Pengambilan Data Sound Velocity Profile SVP Pengambilan Data Pasang Surut Tide Pemrosesan Data Pemrosesan Data Backscatter dan Amplitudo

30 tersebut memberikan informasi mengenai nilai kedalaman sebenarnya di lokasi penelitian. Perhitungan limit error dari akurasi kedalaman sangat diperlukan untuk tujuan validasi data yang dihasilkan. Proses perhitungan limit error mengacu pada standar IHO 1998. Perhitungan limit error ini didasarkan pada nilai a dan b yang terdapat pada tabel standar minimum survei. Perhitungan tersebut dapat dihitung secara matematis dengan formula : Limit error = ± [a 2 + b x d 2 ] ......................... 5 Keterangan : a = Konstanta kesalahan independen jumlah kesalahan yang bersifat tetap. b = Faktor kesalahan kedalaman dependen jumlah kesalahan kedalaman yang bersifat tidak tetap. d = Kedalaman terukur. b x d = Kesalahan kedalaman yang dependen jumlah semua kesalahan kedalaman yang dependen.

3.4 Pengambilan Data Sound Velocity Profile SVP

Data SVP diperoleh melalui sebuah alat yang disebut CTD tipe SBE 19. Instrumen ini memiliki beberapa sensor yang mampu merekam recorded parameter oseanografi seperti nilai konduktivitas, suhu dan kedalaman periaran. Salah satu keuntungan dari penggunaan instrumen ini adalah mampu dioperasikan secara portable.

3.5 Pengambilan Data Pasang Surut Tide

Data pasang surut yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Informasi Geospasial BIG melalui stasiun 31 pasang surut Seblat yang terletak di Kabupaten Bengkulu Utara Lampiran 7. Data yang diambil adalah data pasang surut pada 18-20 Desember 2010.

3.6 Pemrosesan Data

Data multibeam yang diperoleh melalui akuisisi data merupakan data kedalaman, amplitudo dan data backscatter. Data kedalaman dapat diolah dengan menggunakan perangkat lunak software CARIS HIPS and SIPS 6.1. Data amplitudo dan backscatter diperoleh melalui pemrosesan data melalui MBSystem yang bekerja pada sistem operasi Linux. Visualisasi gunung bawah laut secara 3D dilakukan dengan perangkat lunak Fledermaus 6.2.

3.7 Pemrosesan Data Backscatter dan Amplitudo

Karakteristik dasar perairan dapat diketahui dari nilai hambur balik backscatter yang diterima oleh receiver. Sama halnya dengan pengolahan data kedalaman, untuk menghasilkan nilai hambur balik dasar perairan dibutuhkan tahap-tahap pengolahan data. MBCLEAN digunakan untuk mengoreksi beam yang dianggap buruk. Pengoreksian secara manual melalui visualisasi dari masing-masing beam dapat dilakukan dengan MBEDIT. Koreksi navigasi seperti heavy, pitch, dan roll dapat dilakukan dengan bantuan MBNAVEDIT. Koreksi terhadap pengaruh kecepatan suara dilakukan dengan MBVELOCITY, hal ini dilakukan untuk menghilangkan perubahan kecepatan suara yang terjadi selama survei dilakukan. MBBACKANGLE digunakan untuk mengoreksi sudut bukaan beam dari instrumen akustik yang digunakan. Semua data yang telah mengalami koreksi tersebut, selanjutnya akan diproses kembali dengan cara menggabungkan melalui perintah MBPROCESS. Gambar 18 menjelaskan pemrosesan data hasil 32 survei agar diperoleh nilai hambur balik backscattering dan amplitude dasar perairan. Setiap jenis multibeam memiliki kode ID tersendiri sehingga akan menghasilkan file output yang berbeda. Dalam penelitian ini jenis multibeam ELAC SeaBeam akan menghasilkan file output mb94. Sedangkan jenis Simrad EM 12D menghasilkan file output mb51. Gambar 18. Diagram alir pemrosesan hambur balik backscatter dan amplitudo pada MBSystem Raw Data XSE atau .all Pemrosesan Raw Data MBCLEAN MB EDIT MBNAVEDIT MBVELOCITTOOL MBBACKANGLE MBPROSSES Output .mb94 dan mb51 Grid dan Plot data Grafik Sebaran Backscatter dan Amplitudo 33

3.8 Pengukuran Dimensi Gunung Bawah Laut