batang. Keragaan tebu transgenik IPB 1 dan isogenik PS 851 yang diamati pada penelitian ini meliputi keragaan tebu, yaitu: jumlah batang, tinggi batang, dan diameter batang, dan hasil tebu, yaitu: bobot, rendemen, dan hablur.

4.2.1. Pengaruh Pemupukan Terhadap Keragaan Jumlah Batang Tebu

Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Data keragaan jumlah batang tebu transgenik IPB 1 dan isogenik PS 851 umur 6 bulan dan 9 bulan disajikan pada Tabel 2. Jumlah dosis pemupukan N dan P yang berbeda pada setiap klon tebu menghasilkan nilai rataan jumlah batang yang berbeda. Tebu transgenik IPB 1 memiliki nilai rataan jumlah batang yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rataan isogenik PS 851 pada pemupukan b, c, dan d saat umur 6 bulan. Tabel 2. Data Jumlah Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan. Klon Jumlah Batang 6 Bulan satuan Jumlah Batang 9 Bulan satuan a b c d rataan a b c d rataan IPB 1-1 65 72 65 73 69 71 66 58 57 63 IPB 1-2 61 65 60 65 63 62 58 57 58 59 IPB 1-3 68 67 61 71 67 68 69 60 63 65 IPB 1-4 63 70 57 67 64 62 60 50 61 58 IPB 1-5 70 69 69 60 67 68 62 64 53 62 IPB 1-6 66 68 62 61 64 63 58 58 57 59 IPB 1-7 62 64 60 67 63 59 67 59 63 62 IPB 1-12 58 63 56 65 60 57 57 56 60 58 IPB 1-17 71 74 62 59 67 67 61 56 61 61 IPB 1-21 61 52 60 54 57 56 55 61 49 55 IPB 1-34 64 62 65 68 65 53 57 67 55 58 IPB 1-36 68 64 67 64 66 62 55 63 51 58 IPB 1-37 62 68 65 66 65 64 61 61 62 62 IPB 1-40 55 68 64 65 63 60 67 60 61 62 IPB 1-46 67 60 58 67 63 66 63 60 60 62 IPB 1-51 57 68 56 63 61 65 63 60 56 61 IPB 1-52 66 72 68 69 69 65 69 60 58 63 IPB 1-53 68 76 64 67 69 61 66 58 57 61 IPB 1-55 62 70 63 60 64 66 62 61 55 61 IPB 1-56 52 68 65 66 63 55 66 60 60 60 IPB 1-59 69 69 65 57 65 66 64 69 51 63 IPB 1-62 55 53 42 61 53 61 52 47 50 52 IPB 1-71 63 62 56 67 62 63 61 53 50 57 Isogenik PS 851 kontrol 63 57 58 63 60 56 59 65 57 59 o rataan transgenik IPB 1 63 66 61 64 63 62 59 57 Keterangan: a = pemupukan N 50 dan P 50 b = pemupukan N 100 dan P 50 c = pemupukan N 50 dan P 100 d = pemupukan N 100 dan P 100 nilai klon tebu merupakan rataan dari nilai ulangan 1, 2, dan 3. 19 Saat umur 6 bulan, klon tebu transgenik IPB 1-53 pada pemupukan b memiliki jumlah batang yang terbanyak dengan nilai 76 batang sedangkan klon tebu transgenik IPB 1-62 pada pemupukan c memiliki jumlah batang terendah dengan nilai 42 batang. Kemudian, saat umur 6 bulan, pemupukan b memiliki nilai rataan jumlah batang tertinggi, disusul pemupukan d, pemupukan a, dan pemupukan c yang memiliki nilai rataan jumlah batang terendah. Penyebaran data jumlah batang umur 6 bulan bisa dilihat lebih jelas pada Gambar 4. Gambar 4. Grafik Jumlah Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan. Saat umur 9 bulan, tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan a dan pemupukan b memiliki nilai rataan jumlah batang yang lebih tinggi dibandingkan isogenik PS 851, sedangkan pada pemupukan c nilai rataan jumlah batangnya lebih rendah dibandingkan isogenik PS 851 Tabel 2. Nilai rataan jumlah batang tebu tertinggi saat umur 9 bulan ada pada pemupukan a, disusul pemupukan b, pemupukan c, dan pemupukan d. Posisi urutan nilai jumlah batang telah mengalami perubahan dari umur 6 bulan ke 9 bulan, perubahan urutan terjadi dikarenakan klon tebu mengalami penambahan dan pengurangan jumlah batang, namun perubahan tersebut lebih didominasi oleh berkurangnya jumlah batang. Seperti yang terjadi pada pemupukan d, rataan jumlah batang tebu transgenik IPB 1 mengalami penurunan jumlah batang yang cukup signifikan dari 64 batang menjadi 57 batang. Turunnya 20 30 40 50 60 70 80 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 Ju m lah B at an g s at u an Klon Tebu Pemupukan a N 50 dan P 50 Pemupukan b N 100 dan P 50 Pemupukan c N 50 dan P 100 Pemupukan d N 100 dan P 100 20 jumlah batang tersebut disebabkan adanya batang tebu yang roboh dan serangan hama penggerek batang. Klon tebu transgenik IPB 1-1 pada pemupukan a memiliki jumlah batang terbanyak dengan nilai 71 batang, sedangkan klon tebu transgenik IPB 1-62 pada pemupukan c memiliki nilai jumlah batang terendah dengan nilai 47 batang. Tebu transgenik IPB 1 pemupukan a umur 9 bulan memiliki rataan jumlah batangnya tertinggi yaitu 63 batang. Penyebaran nilai jumlah batang tebu umur 9 bulan bada empat pemupukan dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 5. Gambar 5. Grafik Jumlah Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 9 Bulan. Selanjutnya, dibandingkan nilai jumlah batang tebu saat umur 6 bulan dengan 9 bulan pada setiap dosis pemupukan yang sama dengan menggunakan grafik Gambar 6, 7, 8, dan 9. Data yang digunakan untuk membuat grafik berasal dari Tabel 2. Grafik tersebut menunjukkan perbandingan nilai jumlah batang tebu untuk 23 klon tebu transgenik IPB 1 dan isogenik PS 851 untuk setiap dosis pemupukan saat umur 6 bulan dan 9 bulan. Urutan nilai jumlah batang dari yang tertinggi sampai terendah pada pemupukan a saat umur tebu 6 bulan adalah klon tebu transgenik IPB 1-17, IPB 1- 5, IPB 1-59, IPB 1-53, IPB 1-36, IPB 1-3, IPB 1-46, IPB 1-6, IPB 1-52, IPB 1-1, IPB 1-34, isogenik PS 851, IPB 1-71, IPB 1-4, IPB 1-55, IPB 1-37, IPB 1-7, IPB 1-21, IPB 1-2, IPB 1-12, IPB 1-51, IPB 1-40, IPB 1-62, dan IPB 1-56. Ada 11 klon tebu transgenik IPB 1 yang nilainya lebih tinggi dari isogenik PS 851 dan 12 20 30 40 50 60 70 80 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 Ju m lah B at an g s at u an Klon Tebu Pemupukan a N 50 dan P 50 Pemupukan b N 100 dan P 50 Pemupukan c N 50 dan P 100 Pemupukan d N 100 dan P 100 21 klon tebu transgenik IPB 1 berada di bawah nilai isogenik PS 851. Kemudian urutan nilai jumlah batang yang tertinggi sampai terendah pada pemupukan a saat umur tebu 9 bulan adalah klon tebu transgenik IPB 1-1, IPB 1-5, IPB 1-3, IPB 1- 17, IPB 1-55, IPB 1-46, IPB 1-59, IPB 1-52, IPB 1-51, IPB 1-37, IPB 1-71, IPB 1-6, IPB 1-36, IPB 1-4, IPB 1-2, IPB 1-62, IPB 1-53, IPB 1-40, IPB 1-7, IPB 1- 12, isogenik PS 851, IPB 1-21, IPB 1-56, dan IPB 1-34. Ada 20 klon tebu transgenik IPB 1 yang nilainya lebih tinggi dari isogenik PS 851 dan 3 klon tebu transgenik IPB 1 berada di bawah nilai isogenik PS 851. Terjadi penambahan klon tebu transgenik IPB 1 yang nilainya lebih tinggi dari isogenik dari umur 6 bulan ke 9 bulan, hal tersebut disebabkan isogenik PS 851 mengalami penurunan jumlah batang dari 63 batang menjadi 56 batang Gambar 6. Gambar 6. Grafik Jumlah Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan pada Pemupukan N 50 dan P 50. Urutan nilai jumlah batang dari yang tertinggi sampai yang terendah pada pemupukan b saat umur 6 bulan adalah klon tebu transgenik IPB 1-53, IPB 1-17, IPB 1-1, IPB 1-52, IPB 1-4, IPB 1-55, IPB 1-59, IPB 1-5, IPB 1-37, IPB 1-6, IPB 1-51, IPB 1-40, IPB 1-56, IPB 1-3, IPB 1-2, IPB 1-36, IPB 1-7, IPB 1-12, IPB 1- 34, IPB 1-71, IPB 1-46, isogenik PS 851, IPB 1-62, dan IPB 1-21. Ada 21 klon tebu transgenik IPB 1 yang nilainya berada di atas nilai isogenik PS 851 dan 2 klon sisanya berada di bawah nilai isogenik PS 851. Nilai jumlah batang tertinggi terdapat pada klon tebu transgenik IPB 1-53 dengan nilai 76 batang dan dua klon di bawah isogenik PS 851, yaitu klon tebu transgenik IPB 1-62 dan IPB 1-21 20 30 40 50 60 70 80 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 Ju m lah B at an g s at u an Klon Tebu 6 Bulan 9 Bulan 22 dengan nilai 52 batang dan 55 batang. Urutan nilai jumlah batang dari yang tertinggi sampai yang terkecil pada pemupukan b saat umur 9 bulan adalah klon tebu transgenik IPB 1-3, IPB 1-52, IPB 1-7, IPB 1-40, IPB 1-56, IPB 1-53, IPB 1- 1, IPB 1-59, IPB 1-51, IPB 1-46, IPB 1-55, IPB 1-5, IPB 1-37, IPB 1-71, IPB 1- 17, IPB 1-4, isogenik PS 851, IPB 1-6, IPB 1-2, IPB 1-34, IPB 1-12, IPB 1-36, IPB 1-21, dan IPB 1-62. Terdapat 16 klon tebu transgenik IPB 1 yang nilainya berada di atas nilai isogenik PS 851 dan 7 klon transgenik IPB 1 nilainya berada di bawah isogenik PS 851. Terjadi penurunan banyaknya tebu transgenik IPB 1 yang nilainya lebih tinggi dari isogenik PS 851 saat umut 6 bulan ke 9 bulan. Hal itu terjadi karena tebu transgenik mengalami penurunan rataan jumlah batang dari 66 batang menjadi 62 batang, sementara isogenik PS 851 mengalami penambahan jumlah batang dari 57 batang menjadi 59 batang. Klon tebu transgenik IPB 1-62 dan IPB 1-21 nilainya selalu berada dibawah isogenik PS 851 baik pada saat berumur 6 bulan maupun 9 bulan Gambar 7. Gambar 7. Grafik Jumlah Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan