4.1.5 Dimensi Gunung Bawah Laut
Pengukuran dimensi dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada tinggi dan diameter dari gunung tersebut. Tinggi gunung bawah laut secara umum
mencapai ± 3.968 meter. Nilai ini diperoleh dari hasil pengurangan atau selisih antara tinggi puncak maksimum gunung di bawah permukaan laut dan kedalaman
disekitar kaki gunung Gambar 28. Pengukuran tinggi gunung bawah laut ini dapat dilihat dari profil yang ditampilkan oleh perangkat lunak software
Fladermaus 6.2. Puncak gunung berada pada kedalaman ± 1.270 meter dari permukaan laut.
Gambar 28. Pengukuran tinggi gunung bawah laut
Berdasarkan hasil tampilan 3D, gunung bawah di kawasan barat daya Pulau Sumatera ini memiliki alas yang cenderung berbentuk elips. Bentuk elips
akan menghasilkan pengukuran terhadap diameter panjang major axis dan diameter pendek minor axis. Diameter panjang gunung bawah laut memiliki
nilai ± 50.240 meter, sedangkan diameter pendek dari gunung tersebut ± 5.644 meter. Pengukuran terhadap diameter gunung dapat dilihat pada gambar 29 dan
gambar 30. Gunung bawah laut pada penelitian ini bisa dikatakan sebagai gunung yang memiliki ukuran yang relatif sangat besar. Ukuran menjadi faktor penting
dalam pengklasifikasian bentuk gunung bawah laut. Metode yang sampai saat ini masih digunakan untuk mengetahui sebaran gunung bawah laut di dunia yaitu
dengan menggunakan satelit altimetry dan penggunaaan gelombang akustik. Gunung bawah laut yang berukuran besar akan mudah untuk dideteksi
keberadaanya sehingga informasi mengenai sebarannya akan lebih mudah untuk diketahui.
Gambar 29. Pengukuran diameter panjang major axis gunung bawah laut
Gambar 30. Pengukuran diameter pendek minor axis gunung bawah laut
Informasi mengenai keberadaan gunung bawah laut tidak hanya dilihat dari posisi gunung tersebut di perairan. Puncak peak yang berukuran lebih kecil
merupakan salah satu ciri dari sebuah gunung yang mudah untuk diamati. Pengamatan terhadap puncak gunung dapat dilihat dari data batimetri hasil
kegiatan pemeruman dengan tingkat akurasi alat yang tinggi. Berdasarkan tampilan batimetri 2 dimensi yang berasal dari perangkat lunak CARIS HIPS and
SIPS 6.1 maupun tampilan 3 dimensi dari Fledermaus 6.2, diperoleh informasi bahwa gunung bawah laut yang berada di perairan barat daya Pulau Sumatera ini
memilik jumah puncak yang lebih dari satu. Umumnya sebuah gunung hanya memiliki satu puncak, jumlah puncak yang lebih dari satu ini merupakan hal yang
menarik dalam mempelajari struktur dari gunung tersebut. Gambar 31 memperlihatkan bahwa jarak antara puncak gunung terpisah sejauh ± 3.050 meter.
Gambar 31. Pengukuran jarak antar puncak
Keberadaan dua buah puncak gunung ini mengakibatkan terbentuknya sebuah celah atau kaldera gunung. Kedalaman celah ini diukur dari puncak
gunung terhadap kedalaman maksimum daerah yang membentuk sebuah cekungan di bagian atas gunung. Penggunaan perangkat lunak software
Fledermaus akan memberikan profil dan nilai dari kedalaman celah Gambar 32. Berdasarkan hasil pengukuran, celah tersebut memiliki nilai kedalaman sebesar
± 250 meter. Fledermaus akan memberikan tampilan secara jelas mengenai jumlah puncak objek yang diduga sebagai gunung bawah laut. Tampilan tersebut
diperoleh dengan cara melakukan pembesaran zoom in terhadap gambar. Penggunaan rumus volume kerucut dalam perhitungan dimensi gunung ini
menghasilkan nilai ± 8,84 x 10
11
meter
3
.
Gambar 32. Celah diantara dua puncak gunung
4.1.6 Nilai Amplitudo