2.1.2   Metode Analisis Isi
Menurut  Fluornoy  dalam  Eko  2006:38,  metode  analisis  isi  adalah  suatu metode untuk mengamati dan mengukur isi pesan komunikasi. Metode ini sering
digunakan  untuk  mengetahui  karakteristik  isi  surat  kabar  tentang  frekuensi  dan volume  berdasarkan  bidang  masalah,  penggunaan  sumber  informasi,  dan
kecenderungan isi. Holsti  dalam  Eko  2006:38,  menyebutkan  bahwa  teknik  penelitian  yang
menggunakan  analisis  isi  bisa  menggambarkan  secara  objektif,  sistematik,  dan kuantitatif  tentang  isi  komunikasi  yang  tersurat.  Objektivitas  diperoleh  dengan
menggunakan kategori analisis yang diklasifikasi secara tepat sehingga orang lain yang  menggunakannya  untuk  menganalisis  isi  yang  sama  akan  memeroleh  hasil
yang sama pula. Sistematis artinya prosedur tertentu diterapkan dengan cara yang sama  pada  semua  isi  yang  dianalisis.  Kuantitatif  di  sini  menunjukkan  bahwa
penelitian ini mengumpulkan data kuantitatif  melalui perhitungan angka-angka. Menurut Muhsin 1998:20, analisis isi dipakai untuk mengaji pesan-pesan
yang  dimuat  oleh  media.  Pendekatan  ini  digunakan  untuk  menguji  isi  secara kuantitatif,
keyakinan-keyakinan, kepentingan-kepentingan
editor, dan
kecenderungan  isi  pesan.  Lebih  lanjut  Muhsin  1998:20  berpendapat  bahwa pendekatan  analisis  isi  dapat  menjadi  titik  awal  untuk  memelajari  efek  pesan
komunikasi.  Studi-studi  tentang  analisis  isi  surat  kabar  sudah  banyak  dilakukan, misalnya oleh Asri 2010 dan Mintarsih 1987. Dalam penelitian tersebut aspek
yang paling menonjol adalah perbandingan isi berita ekonomi rakyat yang dimuat oleh dua surat kabar. Lain halnya dengan penelitian Yunanto 2001 yang merujuk
pada arah perubahan pemberitaan surat kabar dalam kurun waktu tertentu.
2.1.3  Reliabilitas Analisis Isi
Pendekatan kuantitatif mensyaratkan suatu penelitian, termasuk analisis isi memiliki keterandalan reliability dan kesahihan validity yang baik. Analisis isi
adalah  suatu  teknik  penelitian  untuk  membuat  inferensi-inferensi  kesimpulan yang dapat diulang replicable dan sahih data dengan memerhatikan konteksnya.
Namun,  dalam  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Eko  2006  tidak  ditemukan penjelasan  tentang  peran  juri  dalam  uji  reliabilitas.  Peneliti  hanya  menjelaskan
tentang  penghitungan    tingkat    keterpercayaan    intercoder  dengan  menggunakan intercoder  reliability Holsti.
Tingkat keterandalan reliability metode analisis isi mengacu pada tingkat konsistensi  yang  ditampilkan  oleh  satu  atau  lebih  juri  dalam  mengklasifikasi  isi
menurut nilai tertentu dalam variabel spesifik. Reliabilitas dapat didemonstrasikan dengan  mengaji  hubungan  antara  penilaian  dari  sampel  yang  sama  untuk  butir
relevan, oleh juri yang berbeda inter-coder reliability, atau oleh juri yang sama dalam saat yang berbeda inter-coder reliability, atau oleh juri yang sama dalam
saat  yang  berbeda  intra-coder  reliability.  Untuk  mencapai  tingkat  reliabilitas kepercayaan yang tinggi, peneliti harus:
1. Mendefinisikan variabel dan nilai secara jelas dan tepat dan menjamin bahwa
semua juri dapat memahami definisi ini dalam cara yang sama. 2.
Melatih  juri  dalam  menerapkan  kriteria  terdefinisi  untuk  setiap  variabel  dan nilai.
3. Mengukur  konsistensi  inter-coder  di  mana  dua  atau  lebih  juri  menerapkan
kriteria  definisi-definisi  dengan  menggunakan  kumpulan  contoh  serupa. Hasilnya dapat diketahui apakah kategorisasi data dalam penelitiannya handal.
Analisis  isi  tidak  berpotensi  untuk  menunjukkan  bagaimana  pengamat mamahami  atau  menilai  apa  yang  mereka  lihat  atau  dengar.  Analisis  isi  hanya
menunjukkan apa yang diberi prioritas atau dianggap penting dan apa yang tidak. Tingkat validitas analisis isi ditentukan oleh penarikan kesimpulan dan kesesuaian
dengan  teori  yang  berlaku.  Jika  reliabilitas  merujuk  pada  konsistensi  internal analisis  isi,  maka  validitas  merujuk  pada  konsistensi  eksternal  dari  keseluruhan
riset atau teori yang terkait. Analisis  isi  bisa  menyajikan  deskripsi  dimensi-dimensi  kuantitatif  dan
representasi  suatu  teks.  Metode  ini  dapat  digunakan  untuk  menyajikan  peta  latar belakang  background-map  representasi  teks  itu.  Setelah  menggunakan  analisis
isi,  Philip  Bell  menyarankan  peneliti  menginterpretasikan  teks  dengan  metode kualitatif,  seperti  metode  semiotik  atau  interpretasi  teks  individual  Bell  dalam
Agus 2006:24.
2.1.4  Kategori obyek analisis