pada Pemupukan N 100 dan P 50. Urutan nilai jumlah batang dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah pada pemupukan c saat umur 6 bulan adalah klon tebu transgenik IPB 1-5, IPB 1-52, IPB 1-36, IPB 1-34, IPB 1-1, IPB 1-59, IPB 1-56, IPB 1-37, IPB 1-53, IPB 1-40, IPB 1-55, IPB 1-17, IPB 1-6, IPB 1-3, IPB 1-7, IPB 1-21, IPB 1-2, IPB 1-46, isogenik PS 851, IPB 1-4, IPB 1-71, IPB 1-12, IPB 1-51, dan IPB 1-62. Ada 18 klon transgenik IPB 1 yang nilainya berada di atas isogenik PS 851 dan 5 klon 20 30 40 50 60 70 80 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 Ju m lah B at an g s at u an Klon Tebu 6 Bulan 9 Bulan 23 transgenik IPB 1 nilainya berada di bawah isogenik PS 851. Kemudian urutan nilai keragaan jumlah batang dari yang tertinggi sampai terendah pada pemupukan c saat umur 9 bulan adalah klon tebu transgenik IPB 1-59, IPB 1-34, isogenik PS 851, IPB 1-5, IPB 1-36, IPB 1-55, IPB 1-37, IPB 1-21, IPB 1-51, IPB 1-46, IPB 1-3, IPB 1-56, IPB 1-52, IPB 1-40, IPB 1-7, IPB 1-53, IPB 1-6, IPB 1-1, IPB 1-2, IPB 1-17, IPB 1-12, IPB 1-71, IPB 1-4, dan IPB 1-62. Ada 2 klon tebu transgenik IPB 1 yang nilai jumlah batangnya berada di atas nilai isogenik PS 851 dan ada 21 klon tebu transgenik IPB 1 yang nilainya berada di bawah nilai isogenik PS 851. Pada klon tebu transgenik IPB 1-59 mengalami peningkatan jumlah batang dari 55 batang menjadi 69 batang, selain itu isogenik PS 851 juga terjadi peningkatan jumlah batang dari 58 batang menjadi 69 batang. Sementara itu, rataan jumlah batang tebu transgenik IPB 1 mengalami penurunan dari 61 batang menjadi 59 batang Gambar 8. Gambar 8. Grafik Jumlah Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 umur 6 Bulan dan 9 Bulan pada Pemupukan N 50 dan P 100. Urutan nilai jumlah batang tebu pada pemupukan c saat umur 6 bulan dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah klon tebu transgenik IPB 1-1, IPB 1- 3, IPB 1-52, IPB 1-34, IPB 1-71, IPB 1-46, IPB 1-53, IPB 1-7, IPB 1-4, IPB 1-37, IPB 1-56, IPB 1-40, IPB 1-12, IPB 1-2, IPB 1-36, isogenik PS 851, IPB 1-51, IPB 1-62, IPB 1-6, IPB 1-55, IPB 1-5, IPB 1-17, IPB 1-59, dan IPB 1-21. Ada 15 klon tebu transgenik IPB 1 yang nilainya berada di atas nilai isogenik PS 851 dan 8 klon tebu transgenik IPB 1 nilainya berada di bawah nilai isogenik PS 851. 20 30 40 50 60 70 80 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 Ju m alah B at an g s at u an Klon Tebu 6 Bulan 9 Bulan 24 Kemudian urutan nilai jumlah batang tebu pada pemupukan d saat berumur 9 bulan dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah klon tebu transgenik IPB 1- 7, IPB 1-3, IPB 1-37, IPB 1-17, IPB 1-40, IPB 1-4, IPB 1-56, IPB 1-46, IPB 1-12, IPB 1-52, IPB 1-2, isogenik PS 851, IPB 1-53, IPB 1-1, IPB 1-6, IPB 1-51, IPB 1- 55, IPB 1-34, IPB 1-5, IPB 1-59, IPB 1-36, IPB 1-71, IPB 1-62, dan IPB 1-21. Ada 11 klon tebu transgenik IPB 1 yang nilainya berada di atas nilai isogenik PS 851 dan 12 klon tebu transgenik IPB 1 nilainya berada di bawah nilai isogenik PS 851. Tebu transgenik IPB 1 mengalami penurunan rataan jumlah batang dari 64 batang menjadi 57 batang, sedangkan isogenik PS 851 mengalami penurunan jumlah batang dari 63 batang menjadi 57 batang Gambar 9. Gambar 9. Grafik Jumlah Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan pada Pemupukan N 100 dan P 100. Setelah dibahas mengenai jumlah batang saat tebu berumur 6 bulan dan 9 bulan dengan menggunakan grafik, selanjutnya dilakukan analisis statistik pada empat sumber keragaman, yaitu: pemupukan, klon tebu, interaksi, dan ulangan. Hasil analisis statistik pada umur tebu 6 bulan menunjukkan nilai F hitung jumlah batang tebu untuk sumber keragaman interaksi dan pemupukan nilainya tidak berbeda nyata, sementara nilai F hitung untuk sumber keragaman ulangan dan klon tebu nilainya berbeda nyata Lampiran 7. Sumber keragaman ulangan dan klon tebu kemudian dilanjutkan dengan uji duncan, hasilnya dapat dilihat sebagai berikut: 20 30 40 50 60 70 80 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 Ju m lah B at an g s at u an Klon Tebu 6 Bulan 9 Bulan 25 Tabel 3. Uji Duncan untuk Ulangan pada Jumlah Batang Umur 6 Bulan. Ulangan Rataan Jumlah Batang satuan 1 66 a 2 64 b 3 61 c Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5. Rataan jumlah batang tebu umur 6 bulan berbeda nyata antara ulangan 1, 2, dan 3. Ulangan 1 memiliki nilai rataan yang paling tinggi dibandingkan dengan ulangan 2 dan ulangan 3. Tabel 4. Uji Duncan untuk Klon Tebu pada Jumlah Batang Umur 6 Bulan. Klon Tebu Rataan Jumlah Batang satuan Klon Tebu Rataan Jumlah Batang satuan IPB 1-53 69 a IPB 1-55 64 ab IPB 1-1 69 a IPB 1-7 63 abc IPB 1-52 69 a IPB 1-40 63 abc IPB 1-5 67 ab IPB 1-46 63 abc IPB 1-17 67 ab IPB 1-2 63 abc IPB 1-3 67 ab IPB 1-56 63 abc IPB 1-36 67 ab IPB 1-71 62 abc IPB 1-37 65 ab IPB 1-51 61 bc IPB 1-59 65 ab IPB 1-12 60 bc IPB 1-34 65 ab Isogenik PS 851 60 bc IPB 1-6 64 ab IPB 1-21 57 cd IPB 1-4 64 ab IPB 1-62 53 d Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5. Hasil uji duncan menunjukkan nilai jumlah batang tebu dipengaruhi oleh klon tebu. Ranking nilai rataan jumlah batang klon tebu hasil uji duncan dibedakan ke dalam enam grup Tabel 4. Nilai rataan jumlah batang tertinggi terdapat pada klon tebu transgenik IPB 1-53, IPB 1-1, dan IPB 1-52. Tiga klon tersebut memiliki nilai rataan jumlah batang yang sama, yaitu 69 batang. Saat umur 6 bulan, klon tebu transgenik IPB 1 memiliki kecenderungan nilai rataan jumlah batang yang lebih tinggi dibandingkan dengan isogenik PS 851. Ada 21 klon tebu transgenik IPB 1 yang memiliki nilai rataan jumlah batang di atas isogenik PS 851 dan dua klon tebu transgenik IPB 1 nilai rataan jumlah batangnya berada di bawah isogenik PS 851. Hasil analisis statistik pada jumlah batang tebu umur 9 bulan menunjukkan nilai F hitung untuk sumber keragaman pemupukan, klon tebu, dan interaksi hasilnya tidak berbeda nyata, sementara nilai F hitung untuk sumber keragaman ulangan hasilnya berbeda nyata Lampiran 8. Sumber keragaman ulangan dilanjutkan dengan uji duncan Tabel 5. Ulangan tebu umur 9 bulan memiliki rataan nilai jumlah batang yang paling tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan ulangan 2 dan 3. 26 Tabel 5. Uji Duncan untuk Ulangan pada Jumlah Batang Umur 9 Bulan Ulangan Rataan Jumlah Batang satuan 1 63 a 2 58 b 3 58 b Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5. 4.2.2. Pengaruh Pemupukan Terhadap Keragaan Tinggi Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Selama tersedianya nutrisi untuk tanaman ketika potensi genetik tumbuh belum mencapai maksimal maka tanaman akan terus mengalami pertumbuhan. Fase pemanjangan batang tebu terjadi pada umur 3-9 bulan. Fase ini merupakan fase paling dominan dari keseluruhan fase pertumbuhan tebu dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama sinar matahari, kelembaban tanah, aerasi, ketersediaan hara nitrogen dalam tanah dan faktor inhern tebu. Tabel 6. Data Tinggi Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan. Klon Tinggi Batang 6 Bulan sm Tinggi Batang 9 Bulan cm a b c d rataan a b c d rataan IPB 1-1 222 226 221 232 225 283 283 275 271 278 IPB 1-2 227 234 222 216 225 283 268 283 269 276 IPB 1-3 230 236 228 233 232 287 288 279 287 285 IPB 1-4 226 235 219 223 226 273 293 263 276 276 IPB 1-5 237 232 232 240 235 272 273 272 288 276 IPB 1-6 227 229 234 231 230 288 272 265 272 274 IPB 1-7 230 233 230 225 229 266 296 287 297 287 IPB 1-12 233 224 235 225 229 270 280 281 289 280 IPB 1-17 226 237 237 230 233 283 284 282 282 283 IPB 1-21 227 230 226 223 226 269 275 286 272 276 IPB 1-34 228 240 226 236 233 280 275 288 275 280 IPB 1-36 225 244 219 228 229 283 273 280 280 279 IPB 1-37 222 241 236 237 234 282 277 278 280 279 IPB 1-40 224 239 241 237 235 279 294 278 286 284 IPB 1-46 224 234 236 224 230 289 282 279 279 282 IPB 1-51 236 222 231 236 231 272 279 278 276 276 IPB 1-52 226 235 240 236 234 286 275 272 285 280 IPB 1-53 215 231 224 229 225 271 278 285 279 278 IPB 1-55 240 235 232 227 233 266 271 273 277 272 IPB 1-56 221 240 230 236 232 281 282 287 289 284 IPB 1-59 224 225 230 231 228 275 277 288 273 278 IPB 1-62 225 225 213 233 224 269 273 257 271 268 IPB 1-71 232 231 230 227 230 266 280 270 275 273 Isogenik PS 851 233 218 225 216 223 283 277 277 282 280 rataan transgenik IPB 1 227 233 229 230 277 280 278 279 Keterangan: a = pemupukan N 50 dan P 50 b = pemupukan N 100 dan P 50 c = pemupukan N 50 dan P 100 d = pemupukan N 100 dan P 100 nilai klon tebu merupakan rataan