Gambar 32. Celah diantara dua puncak gunung
4.1.6 Nilai Amplitudo
Sebaran nilai amplitudo SeaBeam 1050D diperoleh melalui pemrosesan data mentah hasil survei dengan menggunakan perangkat lunak MBSystem.
Data-data tersebut kemudian diplotkan kedalam sebuah gambar sehingga diperoleh sebaran nilai amplitude Gambar 33. Nilai amplitudo dari lokasi survei
berada pada rentang 100 mVolt – 800 mVolt. Berdasarkan sebaran nilai
amplitudo di lokasi penelitian dengan menggunakan SeaBeam 1050D, terihat bahwa nilai amplitudo yang dominan ditunjukkan oleh gradasi warna toska tua.
Warna ini menggambarkan sebaran nilai amplitudo yang memiliki kisaran sebesar 400mV dan menjadi nilai amplitudo yang dominan di lokasi penelitian. Informasi
lain yang diperoleh menyatakan bahwa nilai amplitudo terbesar berada pada sisi- sisi dari jalur survei SeaBeam 1050D atau berada pada sisi gunung bawah laut
nilai amplitudo terbesar cenderung berada di sisi-sisi gambar
Gambar 33. Sebaran nilai amplitudo di lokasi penelitian
4.1.7 Sebaran Nilai Backscatter
Nilai backscatter menggambarkan besarnya nilai hambur balik dari gelombang suara yang ditransmisikan oleh sebuah alat akustik kedalam perairan.
Gelombang suara tersebut akan kembali dan diterima oleh receiver. Menurut Kågesten 2008, backscatter didefinisikan sebagai refleksi gelombang suara
kembali menuju sumber gelombang suara itu berasal. Setiap objek memiliki tingkat kekasaran hardness dan kekerasan
roughness yang berbeda. Hal ini dapat dikarenakan kandungan material benda
antara benda yang satu dan benda yang lain berbeda. Benda-benda yang memiliki tingkat kekerasan seperti bebatuan akan memiliki nilai hambur balik backscatter
yang lebih besar bila dibandingkan dengan dengan material lunak seperti lumpur atau biota-biota laut. Selain faktor kekerasan, nilai hambur balik juga dipengaruhi
oleh faktor kekasaran roughness suatu benda. Material yang memiliki bentuk permukaan yang halus cenderung akan
memiliki gelombang pantul yang teratur menuju receiver. Nilai backscatter sering digunakan untuk memperkirakan tipe dan kondisi substrat dasar perairan.
Nilai backscatter pada penelitian ini diperoleh melalui pemrosesan data dengan menggunkan MBSystem. Data tersebut kemudian diplotkan dalam sebuah gambar
sehingga diperoleh sebaran nilai backscatter di lokasi penelitian seperti pada gambar 34. Kisaran nilai backscatter yang diperoleh selama proses pemeruman
tepat diatas gunung bawah laut tersebut yaitu -64,2400 dB hingga -23,1347 dB. Nilai amplitudo yang diperoleh melalui instrumen akustik tertentu dapat
dikonversi menjadi nilai hambur balik melalui sebuah formula matematis. Beberapa komponen nilai yang harus diketahui dalam perhitungan ini terdiri dari
voltage gain V dan reference voltage V
r
. Nilai ini didasarkan pada sinyal suara yang dihasilkan trandcucer ketika melalukan pemeruman berupa energi
listrik. Perhitungan nilai hambur balik dari multibeam membutuhkan proses yang relatif lebih rumit. Kerumitan ini dapat dianalogikan melalui sebuah ilustrasi
bahwa sapuan multibeam akan menghasilkan bentuk berupa garis, sedangkan single beam
hanya berupa titik Hasanudin 2009. Tahapan pertama yang harus dilakukan dalam pengolahan data backscatter yaitu dengan menggunkan suatu
algoritma khusus Kågesten, 2008. Formula yang dapat digunakan dalam melakukan konversi nilai amplitudo kedalam unit backscatter yaitu :
PdB = 20 Log VV
r
..................................................................... 6
Gambar 34. Sebaran nilai backscatter di lokasi penelitian
4.2 Pembahasan 4.2.1