Pengaruh Pemupukan Terhadap Hablur Tebu Transgenik IPB 1 dan

44 Tabel 15. Uji Duncan untuk Ulangan pada Rendemen Ulangan Rataan Rendemen 1 8,21 a 2 8,18 a 3 7,58 b Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5. Rataan rendemen tertinggi ada pada ulangan 1. Hal itu berkaitan dengan hasil analisis statistik sebelumnya. Keragaan jumlah batang umur 6 dan 9 bulan, tinggi batang umur 9 bulan, dan bobot tebu menunjukkan bahwa ulangan 1 memiliki rataan tertinggi sehingga diikuti oleh nilai rendemen yang tinggi. Nilai rataan rendemen pada ulangan 1 yang bernilai 8,21 tidak berbeda nyata dengan ulangan 2 yang bernilai 8,18. Kemudian rendemen ulangan 1 dan 2 berbeda nyata dengan ulangan 3 yang memiliki nilai 7,58. Hasil uji duncan menunjukkan klon tebu berpengaruh terhadap nilai rendemen yang didapatkan. Nilai rataan rendemen tertinggi ada pada klon tebu transgenik IPB 1-7 dengan nilai 8,23 dan nilai rataan rendemen paling rendah terdapat pada klon IPB 1-12 dengan nilai 7,60. Ada 19 klon tebu transgenik IPB 1 yang memiliki rataan nilai rendemen di atas isogenik PS 851 dan 4 klon transgenik IPB 1 sisanya berada di bawah rataan nilai isogenik PS 851. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar klon tebu transgenik IPB 1 memiliki keunggulan dalam menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan dengan PS 851. Tabel 16. Uji Duncan Klon Tebu pada Rendemen Klon Tebu Rataan Rendemen Klon Tebu Rataan Rendemen IPB 1-7 8,23 a IPB 1-51 8,04 abcd IPB 1-46 8,21 a IPB 1-6 8,02 abcd IPB 1-55 8,15 ab IPB 1-71 8,01 abcd IPB 1-1 8,13 ab IPB 1-40 7,97 abcd IPB 1-52 8,12 ab IPB 1-36 7,96 abcd IPB 1-37 8,12 ab IPB 1-56 7,90 abcd IPB 1-4 8,11 ab IPB 1-17 7,84 abcd IPB 1-3 8,09 abc Isogenik PS 851 7,83 abcd IPB 1-59 8,09 abc IPB 1-34 7,77 abcd IPB 1-21 8,08 abc IPB 1-62 7,70 bcd IPB 1-53 8,07 abc IPB 1-5 7,64 cd IPB 1-2 8,06 abcd IPB 1-12 7,60 d Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5.

4.2.6. Pengaruh Pemupukan Terhadap Hablur Tebu Transgenik IPB 1 dan

Isogenik PS 851 Hablur adalah gula sukrosa yang dikristalkan. Dalam sistem produksi gula, pembentukan gula terjadi di dalam proses metabolisme tanaman. Hablur yang dihasilkan mencerminkan rendemen tebu. Pada Tabel 17 menunjukkan isogenik 45 PS 851 pada pemupukan d memiliki nilai hablur yang paling tinggi dibandingkan dengan isogenik PS 851 pada pemupukan a, pemupukan b, dan pemupukan c. Tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan a dan pemupukan b memiliki nilai rataan hablur lebih besar dibandingkan nilai hablur isogenik PS 851, sementara pada pemupukan c dan pemupukan d nilai rataan hablur tebu transgenik IPB 1 lebih rendah dari isogenik PS 851. Tingginya dosis pemupukan yang diberikan pada tebu transgenik IPB 1 tidak berdampak pada tingginya nilai hablur. Hal tersebut menunjukkan pemupukan telah efektif untuk tebu transgenik IPB 1 pada pemupukan N 50 dan P 50. Klon tebu transgenik IPB 1-3, IPB 1-4, IPB 1-6, IPB 1-7, IPB 1-21, dan IPB 1-46 pada pemupukan a memiliki nilai hablur paling tinggi dibandingkan b, pemupukan c, dan pemupukan d. Tabel 17. Hablur Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Klon Hablur kuintalha a b c d rataan IPB 1-1 104,6 104,2 86,2 96,5 97,9 IPB 1-2 73,3 105,3 89,4 89,5 89,4 IPB 1-3 104,8 94,4 92,3 101,8 98,3 IPB 1-4 96,5 94,6 87,5 92,3 92,7 IPB 1-5 75,8 76,6 59,5 86,0 74,5 IPB 1-6 101,9 82,4 86,2 72,3 85,7 IPB 1-7 108,6 88,2 70,0 92,0 89,7 IPB 1-12 86,7 107,1 77,4 61,6 83,2 IPB 1-17 85,1 88,5 74,7 109,1 89,4 IPB 1-21 94,8 84,4 86,1 77,9 85,8 IPB 1-34 87,1 86,1 95,5 88,9 89,4 IPB 1-36 82,4 78,3 90,7 95,9 86,8 IPB 1-37 97,2 100,9 73,5 104,7 94,1 IPB 1-40 82,9 106,1 83,3 75,5 86,9 IPB 1-46 94,1 91,6 80,0 83,2 87,2 IPB 1-51 87,7 81,1 78,4 96,1 85,8 IPB 1-52 101,6 105,9 86,8 92,2 96,6 IPB 1-53 86,6 94,2 82,1 87,6 87,6 IPB 1-55 95,3 100,3 90,5 90,5 94,1 IPB 1-56 96,6 92,0 97,7 98,5 96,2 IPB 1-59 96,9 104,8 94,5 91,5 96,9 IPB 1-62 85,8 87,9 79,4 88,1 85,3 IPB 1-71 78,9 94,4 83,6 91,4 87,1 PS 851 83,0 84,1 85,5 117,0 92,4 rataan transgenik IPB 1 91,5 93,4 83,7 89,7 Keterangan: a = pemupukan N 50 dan P 50 b = pemupukan N 100 dan P 50 c = pemupukan N 50 dan P 100 d = pemupukan N 100 dan P 100 nilai klon tebu merupakan rata-rata dari nilai ulangan 1, 2, dan 3. 46 Gambar 24. Grafik Hablur Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851 Hasil analisis statistik menunjukkan nilai F hitung untuk sumber keragaman pemupukan, interaksi, dan klon tebu menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, sementara nilai F hitung untuk sumber keragaman ulangan menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Berikut ini uji duncan untuk ulangan: Tabel 18. Uji Duncan untuk Ulangan pada Hablur Ulangan Rataan Hablur kuintalha 1 100 a 2 85 b 3 84 b Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji α 5. Ulangan 1 memiliki nilai hablur 100 kuintalha, nilai tersebut lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan dua ulangan lainnya. Sementara itu, ulangan 2 dan 3 menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.

4.2.7. Pembahasan Keseluruhan Analisis Statistik Keragaan dan Hasil Tebu