dari nilai ulangan 1, 2, dan 3. Tabel 6 menyajikan data keragaan tinggi batang tebu transgenik IPB 1 dan isogenik PS 851 umur 6 bulan dan 9 bulan. Saat umur 6 bulan, nilai rataan tinggi batang tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan b, c, dan d nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tinggi batang isogenik PS 851, sementara untuk nilai 27 rataan tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan a nilainya lebih rendah dibandingkan dengan nilai isogenik PS 851. Kemudian saat umur 9 bulan, rataan tinggi batang tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan b dan pemupukan c memiliki nilai rataan tinggi batang yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai isogenik PS 851, sementara nilai rataan tinggi batang tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan a dan pemupukan d lebih rendah dibandingkan dengan nilai isogenik PS 851. Tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan b memiliki rataan tinggi batang yang paling tinggi saat umur 6 bulan dan 9 bulan. Gambar 10. Grafik Tinggi Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan. Saat tebu berumur 6 bulan, klon tebu transgenik IPB 1-36 pada pemupukan b memiliki nilai tinggi batang yang tertinggi dengan nilai 244 cm, sedangkan klon tebu transgenik IPB 1-62 pada pemupukan c memiliki nilai tinggi batang terendah dengan nilai 213 cm. Tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan b memiliki nilai rataan tinggi batang tertinggi dengan nilai 233 cm, sedangkan tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan a memiliki nilai rataan tinggi batang yang terendah dengan nilai 227 cm. Nilai rataan tinggi batang tebu transgenik IPB 1 pada dosis pemupukan d tidak berdampak terhadap hasil nilai tinggi batang yang paling tinggi. Gambar 10 menunjukkan bahwa perbedaan pemupukan memberikan hasil yang bervariasi terhadap nilai tinggi batang saat berumur 6 bulan. 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 T in ggi B at an g c m Klon Tebu Pemupukan a N 50 dan P 50 Pemupukan b N 100 dan P 50 Pemupukan c N 50 dan P 100 Pemupukan d N 100 dan P 100 28 Saat umur 6 bulan rataan tinggi batang yang dimiliki oleh tebu adalah 230 cm dan saat umur 9 bulan rataan tinggi batangnya menjadi 279 cm. Tinggi batang tebu telah mengalami penambahan. Penambahan tinggi batang ini bisa meningkatkan bobot tebu sehingga hasil panen meningkat. Gambar 11. Grafik Tinggi Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 9 Bulan. Klon tebu transgenik IPB 1-7 pada pemupukan d memiliki nilai tinggi batang yang tertinggi saat tebu berumur 9 bulan dengan nilai 297 cm, sementara klon tebu transgenik IPB 1-62 pada perlakuan c memiliki tinggi batang terendah dengan nilai 257 cm. Tinggi batang tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan b memiliki rataan paling tinggi dibandingkan dengan pemupukan a, pemupukan c, dan pemupukan d Tabel 6. Gambar 11 memperlihatkan penyebaran nilai rataan tinggi batang yang bervariasi pada tebu transgenik IPB 1 dan isogenik PS 851 saat berumur 9 bulan. Dalam melihat nilai pertumbuhan tinggi batang tebu transgenik IPB 1, dibandingkan nilai tinggi batang tebu saat umur 6 bulan dengan 9 bulan pada setiap dosis pemupukan yang sama dengan menggunakan grafik Gambar 12, 13, 14, dan 15. Data yang digunakan untuk membuat grafik berasal dari Tabel 6, dari grafik tersebut juga bisa dilihat perbandingan pertumbuhan tinggi batang 23 klon tebu transgenik IPB 1 dengan isogenik PS 851 yang merupakan kontrol. Urutan nilai tinggi batang tebu umur 6 bulan pada pemupukan a dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah klon tebu transgenik IPB 1-55, IPB 1-5, 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 T in ggi B at an g c m Klon Tebu Pemupukan a N 50 dan P 50 Pemupukan b N 100 dan P 50 Pemupukan c N 50 dan P 100 Pemupukan d N 100 dan P 100 29 IPB 1-51, isogenik PS 851, IPB 1-12, IPB 1-71, IPB 1-7, IPB 1-3, IPB 1-34, IPB 1-2, IPB 1-6, IPB 1-21, IPB 1-17, IPB 1-4, IPB 1-52, IPB 1-62, IPB 1-36, IPB 1- 59, IPB 1-46, IPB 1-40, IPB 1-37, IPB 1-1, IPB 1-56, IPB 1-53. Kemudian urutan nilai tinggi batang umur 9 bulan pada pemupukan a dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah klon tebu transgenik IPB 1-46, IPB 1-6, IPB 1-3, IPB 1-52, IPB 1-2, isogenik PS 851, IPB 1-17, IPB 1-36, IPB 1-1, IPB 1-37, IPB 1-56, IPB 1-34, IPB 1-40, IPB 1-59, IPB 1-4, IPB 1-5, IPB 1-51, IPB 1-53, IPB 1-12, IPB 1- 62, IPB 1-21, IPB 1-71, IPB 1-55, dan IPB 1-7. Pada saat umur 6 bulan, hanya 7 klon tebu transgenik IPB 1 yang nilai rataan tinggi batangnya berada di atas isogenik PS 851 dan 5 klon tebu transgenik IPB 1 yang nilai rataan tinggi batangnya berada di atas isogenik PS 851 saat umur 9 bulan Gambar 12. Gambar 12. Grafik Tinggi Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan pada Pemupukan N 50 dan P 50. Urutan nilai tinggi batang tebu pada pemupukan b umur 6 bulan dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah klon tebu transgenik IPB 1-36, IPB 1-37, IPB 1-56, IPB 1-34, IPB 1-40, IPB 1-17, IPB 1-3, IPB 1-52, IPB 1-55, IPB 1-4, IPB 1-2, IPB 1-46, IPB 1-7, IPB 1-5, IPB 1-53, IPB 1-71, IPB 1-21, IPB 1-6, IPB 1-1, IPB 1-62, IPB 1-59, IPB 1-12, IPB 1-51, isogenik PS 851. Seluruh klon tebu transgenik IPB 1 memiliki nilai rataan tinggi batang yang lebih besar dibandingkan dengan isogenik PS 851. Kemudian urutan nilai tinggi batang tebu pada pemupukan b saat umur 9 bulan adalah klon tebu transgenik IPB 1-7, IPB 1- 40, IPB 1-4, IPB 1-3, IPB 1-17, IPB 1-1, IPB 1-46, IPB 1-56, IPB 1-12, IPB 1-71, 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 T in ggi B at an g c m Klon Tebu 6 Bulan 9 Bulan 30 IPB 1-51, IPB 1-53, isogenik PS 851, IPB 1-59, IPB 1-37, IPB 1-52, IPB 1-34, IPB 1-21, IPB 1-62, IPB 1-36, IPB 1-5, IPB 1-6, IPB 1-55, IPB 1-2. Ada 12 klon tebu transgenik IPB 1 yang nilainya berada di atas nilai isogenik PS 851. Ada 12 klon tersebut mampu mempertahankan nilainya tetap berada di atas nilai isogenik PS 851 dari saat umur 6 bulan Gambar 13. Gambar 13. Grafik Tinggi Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan pada Pemupukan N 100 dan P 50. Gambar 14. Grafik Tinggi Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan pada Pemupukan N 50 dan P 100. Urutan nilai tinggi batang tebu pada pemupukan c saat umur 6 bulan dari yang tertinggi sampai terendah adalah klon tebu transgenik IPB 1-40, IPB 1-52, IPB 1-17, IPB 1-37, IPB 1-46, IPB 1-12, IPB 1-6, IPB 1-55, IPB 1-5, IPB 1-51, IPB 1-71, IPB 1-59, IPB 1-56, IPB 1-7, IPB 1-3, IPB 1-21, IPB 1-34, isogenik PS 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 T in ggi B at an g c m Klon Tebu 6 Bulan 9 Bulan 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 T in ggi B at an g c m Klon Tebu 6 Bulan 9 Bulan 31 851, IPB 1-53, IPB 1-2, IPB 1-1, IPB 1-4, IPB 1-36, dan IPB 1-62. Kemudian urutan nilai tinggi batang tebu pada pemupukan c umur 9 bulan dari yang tertinggi sampai terendah adalah klon tebu transgenik IPB 1-59, IPB 1-34, IPB 1-56, IPB 1-7, IPB 1-21, IPB 1-53, IPB 1-2, IPB 1-17, IPB 1-12, IPB 1-36, IPB 1-46, IPB 1- 3, IPB 1-51, IPB 1-40, IPB 1-37, isogenik PS 851, IPB 1-1, IPB 1-55, IPB 1-52, IPB 1-5, IPB 1-71, IPB 1-6, IPB 1-4, dan IPB 1-62. Sebanyak 13 klon tebu transgenik IPB 1 nilainya tetap berada di atas nilai isogenik PS 851 dari saat umur 6 bulan dan 9 bulan, yaitu klon tebu transgenik IPB-59, IPB 1-46, IPB 1-51, IPB 1-40, IPB 1-17, IPB 1-37, IPB 1-46, IPB 1-12, IPB 1-51, IPB 1-7, IPB 1-3 , IPB 1-21, dan IPB 1-34 Gambar 14. Gambar 15. Grafik Tinggi Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan pada Pemupukan N 100 dan P 100. Urutan nilai tinggi batang tebu pada pemupukan d saat umur 6 bulan dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah klon tebu transgenik IPB 1-5, IPB 1- 40, IPB 1-37, IPB 1-51, IPB 1-34, IPB 1-56, IPB 1-52, IPB 1-62, IPB 1-3, IPB 1- 1, IPB 1-59, IPB 1-6, IPB 1-17, IPB 1-53, IPB 1-36, IPB 1-55, IPB 1-71, IPB 1- 12, IPB 1-7, IPB 1-46, IPB 1-21, IPB 1-4, isogenik PS 851, dan IPB 1-2. Kemudian urutan nilai tinggi batang tebu pada pemupukan d saat umur 9 bulan dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah klon tebu transgenik IPB 1-7, IPB 1-56, IPB 1-12, IPB 1-5, IPB 1-3, IPB 1-40, IPB 1-52, isogenik PS 851, IPB 1-17, IPB 1-37, IPB 1-36, IPB 1-53, IPB 1-46, IPB 1-55, IPB 1-4, IPB 1-51, IPB 1-71, IPB 1-34, IPB 1-59, IPB 1-21, IPB 1-6, IPB 1-62, IPB 1-1, dan IPB 1-2. 