Gunung Bawah Laut Gunung bawah laut memiliki bentuk dan ukuran yang tidak sama satu Sebaran Nilai Amplitudo

Gambar 38. Proses koreksi kecepatan kapal

4.2.4 Gunung Bawah Laut Gunung bawah laut memiliki bentuk dan ukuran yang tidak sama satu

dan yang lainnya. Secara umum, gunung bawah laut memiliki alas berbentuk bulat atau elips serta memiliki puncak yang berada diatasnya. Kitchingman et al. 2007 menjelaskan bahwa puncak gunung merupakan karakteristik dari sebuah gunung bawah laut. Sudut kemiringan atau slope dari dari gunung bawah laut dapat mencapai 60 o OSPAR Commission, 2010. Penelitian mengenai gunung bawah laut seamount telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Penggunaan satelit masih dirasa kurang untuk memberikan informasi yang lengkap mengenai gunung bawah laut. Satelit hanya mampu mengidentifikasi lokasi gunung bawah laut yang relatif berukuran besar saja. Penggunaan data batimetri memungkinkan diperolehnya informasi mengenai bentuk dan struktur dari gunung bawah laut. Penggunaan data satelit dan data batimetri akan memberikan informasi yang saling melengkapi dan akurat mengenai gunung bawah laut. Pemetaan terhadap gunung bawah laut tidak hanya memberikan informasi mengenai pola penyebarannya. Keberadaan gunung bawah laut di suatu perairan memberikan informasi tidak hanya dari satu disiplin ilmu. Berbagai informasi seperti proses geologi, ekologi, identifikasi daerah potensial terjadinya letusan gunung berapi, hingga pengelolaan terhadap makhluk hidup.

4.2.5 Sebaran Nilai Amplitudo

Nilai amplitudo yang berada di lokasi penelitian cenderung menyebar disepanjang jalur survei yang dilakukan di lokasi penelitian. Kisaran nilai ini relatif luas yaitu antara 100 mV – 800 mV. Perbedaan dari nilai impedansi akustik dari masing-masing jenis sedimen dapat menyebabkan terjadinya nilai amplitudo yang bervariasi. Nilai impedansi yang besar akan menghasilkan nilai amplitudo yang besar pula. Menurut Gumbira 2011, nilai amplitudo diperoleh secara langsung berupa nilai hambur balik yang berasal dari dasar perairan sedangkan nilai backscatter diperoleh dari hasil penurunan nilai intensitas. Data-data dari nilai amplitudo ini dapat digunakan untuk melakukan identifikasi jenis sedimen disepanjang jalur survei. Namun pada penelitian ini, identifikasi terhadap jenis sedimen tidak dilakukan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi amplitudo gelombang akustik yang dipantulkan adalah sudut datang gelombang akustik pada bidang pantul, pengurangan attenuation dari gelombang akustik oleh sedimen, kehilangan energi akustik yang disebabkan oleh penyebarannya ke segala arah, serta kehilangan energi akustik yang disebabkan karena penyebarannya oleh bidang-bidang reflektor yang permukaannya tidak teratur.

4.2.6 Sebaran Nilai Backscatter