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 T in ggi B at an g c m Klon Tebu 6 Bulan 9 Bulan 32 Beberapa klon tebu transgenik IPB 1 memiliki nilai tinggi batang lebih tinggi dibandingkan isogenik PS 851 saat umur 6 bulan maupun umur 9 bulan. Hasil analisis statistik keragaan tinggi batang saat umur 6 bulan, nilai F hitung untuk sumber keragaman pemupukan, interaksi, dan ulangan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, sementara nilai F hitung untuk sumber keragaman klon tebu menunjukkan hasil yang berbeda nyata Lampiran 9. Sumber keragaman klon tebu selanjutnya diuji duncan untuk melihat perbedaan nyata dan tidak nyata antar setiap klon tebu, hasilnya dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 7. Uji Duncan untuk Klon Tebu pada Tinggi Batang Umur 6 Bulan Klon Tebu Rataan Tinggi Batang cm Klon Tebu Rataan Tinggi Batang cm IPB 1-40 235 a IPB 1-46 230 abcd IPB 1-5 235 a IPB 1-12 229 abcd IPB 1-37 234 abc IPB 1-7 229 abcd IPB 1-52 234 abc IPB 1-36 229 abcd IPB 1-55 233 abc IPB 1-59 228 abcd IPB 1-17 233 abc IPB 1-21 226 abcd IPB 1-34 233 abc IPB 1-4 226 abcd IPB 1-3 232 abcd IPB 1-1 225 bcd IPB 1-56 232 abcd IPB 1-2 225 bcd IPB 1-51 231 abcd IPB 1-53 225 bcd IPB 1-6 230 abcd IPB 1-62 224 cd IPB 1-71 230 abcd Isogenik PS 851 223 d Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5. Hasil uji duncan pada Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai rataan tinggi batang umur 6 bulan dipengaruhi oleh klon tebu dan 23 klon tebu transgenik IPB 1 nilai rataan tinggi batangnya lebih tinggi dari isogenik PS 851. Ranking nilai rataan tinggi batang tebu umur 6 bulan dibagi ke dalam enam grup. Klon tebu dengan nilai rataan tinggi batang tertinggi terdapat pada klon tebu transgenik IPB 1-40 dan IPB 1-5 dengan nilai 235 cm, sementara isogenik PS 851 yang berfungsi sebagai kontrol memiliki nilai rataan tinggi batang terpendek yaitu 223. Hasil analisis statistik keragaan tinggi batang umur 9 bulan, nilai F hitung pada sumber keragaman pemupukan dan interaksi menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, sementara nilai F hitung pada sumber keragaman ulangan dan klon tebu menunjukkan hasil yang berbeda nyata Lampiran 10. Ulangan dan klon tebu selanjutnya dilakukan uji duncan, hasilnya dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 8. Uji Duncan untuk Ulangan pada Tinggi Batang Umur 9 Bulan Ulangan Rataan Tinggi Batang cm 1 282 a 3 280 a 2 273 b Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5. 33 Rataaan tinggi batang tebu tidak berbeda nyata pada ulangan 1 dan 3, kemudian ulangan 1 dan 3 tersebut berbeda nyata dengan ulangan 2. Nilai rataan tinggi batang tebu umur 9 bulan yang paling tinggi terdapat pada ulangan 1 dengan nilai 282 cm. Tabel 9. Uji Duncan untuk Klon Tebu pada Tinggi Batang Umur 9 Bulan Klon Tebu Rataan Tinggi Batang cm Klon Tebu Rataan Tinggi Batang cm IPB 1-7 287 a IPB 1-53 278 abcd IPB 1-3 285 a IPB 1-59 278 abcd IPB 1-56 284 ab IPB 1-1 278 abcd IPB 1-40 284 ab IPB 1-4 276 abcd IPB 1-17 283 abc IPB 1-5 276 abcd IPB 1-46 282 abc IPB 1-51 276 abcd IPB 1-12 280 abc IPB 1-2 276 abcd Isogenik PS 851 280 abc IPB 1-21 276 abcd IPB 1-34 280 abc IPB 1-6 274 abcd IPB 1-52 280 abc IPB 1-71 273 bcd IPB 1-37 279 abcd IPB 1-55 272 cd IPB 1-36 279 abcd IPB 1-62 268 d Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5. Hasil uji duncan pada Tabel 9 menunjukkan nilai rataan tinggi batang umur 9 bulan dipengaruhi oleh klon tebu. Ranking nilai rataan tinggi batang tebu umur 9 bulan di bagi ke dalam tujuh grup. Klon tebu isogenik PS 851 yang saat umur 6 bulan memiliki nilai rataan tinggi batang terpendek mengalami peningkatan yang sangat signifikan sehingga posisinya naik ke peringkat 8 saat umur 9 bulan. Pada umur 9 bulan ini ada 16 klon tebu transgenik IPB 1 yang nilai rataan tinggi batangnya berada di bawah isogenik PS 851 dan 7 klon transgenik IPB 1 yang nilai rataan tinggi batangnya berada di atas isogenik PS 851. Nilai rataan tinggi batang tertinggi adalah klon tebu transgenik IPB 1-7 dengan nilai 287 cm dan nilai rataan tinggi batang terpendek terdapat pada klon tebu transgenik IPB 1-62 dengan nilai 268 cm.

4.2.3. Pengaruh Pemupukan Terhadap Keragaan Diameter Batang Tebu

Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Pada Tabel 10 disajikan data keragaan diameter batang tebu transgenik IPB 1 dan isogenik PS 851. Pada saat tebu berumur 6 bulan, rata-rata diameter batang yang dimiliki oleh tebu adalah 25,9 mm dan pada saat tebu berumur 9 bulan rata-rata diameter batang tebu adalah 25,6 mm, artinya telah terjadi penurunan diameter batang sebesar 0,3 mm. Penurunan nilai diameter batang tebu dikarenakan tebu mengalami pemanjanganpenambahan tinggi batang sehingga menyebabkan diameter batang mengecil. 34 Tabel 10. Data Diameter Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan. Klon Diameter Batang 6 Bulan Diameter Batang 9 Bulan a b c d rataan a b c d rataan IPB 1-1 25,3 26,3 24,3 25,3 25,3 25,3 25,7 24,3 26,3 25,4 IPB 1-2 25,3 26,0 25,7 26,3 25,8 24,7 26,3 25,7 24,7 25,3 IPB 1-3 26,3 25,0 26,0 25,7 25,8 24,3 25,0 26,0 24,3 24,9 IPB 1-4 26,7 25,7 25,7 25,0 25,8 24,7 23,7 26,0 26,0 25,1 IPB 1-5 26,3 25,0 25,7 27,3 26,1 25,7 25,7 26,3 27,0 26,2 IPB 1-6 25,0 24,3 26,0 25,7 25,3 24,7 25,7 26,7 25,0 25,5 IPB 1-7 26,3 24,0 24,3 27,7 25,6 24,7 24,7 26,0 25,3 25,2 IPB 1-12 25,7 25,3 26,3 25,3 25,7 25,0 26,0 25,0 24,0 25,0 IPB 1-17 26,0 25,7 27,0 27,0 26,4 25,3 26,0 24,3 26,7 25,6 IPB 1-21 25,3 27,0 27,3 24,3 26,0 26,0 25,7 28,7 25,7 26,5 IPB 1-34 27,7 25,7 27,7 26,3 26,8 25,7 26,0 25,7 25,7 25,8 IPB 1-36 26,0 26,7 26,0 26,7 26,3 26,3 26,7 26,0 25,7 26,2 IPB 1-37 25,7 25,0 26,3 27,0 26,0 24,3 25,3 25,3 24,3 24,8 IPB 1-40 27,7 25,3 25,7 25,7 26,1 25,3 24,7 25,3 25,7 25,3 IPB 1-46 26,0 26,3 25,0 26,0 25,8 25,0 27,0 26,3 25,7 26,0 IPB 1-51 25,7 23,7 26,7 26,3 25,6 26,3 26,3 26,0 25,0 25,9 IPB 1-52 26,3 27,0 26,3 26,3 26,5 26,7 25,3 26,0 26,7 26,2 IPB 1-53 25,7 24,7 25,3 27,0 25,7 23,7 24,3 27,3 26,3 25,4 IPB 1-55 26,0 26,3 24,7 25,0 25,5 26,0 25,3 24,7 25,0 25,3 IPB 1-56 25,7 25,7 25,0 26,3 25,7 26,3 25,7 25,7 26,0 25,9 IPB 1-59 25,3 26,7 25,0 25,7 25,7 25,0 24,7 24,7 26,0 25,1 IPB 1-62 26,3 26,0 25,0 27,0 26,1 25,7 27,7 25,7 26,0 26,3 IPB 1-71 26,3 25,0 26,3 26,3 26,0 26,3 26,0 25,3 27,0 26,2 PS 851 26,7 26,0 26,0 25,7 26,1 25,3 26,3 26,0 25,0 25,7 rataan transgenik IPB 1 26,0 25,6 25,8 26,1 25,3 25,6 25,8 25,7 Keterangan: a = pemupukan N 50 dan P 50 c = pemupukan N 100 dan P 50 c = pemupukan N 50 dan P 100 d = pemupukan N 100 dan P 100 nilai klon tebu merupakan rataan dari nilai ulangan 1, 2, dan 3. Saat tebu berumur 6 bulan, rataan nilai diameter batang tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan a, b, dan c lebih rendah dibandingkan dengan nilai diameter batang isogenik PS 851, sedangkan rataan nilai diameter batang tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan d lebih tinggi dibandingkan dengan nilai diameter batang isogenik PS 851. Kemudian saat umur tebu 9 bulan, rataan nilai diameter batang tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan b dan c nilainya lebih rendah dibandingkan nilai diameter batang isogenik PS 851, pada pemupukan a nilai tebu transgenik IPB 1 sama dengan isogenik PS 851, dan pada pemupukan d nilainya lebih tinggi dari isogenik PS 851. Rataan nilai tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan d nilainya selalu lebih tinggi dibandingkan pemupukan a, b, c, dan isogenik PS 851 saat umur tebu 6 bulan dan 9 bulan. Nilai diameter batang pada isogenik PS 851 di pemupukan d nilainya selalu paling kecil dibandingkan dengan nilai isogenik PS 851 pada pemupukan a, b, dan c saat umur tebu 6 dan 9 bulan. Nilai diameter batang tebu yang paling besar saat umur 6 bulan terdapat pada empat klon tebu transgenik IPB 1, yaitu: klon tebu transgenik IPB 1-34 dan IPB 1-40 pada pemupukan a, IPB 1-34 pada pemupukan c, dan IPB 1-7 pada 35 pemupukan d dengan masing-masing nilai 27,7 mm. Kemudian klon tebu dengan nilai diameter paling kecil terdapat pada klon IPB 1-51 pada pemupukan b dengan nilai 23,7 mm. Nilai penyebaran diameter batang saat umur tebu 6 bulan dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Grafik Diameter Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan. Gambar 17. Grafik Diameter Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 9 Bulan. Klon tebu transgenik IPB 1-21 pada pemupukan c memiliki diameter batang yang terbesar dengan nilai 28,7 mm, sedangkan nilai keragaan tinggi batang terkecil terdapat pada klon tebu transgenik IPB 1-53 pada pemupukan a dan klon tebu transgenik IPB 1-4 pada pemupukan b dengan nilai 23,7 mm. Gambar 17 menunjukkan nilai penyebaran diameter batang umur 9 bulan, bisa 22 23 24 25 26 27 28 29 30 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 Diam e te r B at an g m m Klon Tebu Pemupukan a N 50 dan P 50 Pemupukan b N 100 dan P 50 Pemupukan c N 50 dan P 100 Pemupukan d N 100 dan P 100 22 23 24 25 26 27 28 29 30 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 Diam e te r B at an g m m Klon Tebu Pemupukan a N 50 dan P 50 Pemupukan b N 100 dan P 50 Pemupukan c N 50 dan P 100 Pemupukan d N 100 dan P 100 36 juga dilihat perbandingan sebarannya untuk pemupukan a, pemupukan b, pemupukan c, dan pemupukan d. Selanjutnya dibuat perbandingan nilai diameter batang tebu saat umur 6 bulan dengan 9 bulan pada setiap dosis pemupukan yang sama dengan menggunakan grafik Gambar 18, 19, 20 dan 21. Grafik tersebut menunjukkan perbandingan seberapa besar perbedaan perubahan diameter batang tebu untuk 23 klon tebu transgenik dan isogenik PS 851 sebagai kontrol, di mana ada batang yang mengalami pengecilan, perbesaran, dan tidak mengalami perubahan. Data yang dipakai untuk membuat grafik berasal dari Tabel 10. Gambar 18. Grafik Diameter Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan pada Pemupukan N 50 dan P 50. Urutan nilai diameter batang pada pemupukan a umur 6 bulan dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah klon tebu transgenik IPB 1-40, IPB 1-34, isogenik PS 851, IPB 1-4, IPB 1-71, IPB 1-62, IPB 1-52, IPB 1-7, IPB 1-5, IPB 1- 3, IPB 1-55, IPB 1-46, IPB 1-36, IPB 1-17, IPB 1-56, IPB 1-53, IPB 1-51, IPB 1- 37, IPB 1-12, IPB 1-59, IPB 1-21, IPB 1-2, IPB 1-1, dan IPB 1-6. Kemudian urutan nilai diameter batang pada pada pemupukan a saat umur 9 bulan adalah klon tebu transgenik IPB 1-52, IPB 1-71, IPB 1-56, IPB 1-51, IPB 1-36, IPB 1-55, IPB 1-21, IPB 1-62, IPB 1-34, IPB 1-5, isogenik PS 851, IPB 1-40, IPB 1-17, IPB 1-1, IPB 1-59, IPB 1-46, IPB 1-12, IPB 1-7, IPB 1-6, IPB 1-4, IPB 1-2, IPB 1-37, IPB 1-3, dan IPB 1-53. Pada saat berumur 6 bulan, 2 klon tebu transgenik IPB 1 nilainya berada di atas isogenik PS 851. Namun kondisi tersebut berubah saat 22 23 24 25 26 27 28 29 30 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 D ia me tr B a tn a g m m Klon tebu 6 Bulan 9 Bulan 37 umur 9 bulan, dimana 10 klon tebu transgenik IPB 1 nilainya di atas isogenik PS 851. Perubahan kondisi tersebut terjadi karena adanya penurunan nilai isogenik PS 851 dari 26,67 mm menjadi 25,33 mm akibat proses pemanjangan batang Gambar 18. Gambar 19. Grafik Diameter Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan pada Pemupukan N 100 dan P 50. Urutan nilai diameter batang pada pemupukan b umur 6 bulan dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah klon tebu transgenik IPB 1-52, IPB 1-21, IPB 1-59, IPB 1-36, IPB 1-55, IPB 1-46, IPB 1-1, isogenik PS 851, IPB 1-62, IPB 1-2, IPB 1-56, IPB 1-34, IPB 1-17, IPB 1-4, IPB 1-40, IPB 1-12, IPB 1-71, IPB 1-37, IPB 1-5, IPB 1-3, IPB 1-53, IPB 1-6, IPB 1-7, dan IPB 1-51. Kemudian urutan diameter batang pada pemupukan b umur 9 bulan dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah klon tebu transgenik IPB 1-62, IPB 1-46, IPB 1-36, isogenik PS 851, IPB 1-51, IPB 1-2, IPB 1-71, IPB 1-34, IPB 1-17, IPB 1-12, IPB 1-56, IPB 1-21, IPB 1-6, IPB 1-5, IPB 1-1, IPB 1-55, IPB 1-52, IPB 1-37, IPB 1-3, IPB 1- 59, IPB 1-40, IPB 1-7, IPB 1-53, dan IPB 1-4. Sebanyak 7 klon tebu transgenik IPB 1 nilainya berada di atas nilai isogenik PS 851 saat tebu berumur 6 bulan, kemudian posisi berubah saat tebu memasuki umur 9 bulan. Pada klon tebu transgenik IPB 1-62, memiliki nilai diameter batang paling besar, namun memiliki nilai tinggi batang yang kecil. 22 23 24 25 26 27 28 29 30 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 Diam e te r B at an g m m Klon Tebu 6 Bulan 9 Bulan 38 Gambar 20. Grafik Diameter Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan pada Pemupukan N 50 dan P 100. Urutan nilai diameter batang pada pemupukan c umur 6 bulan dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah klon tebu transgenik IPB 1-34, IPB 1-21, IPB 1-17, IPB 1-51, IPB 1-71, IPB 1-52, IPB 1-37, IPB 1-12, isogenik PS 851, IPB 1- 36, IPB 1-6, IPB 1-3, IPB 1-40, IPB 1-5, IPB 1-4, IPB 1-2, IPB 1-53, IPB 1-62, IPB 1-59, IPB 1-56, IPB 1-46, IPB 1-55, IPB 1-7, dan IPB 1-1. Kemudian urutan diameter batang pada pemupukan c umur 9 bulan dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah klon tebu transgenik IPB 1-21, IPB 1-53, IPB 1-6, IPB 1-46, IPB 1-5, isogenik PS 851, IPB 1-52, IPB 1-51, IPB 1-36, IPB 1-7, IPB 1-4, IPB 1-3, IPB 1-62, IPB 1-56, IPB 1-34, IPB 1-2, IPB 1-71, IPB 1-40, IPB 1-37, IPB 1-12, IPB 1-59, IPB 1-55, IPB 1-17 dan IPB 1-1. Dari hasil tersebut lebih banyak tebu transgenik IPB 1 yang nilai diameter batangnya berada di bawah nilai isogenik PS 851. Namun jika dilihat kembali pada hasil keragaan tinggi batang tebu saat berumur 6 bulan dan 9 bulan, hasilnya lebih banyak tebu transgenik IPB 1 yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan isogenik PS 851. Hal tersebut menunjukkan bahwa tebu transgenik IPB 1 pertumbuhannya lebih kepada pemanjangan batang daripada perbesaran diameter batang Gambar 20. Urutan nilai diameter batang pada pemupukan d umur 6 bulan dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah klon tebu transgenik IPB 1-7, IPB 1-5, IPB 1-62, IPB 1-53, IPB 1-37, IPB 1-17, IPB 1-36, IPB 1-71, IPB 1-56, IPB 1-52, IPB 1-51, IPB 1-34, IPB 1-2, IPB 1-46, isogenik PS 851, IPB 1-59, IPB 1-40, IPB 1-6, 22 23 24 25 26 27 28 29 30 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 Diam e te r B at an g m m Klon Tebu 6 Bulan 9 Bulan 39 IPB 1-3, IPB 1-12, IPB 1-1, IPB 1-55, IPB 1-4, dan IPB 1-21. Kemudian urutan diameter batang tebu pada pemupukan d umur 9 bulan dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah klon tebu transgenik IPB 1-71, IPB 1-5, IPB 1-52, IPB 1-17, IPB 1-53, IPB 1-1, IPB 1-62, IPB 1-59, IPB 1-56, IPB 1-4, IPB 1-46, IPB 1-40, IPB 1-36, IPB 1-34, IPB 1-21, IPB 1-7, isogenik PS 851, IPB 1-55, IPB 1-51, IPB 1-6, IPB 1-2, IPB 1-37, IPB 1-3, dan IPB 1-12. Klon tebu pada pemupukan d banyak yang mengalami penurunan diameter batang dari umur 6 bulan ke 9 bulan akibat adanya pemanjangan batang, sama halnya seperti yang terjadi pada pemupukan a, pemupukan b, dan pemupukan c. Gambar 21. Grafik Diameter Batang Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Umur 6 Bulan dan 9 Bulan pada Pemupukan N 100 dan P 100. Setelah dilakukan pembahasan dengan menggunakan tabel dan grafik, selanjutnya dibahas mengenai hasil analisis statistik. Pada saat umur tebu 6 bulan nilai F hitung untuk sumber keragaman pemupukan, klon tebu, interaksi, dan ulangan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata sehingga tidak ada uji lanjutan dengan menggunakan uji duncan Lampiran 11. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pada semua tingkat pemupukan a, pemupukan b, pemupukan c, dan pemupukan d pada 23 klon tebu transgenik IPB 1 dengan tiga ulangan akan menghasilkan keragaan diameter batang tebu yang tidak berbeda nyata. Hasil analisis statistik keragaan diameter batang umur 9 bulan, nilai F hitung untuk sumber keragaman pemupukan, klon tebu, dan interaksi menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, sementara nilai F hitung untuk 22 23 24 25 26 27 28 29 30 IP B 1 -1 IP B 1 -2 IP B 1 -3 IP B 1 -4 IP B 1 -5 IP B 1 -6 IP B 1 -7 IP B 1 -12 IP B 1 -17 IP B 1 -21 IP B 1 -34 IP B 1 -36 IP B 1 -37 IP B 1 -40 IP B 1 -46 IP B 1 -51 IP B 1 -52 IP B 1 -53 IP B 1 -55 IP B 1 -56 IP B 1 -59 IP B 1 -62 IP B 1 -71 P S 851 Diam e te r B at an g m m Klon Tebu 6 Bulan 9 Bulan 40 sumber keragaman ulangan menunjukkan hasil yang berbeda nyata Lampiran 12. Dilakukan dengan uji duncan untuk ulangan, hasilnya dapat di lihat pada Tabel 11. Tabel 11. Uji Duncan untuk Ulangan pada Diameter Batang Umur 9 Bulan Ulangan Rataan Diameter batang mm 3 26,2 a 2 25,4 b 1 25,2 b Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5. Ulangan 3 memiliki nilai rataan diameter batang yang paling tinggi yaitu 26,2 mm dan berbeda nyata dibandingkan dengan ulangan 2 dan 1. Sementara itu, ulangan 2 dan 1 tidak saling berbeda nyata dengan masing-masing nilai 25,4 mm dan 24,2 mm. Keragaan diameter batang tidak dipengaruhi oleh perlakuan pemupukan, interaksi, dan klon saat tebu berumur 6 bulan dan 9 bulan. Satu- satunya sumber keragaman yang berpengaruh adalah ulangan pada umur 9 bulan.

4.2.4. Pengaruh Pemupukan Terhadap Bobot Tebu Transgenik IPB 1 dan

Isogenik PS 851 Tabel 12. Bobot Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Klon Bobot kuintalha a b c d rataan IPB 1-1 1247 1248 1149 1165 1202 IPB 1-2 868 1328 1087 1167 1112 IPB 1-3 1270 1140 1177 1257 1211 IPB 1-4 1147 1152 1103 1172 1144 IPB 1-5 1128 955 794 1064 985 IPB 1-6 1269 1034 1069 894 1067 IPB 1-7 1245 1040 931 1121 1084 IPB 1-12 1136 1321 1002 886 1086 IPB 1-17 1098 1071 949 1439 1139 IPB 1-21 1167 1001 1124 965 1064 IPB 1-34 1133 1069 1229 1162 1148 IPB 1-36 1010 934 1230 1215 1097 IPB 1-37 1218 1237 914 1255 1156 IPB 1-40 1010 1301 1085 967 1091 IPB 1-46 1110 1066 1018 1041 1059 IPB 1-51 1059 1010 997 1232 1075 IPB 1-52 1255 1267 1129 1117 1192 IPB 1-53 1068 1121 1031 1136 1089 IPB 1-55 1109 1262 1156 1108 1159 IPB 1-56 1194 1112 1292 1289 1222 IPB 1-59 1207 1245 1197 1151 1200 IPB 1-62 1107 1080 1036 1190 1103 IPB 1-71 969 1167 1056 1202 1098 PS 851 1006 1049 1185 1522 1190 rataan transgenik IPB 1 1131 1137 1076 1139 Keterangan: a = pemupukan N 50 dan P 50 c = pemupukan N 100 dan P 50 c = pemupukan N 50 dan P 100 d = pemupukan N 100 dan P 100 nilai klon tebu merupakan rataan dari nilai ulangan 1, 2, dan 3. 41 Bobot tebu merupakan batang tebu yang telah dipanen dalam leng. Sebelum dilakukan pemanenan, tebu dipastikan sudah dalam kondisi matang dengan kandungan sukrosa mencapai maksimal dan hampir sama kadarnya pada setiap ruas agar rendemen yang didapatkan tinggi. Tabel 12 menyajikan data bobot tebu. Pada pemupukan a dan pemupukan b, nilai rataan bobot transgenik IPB 1 lebih tinggi dibandingkan dengan isogenik PS 851, sementara pada pemupukan c dan pemupukan d nilai rataan bobot tebu transgenik IPB 1 lebih rendah dibandingkan nilai bobot isogenik PS 851. Hasil tersebut menunjukkan bahwa isogenik PS 851 bisa meningkatkan bobot seiring dengan penambahan dosis pupuk, sementara tebu transgenik IPB 1 telah tercukupi kebutuhannya pada pemupukan a N 50 dan P 50. Itu ditunjukkan dengan tidak meningkatnya secara signifikan hasil bobot tebu transgenik IPB 1 seiring dengan penambahan dosis pupuk Gambar 22. Pada Tabel 12, nilai bobot isogenik PS 851 pada pemupukan a 1.006 kuintalha dan nilainya jauh berbeda pada pemupukan d 1.522 kuintalha. Rataan bobot pemanenan tebu transgenik IPB 1 yang dihasilkan pada masing-masing pemupukan adalah a 1.131 kuintalha, b 1.137 Kuintalha, c 1.076 kuintalha, dan d 1.139 kuintalha. Gambar 22. Grafik Bobot Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Hasil analisis statistik untuk bobot tebu menunjukkan nilai F hitung untuk sumber keragaman pemupukan, interaksi, dan klon tebu menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, sementara F hitung untuk sumber keragaman ulangan 400 600 800 1000 1200 1400 1600 P S I P B 1- 1 P S I P B 1- 2 P S I P B 1- 3 P S I P B 1- 4 P S I P B 1- 5 P S I P B 1- 6 P S I P B 1- 7 P S I P B 1- 1 2 P S I P B 1- 1 7 P S I P B 1- 2 1 P S I P B 1- 3 4 P S I P B 1- 3 6 P S I P B 1- 3 7 P S I P B 1- 4 P S I P B 1- 4 6 P S I P B 1- 5 1 P S I P B 1- 5 2 P S I P B 1- 5 3 P S I P B 1- 5 5 P S I P B 1- 5 6 P S I P B 1- 5 9 P S I P B 1- 6 2 P S I P B 1- 7 1 Is oge n ik P S 851 B o b o t k u in tal h a Klon Tebu Perlakuan a N 50 dan P 50 Perlakuan b N 100 dan P 50 Perlakuan c N 50 dan P 100 Perlakuan d N 100 dan P 100 42 menunjukkan berbeda nyata. Berikut hasil uji duncan pada ulangan untuk melihat perbedaan nyata dan tidak nyata pada setiap ulangan: Tabel 13. Uji Duncan untuk Ulangan pada Bobot Tebu Ulangan Rataan Bobot Tebu kuintalha 1 1221 a 3 1105 b 2 1046 c Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5. Ulangan 1, 2, dan 3 menunjukkan hasil yang saling berbeda nyata. Ulangan 1 menghasilkan nilai rataan bobot yang paling besar dengan nilai rataan bobot 1.221 kuintalha, selanjutnya ulangan 3 dengan bobot 1.105 kuintalha, dan ulangan 2 dengan bobot 1.046 kuintalha.

4.2.5. Pengaruh Pemupukan Terhadap Rendemen Tebu Transgenik IPB 1 dan

Isogenik PS 851 Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula di dalam batang tebu yang dinyatakan dengan persen. Bila dikatakan rendemen tebu 10, artinya bahwa dari 100 kg tebu yang digiling akan diperoleh gula sebanyak 10 kg. Bakat tinggi rendahnya rendemen biasanya linier dengan nilai keragaan batang tebu, seperti jumlah batang, tinggi batang, dan diameter batang. Nilai rataan rendemen tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan b, c, dan d lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rendemen isogenik PS 851, sementara pada pemupukan a nilai rendemen tebu transgenik IPB 1 lebih rendah dibandingkan dengan nilai rendemen isogenik PS 851 Tabel 14. Pada tebu transgenik IPB 1, pemupukan b memiliki nilai rataan yang paling tinggi dibandingkan dengan pemupukan a, b, dan c. Jika dilihat nilai penyebarn rendemen pada Gambar 23 menunjukkan pemupukan a dan pemupukan b memiliki kecenderungan nilai rataan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemupukan c dan pemupukan d. Pada pemupukan a, meskipun dosis pupuk yang diberikan pada tebu transgenik IPB 1 rendah, namun tetap bisa memberikan nilai rendemen yang tidak jauh berbeda dengan pemupukan b, c, dan d. Hasil analisis statistik juga menunjukkan bahwa pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap nilai rendemen, karena itu dosis pemupukan yang sudah efektif mencukupi kebutuhan tebu adalah pemupukan a N 50 dan P 50. 43 Tabel 14. Rendemen Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Klon Rendemen a b c d rataan IPB 1-1 8,39 8,37 7,50 8,28 8,14 IPB 1-2 8,42 7,92 8,25 7,67 8,06 IPB 1-3 8,09 8,28 7,89 8,13 8,10 IPB 1-4 8,40 8,20 8,02 7,84 8,11 IPB 1-5 6,66 8,20 7,69 8,03 7,64 IPB 1-6 8,07 7,96 7,99 8,10 8,03 IPB 1-7 8,62 8,49 7,61 8,22 8,24 IPB 1-12 7,58 8,10 7,87 6,85 7,60 IPB 1-17 7,72 8,30 7,81 7,55 7,84 IPB 1-21 8,10 8,48 7,68 8,09 8,09 IPB 1-34 7,63 8,04 7,72 7,70 7,77 IPB 1-36 8,22 8,39 7,36 7,90 7,97 IPB 1-37 7,97 8,15 8,06 8,32 8,13 IPB 1-40 8,20 8,15 7,74 7,80 7,97 IPB 1-46 8,50 8,58 7,87 7,91 8,21 IPB 1-51 8,29 8,03 7,99 7,87 8,05 IPB 1-52 8,10 8,37 7,73 8,31 8,13 IPB 1-53 8,10 8,44 8,04 7,69 8,07 IPB 1-55 8,61 8,01 7,81 8,19 8,16 IPB 1-56 8,07 8,28 7,56 7,73 7,91 IPB 1-59 8,03 8,49 7,92 7,93 8,10 IPB 1-62 7,71 8,12 7,53 7,44 7,70 IPB 1-71 8,16 8,22 7,85 7,84 8,02 PS 851 8,24 8,08 7,29 7,72 7,83 rataan transgenik IPB 1 8,07 8,24 7,80 7,89 Keterangan: a = pemupukan N 50 dan P 50 b = pemupukan N 100 dan P 50 c = pemupukan N 50 dan P 100 d = pemupukan N 100 dan P 100 nilai klon tebu merupakan rataan dari nilai ulangan 1, 2, dan 3. Gambar 23. Grafik Rendemen Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Hasil analisis statistik untuk rendemen menunjukkan nilai F hitung untuk sumber keragaman pemupukan dan interaksi menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, sementara nilai F hitung untuk sumber keragaman ulangan dan klon tebu menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Selanjutnya sumber keragaman ulangan dan klon tebu dilakukan uji duncan, hasilnya dapat dilihat sebagai berikut: 6,00 6,50 7,00 7,50 8,00 8,50 9,00 9,50 10,00 P S I P B 1- 1 P S I P B 1- 2 P S I P B 1- 3 P S I P B 1- 4 P S I P B 1- 5 P S I P B 1- 6 P S I P B 1- 7 P S I P B 1- 1 2 P S I P B 1- 1 7 P S I P B 1- 2 1 P S I P B 1- 3 4 P S I P B 1- 3 6 P S I P B 1- 3 7 P S I P B 1- 4 P S I P B 1- 4 6 P S I P B 1- 5 1 P S I P B 1- 5 2 P S I P B 1- 5 3 P S I P B 1- 5 5 P S I P B 1- 5 6 P S I P B 1- 5 9 P S I P B 1- 6 2 P S I P B 1- 7 1 Is oge n ik P S 851 Re n d e m e n Klon Tebu Perlakuan a N 50 dan P 50 Perlakuan b N 100 dan P 50 Perlakuan c N 50 dan P 100 Perlakuan d N 100 dan P 100 44 Tabel 15. Uji Duncan untuk Ulangan pada Rendemen Ulangan Rataan Rendemen 1 8,21 a 2 8,18 a 3 7,58 b Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5. Rataan rendemen tertinggi ada pada ulangan 1. Hal itu berkaitan dengan hasil analisis statistik sebelumnya. Keragaan jumlah batang umur 6 dan 9 bulan, tinggi batang umur 9 bulan, dan bobot tebu menunjukkan bahwa ulangan 1 memiliki rataan tertinggi sehingga diikuti oleh nilai rendemen yang tinggi. Nilai rataan rendemen pada ulangan 1 yang bernilai 8,21 tidak berbeda nyata dengan ulangan 2 yang bernilai 8,18. Kemudian rendemen ulangan 1 dan 2 berbeda nyata dengan ulangan 3 yang memiliki nilai 7,58. Hasil uji duncan menunjukkan klon tebu berpengaruh terhadap nilai rendemen yang didapatkan. Nilai rataan rendemen tertinggi ada pada klon tebu transgenik IPB 1-7 dengan nilai 8,23 dan nilai rataan rendemen paling rendah terdapat pada klon IPB 1-12 dengan nilai 7,60. Ada 19 klon tebu transgenik IPB 1 yang memiliki rataan nilai rendemen di atas isogenik PS 851 dan 4 klon transgenik IPB 1 sisanya berada di bawah rataan nilai isogenik PS 851. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar klon tebu transgenik IPB 1 memiliki keunggulan dalam menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan dengan PS 851. Tabel 16. Uji Duncan Klon Tebu pada Rendemen Klon Tebu Rataan Rendemen Klon Tebu Rataan Rendemen IPB 1-7 8,23 a IPB 1-51 8,04 abcd IPB 1-46 8,21 a IPB 1-6 8,02 abcd IPB 1-55 8,15 ab IPB 1-71 8,01 abcd IPB 1-1 8,13 ab IPB 1-40 7,97 abcd IPB 1-52 8,12 ab IPB 1-36 7,96 abcd IPB 1-37 8,12 ab IPB 1-56 7,90 abcd IPB 1-4 8,11 ab IPB 1-17 7,84 abcd IPB 1-3 8,09 abc Isogenik PS 851 7,83 abcd IPB 1-59 8,09 abc IPB 1-34 7,77 abcd IPB 1-21 8,08 abc IPB 1-62 7,70 bcd IPB 1-53 8,07 abc IPB 1-5 7,64 cd IPB 1-2 8,06 abcd IPB 1-12 7,60 d Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5.

4.2.6. Pengaruh Pemupukan Terhadap Hablur Tebu Transgenik IPB 1 dan

Isogenik PS 851 Hablur adalah gula sukrosa yang dikristalkan. Dalam sistem produksi gula, pembentukan gula terjadi di dalam proses metabolisme tanaman. Hablur yang dihasilkan mencerminkan rendemen tebu. Pada Tabel 17 menunjukkan isogenik 45 PS 851 pada pemupukan d memiliki nilai hablur yang paling tinggi dibandingkan dengan isogenik PS 851 pada pemupukan a, pemupukan b, dan pemupukan c. Tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan a dan pemupukan b memiliki nilai rataan hablur lebih besar dibandingkan nilai hablur isogenik PS 851, sementara pada pemupukan c dan pemupukan d nilai rataan hablur tebu transgenik IPB 1 lebih rendah dari isogenik PS 851. Tingginya dosis pemupukan yang diberikan pada tebu transgenik IPB 1 tidak berdampak pada tingginya nilai hablur. Hal tersebut menunjukkan pemupukan telah efektif untuk tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan N 50 dan P 50. Klon tebu transgenik IPB 1-3, IPB 1-4, IPB 1-6, IPB 1-7, IPB 1-21, dan IPB 1-46 pada pemupukan a memiliki nilai hablur paling tinggi dibandingkan b, pemupukan c, dan pemupukan d. Tabel 17. Hablur Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Klon Hablur kuintalha a b c d rataan IPB 1-1 104,6 104,2 86,2 96,5 97,9 IPB 1-2 73,3 105,3 89,4 89,5 89,4 IPB 1-3 104,8 94,4 92,3 101,8 98,3 IPB 1-4 96,5 94,6 87,5 92,3 92,7 IPB 1-5 75,8 76,6 59,5 86,0 74,5 IPB 1-6 101,9 82,4 86,2 72,3 85,7 IPB 1-7 108,6 88,2 70,0 92,0 89,7 IPB 1-12 86,7 107,1 77,4 61,6 83,2 IPB 1-17 85,1 88,5 74,7 109,1 89,4 IPB 1-21 94,8 84,4 86,1 77,9 85,8 IPB 1-34 87,1 86,1 95,5 88,9 89,4 IPB 1-36 82,4 78,3 90,7 95,9 86,8 IPB 1-37 97,2 100,9 73,5 104,7 94,1 IPB 1-40 82,9 106,1 83,3 75,5 86,9 IPB 1-46 94,1 91,6 80,0 83,2 87,2 IPB 1-51 87,7 81,1 78,4 96,1 85,8 IPB 1-52 101,6 105,9 86,8 92,2 96,6 IPB 1-53 86,6 94,2 82,1 87,6 87,6 IPB 1-55 95,3 100,3 90,5 90,5 94,1 IPB 1-56 96,6 92,0 97,7 98,5 96,2 IPB 1-59 96,9 104,8 94,5 91,5 96,9 IPB 1-62 85,8 87,9 79,4 88,1 85,3 IPB 1-71 78,9 94,4 83,6 91,4 87,1 PS 851 83,0 84,1 85,5 117,0 92,4 rataan transgenik IPB 1 91,5 93,4 83,7 89,7 Keterangan: a = pemupukan N 50 dan P 50 b = pemupukan N 100 dan P 50 c = pemupukan N 50 dan P 100 d = pemupukan N 100 dan P 100 nilai klon tebu merupakan rata-rata dari nilai ulangan 1, 2, dan 3. 46 Gambar 24. Grafik Hablur Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Hasil analisis statistik menunjukkan nilai F hitung untuk sumber keragaman pemupukan, interaksi, dan klon tebu menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, sementara nilai F hitung untuk sumber keragaman ulangan menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Berikut ini uji duncan untuk ulangan: Tabel 18. Uji Duncan untuk Ulangan pada Hablur Ulangan Rataan Hablur kuintalha 1 100 a 2 85 b 3 84 b Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5. Ulangan 1 memiliki nilai hablur 100 kuintalha, nilai tersebut lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan dua ulangan lainnya. Sementara itu, ulangan 2 dan 3 menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.

4.2.7. Pembahasan Keseluruhan Analisis Statistik Keragaan dan Hasil Tebu

Hasil uji statistik yang meliputi keragaan jumlah batang, tinggi batang, dan diameter batang dan hasil bobot tebu, rendemen, dan hablur pada sumber keragaman pemupukan, klon tebu, interaksi dan ulangan menunjukkan hasil yang berbeda pada setiap sumber keragaman yang diukur. Khusus untuk sumber keragaman pemupukan dan interaksi menunjukkan bahwa pemupukan a, pemupukan b, pemupukan c, dan pemupukan d tidak berbeda nyata terhadap keragaan dan hasil tebu transgenik IPB 1. Oleh karena itu, pemupukan yang telah efektik untuk tebu transgenik IPB 1 adalah pemupukan a dengan dosis N 50 dan dosis P 50. 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 P S I P B 1- 1 P S I P B 1- 2 P S I P B 1- 3 P S I P B 1- 4 P S I P B 1- 5 P S I P B 1- 6 P S I P B 1- 7 P S I P B 1- 1 2 P S I P B 1- 1 7 P S I P B 1- 2 1 P S I P B 1- 3 4 P S I P B 1- 3 6 P S I P B 1- 3 7 P S I P B 1- 4 P S I P B 1- 4 6 P S I P B 1- 5 1 P S I P B 1- 5 2 P S I P B 1- 5 3 P S I P B 1- 5 5 P S I P B 1- 5 6 P S I P B 1- 5 9 P S I P B 1- 6 2 P S I P B 1- 7 1 Is oge n ik P S 851 Hab lu r Ku in tal h a Klon Tebu Perlakuan a N 50 dan P 50 Perlakuan b N 100 dan P 50 Perlakuan c N 50 dan P 100 Perlakuan d N 100 dan P 100 47 Pengaruh pemupukan yang tidak berbeda nyata, dikarenakan tebu mampu mencukupi kebutuhan hara terutama P dengan cara melakukan perombakan P organik pada asam fitat oleh bantuan enzim fitase menjadi P anorganik sehingga tersedia bagi tanaman. Pelepasan P pada asam fitat juga berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur lain seperti Ca 2+ , Fe 2+, dan Mg 2+ yang terkhelat pada stuktur asam fitat Gambar 25. Gambar 25. Struktur Asam Fitat yang Mengkhelat Unsur Bervalensi Dua Gambar 26. Proses Perombakan Asam Fitat Unsur Mg 2+ digunakan tanaman tebu untuk sintesis klorofil dan P merupakan sumber energi ATP untuk metabolisme tanaman. Peran kedua unsur tersebut pada akhirnya akan meningkatkan fotosintesis dan metabolisme sehingga produktivitas tanaman tebu akan meningkat. Pelepasan fitase ke lingkungan sekitar perakaran juga akan meningkatkan ketersediaan berbagai mineral sehingga efisiensi pemupukan P yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas tebu Santosa, 2004. Keragaan jumlah batang dan tinggi batang berpengaruh terhadap nilai rendemen. Selain itu, rendemen yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh klon tebu. Hal ini senada dengan yang dijelaskan oleh Nurhasanah 2007, fitat merupakan 48 bentuk penyimpanan fosfat dalam tanaman yang merupakan bentuk P terikat yang sukar digunakan tanaman. Fosfat ini dapat dimanfaatkan oleh tanaman bila senyawa fitat telah di hidrolisis sehingga akan menghasilkan ester yang berfosfat rendah dan melepaskan unsur P organik. Pelepasan P organik yang terdapat didalam sel tanaman merupakan sumber energi. Pelepasan P organik juga berpengaruh terhadap pelepasan unsur Mg 2+ yang terkhelat dalam struktur fitat sehingga memberikan pengaruh positif pada proses pembentukan klorofil. Pembentukan klorofil tersebut akan meningkatkan fotosintesis yang merupakan pembentukan gula yang pada akhirnya akan meningkatkan rendemen tebu. Interaksi antara pemupukan dan klon tebu juga menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada seluruh analisis ragam yang meliputi jumlah batang, tinggi batang, diameter batang, bobot, rendemen, dan hablur. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa antara pemupukan dan klon tebu tidak ada hubungan yang saling mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan ulangan sebagai kelompok Gambar 2. Pengelompokan tersebut didasarkan pada perbedaan saluran irigasi pada lahan yang digunakan sebagai tempat penelitian. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ulangan memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap keragaan dan hasil tebu transgenik IPB 1. Dari 9 analisis ragam, 7 diantaranya menunjukkan bahwa ulangan memiliki pengaruh yang berbeda nyata, kemudian 6 dari 7 ulangan yang berbeda nyata tersebut menunjukkan bahwa ulangan 1 sering muncul dengan memiliki nilai rataan yang tertinggi dibandingkan dengan ulangan 2 dan 3. Perbedaan hasil itu lebih disebabkan oleh faktor irigasi inlet-outlet. Ulangan 1 berada di sebelah utara yang lebih dekat dengan saluran irigasi utama, sungai, yang mengarah dari timur ke barat Lampiran 24. Hal tersebut memungkinkan ulangan 1 mendapatkan pengairan yang lebih baik dibandingkan dengan ulangan 2 dan 3 sehingga berpengaruh terhadap keragaan dan hasil tebu yang lebih tinggi pada ulangan 1.

4.3. Skoring Klon Terbaik Tebu Transgenik IPB 1

Skoring digunakan untuk melihat klon-klon tebu yang memiliki nilai terbaik sehingga bisa dipilih untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Nilai skoring diberikan berdasarkan kriteria dan pengkelasan. Hasil ranking dari skoring untuk 49 seluruh pemupukan menunjukkan bahwa sebagian besar tebu transgenik IPB 1 memiliki nilai skoring yang lebih baik dibandingkan kontrol yaitu isogenik PS 851. Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa ada 14 klon tebu transgenik IPB 1 yang nilai skoringnya berada di atas nilai isogenik PS 851. Sementara itu 9 klon tebu transgenik lain nilai skoringnya berada di bawah nilai isogenik PS 851. Tabel 19. Skoring Data Keragaan dan Hasil untuk Seluruh Pemupukan. Klon Tebu Total Brik Total Bobot Total Rendemen Total Hablur Total Keragaan Total Skor IPB 1-52 960 2940 3180 2880 3990 13950 IPB 1-3 900 3000 3120 2940 3790 13750 IPB 1-59 1200 2940 3180 3000 3400 13720 IPB 1-1 540 3120 3300 2880 3560 13400 IPB 1-56 600 3120 2760 2940 3800 13220 IPB 1-37 960 2880 3180 2760 3300 13080 IPB 1-46 1080 2400 3240 2460 3880 13060 IPB 1-4 1140 2820 3180 2700 3160 13000 IPB 1-7 840 2520 3240 2520 3740 12860 IPB 1-55 660 2700 3300 2700 3170 12530 IPB 1-40 1020 2460 2820 2400 3770 12470 IPB 1-17 1020 2580 2700 2400 3760 12460 IPB 1-36 900 2580 2820 2520 3620 12440 IPB 1-53 840 2280 3240 2400 3580 12340 Isogenik PS 851 720 2880 2580 2640 3490 12310 IPB 1-34 960 2640 2640 2460 3580 12280 IPB 1-51 1080 2220 3060 2280 3540 12180 IPB 1-71 840 2460 3120 2400 3350 12170 IPB 1-2 840 2700 2940 2460 3210 12150 IPB 1-6 1320 2280 3060 2160 3260 12080 IPB 1-21 600 2460 3240 2280 3390 11970 IPB 1-62 960 2460 2400 2100 3040 10960 IPB 1-12 480 2460 2340 2280 3210 10770 IPB 1-5 840 1920 2400 1680 3700 10540 Keterangan: nilai skoring pada tabel diurutkan dari total skor yang tertinggi sampai yang terendah Tabel 20. Skoring Pemupukan N 50 dan P 50 Klon Tebu Total Brik Total Bobot Total Rendemen Total Hablur Total Keragaan Total Skor IPB 1-52 360 780 840 660 1140 3780 IPB 1-1 120 780 900 660 1040 3500 IPB 1-46 360 540 960 600 1020 3480 IPB 1-3 300 720 780 660 970 3430 IPB 1-6 300 720 780 600 940 3340 IPB 1-59 300 720 780 600 810 3210 IPB 1-7 240 720 960 660 610 3190 IPB 1-37 300 720 720 600 850 3190 IPB 1-56 240 660 780 600 900 3180 IPB 1-4 180 660 960 600 710 3110 IPB 1-51 360 420 900 480 930 3090 IPB 1-55 60 600 960 600 830 3050 IPB 1-36 300 420 840 420 1010 2990 IPB 1-21 180 660 840 540 720 2940 IPB 1-17 300 480 720 420 980 2900 IPB 1-40 240 420 840 420 840 2760 IPB 1-34 300 540 600 420 830 2690 IPB 1-2 360 240 960 240 840 2640 IPB 1-53 240 420 840 480 630 2610 Isogenik PS 851 180 360 840 360 840 2580 IPB 1-62 240 480 600 420 750 2490 IPB 1-12 120 540 600 480 700 2440 IPB 1-71 120 360 780 360 800 2420 IPB 1-5 300 540 240 300 910 2290 Keterangan: nilai skoring pada tabel diurutkan dari total skor yang tertinggi sampai yang terendah 50 Skoring selanjutnya yang ditampilkan adalah skoring pemupukan a N 50 dan P 50. Pemupukan tersebut dipilih karena dianggap bahwa perbedaan pemupukan a, b, c, dan d tidak menjadi pengaruh nyata terhadap keragaan dan hasil, seperti yang dapat dilihat pada pembahasan hasil uji statistik. Hasil skoring pemupukan N 50 dan P 50 menunjukkan bahwa lebih banyak klon tebu transgenik IPB 1 yang memiliki nilai skoring lebih tinggi dari isogenik PS 851 jika dibandingkan dengan hasil skoring pada seluruh pemupukan Tabel 19. Hal tersebut terjadi karena tebu transgenik IPB 1 memberikan respon yang tidak terlalu tinggi terhadap perbedaan pemupukan di mana pemupukan dengan N 50 dan P 50 bisa memberikan hasil yang hampir setara dengan pemupukan N 100 dan P 100. Tujuh klon tebu transgenik yang dipilih berdasarkan nilai skoring paling tinggi ialah klon IPB 1-1, IPB 1-3, IPB1-6, IPB 1-46, IPB 1-52, IPB 1-56, dan IPB 1-7. 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pengaruh pemupukan dengan dosis pemupukan a N 50 dan P 50, b N 100 dan P 50, c N 50 dan P 100, dan d N 100 dan P 100 pada tebu transgenik IPB 1 tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap keragaaan dan hasil. Oleh karena itu, dosis rekomendasi pemupukan yang telah efektif mencukupi tebu adalah dosis N 50 dan P 50. 2. Hasil skoring pada dosis perlakuan pemupukan a N 50 dan P 50 menunjukkan klon tebu transgenik IPB 1-1, IPB 1-3, IPB 1-6, IPB 1-7, IPB 1-46, IPB 1-52, dan IPB 1-56 adalah 7 klon tebu transgenik IPB 1 yang memiliki total skoring yang paling baik dari 23 klon tebu transgenik IPB 1 yang di gunakan dalam penelitian.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh perlakuan pemupukan dengan dosis yang berbeda terhadap tebu transgenik IPB 1 pada berbagai kondisi lahan dan agroklimat.