SKH Kompas adalah surat kabar berskala nasional yang memiliki pembaca yang cukup banyak. Hal tersebut dibuktikan oleh Muhsin 1998 yang
menunjukkan fakta bahwa SKH Kompas menjangkau hampir 50 pembaca surat kabar harian nasional di Indonesia.
Maka dari itu, penelitian ini mengaji berita-berita pertanian yang dikemas oleh SKH Kompas. Penelitian ini tidak membahas masalah dampak media kepada
khalayaknya, akan tetapi menekankan pada isi media itu sendiri dalam memuat berita-berita pertanian.
Berkaitan dengan uraian di atas maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana frekuensi pemunculan berita-berita pertanian yang disajikan
SKH Kompas selama satu tahun Maret 2010-Februari 2011 2.
Bagaimana volume berita-berita pertanian pada setiap kategori bidang masalah pada SKH Kompas selama satu tahun Maret 2010-Februari
2011 3.
Sumber-sumber informasi apa saja yang digunakan oleh penulis berita pertanian yang disajikan pada SKH Kompas selama setahun Maret 2010-
Februari 2011 4. Apa bentuk penyajian berita-berita pertanian yang disajikan di dalam SKH
Kompas selama satu tahun Maret 2010-Februari 2011 5. Bagaimana posisi berita-berita pertanian yang disajikan di dalam SKH
Kompas selama satu tahun Maret 2010-Februari 2011
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui frekuensi pemunculan berita- berita pertanian yang disajikan
SKH Kompas selama satu tahun Maret 2010-Februari 2011. 2.
Mengetahui volume pemberitaan setiap kategori berita pertanian pada SKH Kompas selama satu tahun Maret 2010-Februari 2011.
3. Mengetahui sumber-sumber informasi yang digunakan oleh penulis berita
pertanian yang disajikan SKH Kompas selama satu tahun Maret 2010- Februari 2011.
4. Mengetahui bentuk penyajian berita-berita pertanian yang disajikan SKH
Kompas selama satu tahun Maret 2010-Februari 2011. 5.
Mengetahui posisi berita-berita pertanian yang disajikan di dalam SKH Kompas selama satu tahun Maret 2010-Februari 2011.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna untuk: 1.
Kompas, sebagai masukan bagi redaksi Kompas dalam menyempurnakan isi berita yang akan dimuat.
2. Wartawan, memberi pandangan pada pentingnya liputan berita pertanian
di dalam suratkabar. 3.
Redaksi Kompas, sebagai masukan dalam menyeimbangkan bidang masalah pertanian.
4. Penelitian, memberi rangsangan tumbuhnya penelitian-penelitian baru
khususnya penelitian analisis isi media massa.
II PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Analisis Isi
Analisis isi content analysis adalah penelitian yang membahas isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisis isi adalah
Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. Analisis isi dapat digunakan
untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua
disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik atau metode penelitian. Holsti dalam Eko 2006:40 menunjukkan tiga bidang yang banyak
menggunakan analisis isi, yang besarnya hampir 75 dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosioantropologis 27,7, komunikasi umum 25,9,
dan ilmu politik 21,5. Analisis isi dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi
dapat digunakan jika memenuhi syarat berikut: 1 Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi buku, surat kabar, rekaman,
naskah, 2 Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan sesuatu dan sebagai metode pendekatan pada data tersebut, dan 3
Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan atau data-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas
dan spesifik Andre 2009. Lebih lanjut Martono 2010:77 mengungkapkan bahwa, berbagai data
dapat dimanfaatkan dalam penelitian dengan analisis isi ini, misalnya berita kenaikan harga pangan yang diperoleh dari surat kabar. Dari berita tersebut
peneliti dapat mencari tahu seberapa sering berita tersebut dimunculkan oleh surat kabar dan seberapa besar berita yang dimuat surat kabar tersebut. Sehingga
dengan menggunakan metode kuantitatif, kita dapat menjelaskan seberapa pentingkah media massa menganggap suatu berita.
2.1.2 Metode Analisis Isi
Menurut Fluornoy dalam Eko 2006:38, metode analisis isi adalah suatu metode untuk mengamati dan mengukur isi pesan komunikasi. Metode ini sering
digunakan untuk mengetahui karakteristik isi surat kabar tentang frekuensi dan volume berdasarkan bidang masalah, penggunaan sumber informasi, dan
kecenderungan isi. Holsti dalam Eko 2006:38, menyebutkan bahwa teknik penelitian yang
menggunakan analisis isi bisa menggambarkan secara objektif, sistematik, dan kuantitatif tentang isi komunikasi yang tersurat. Objektivitas diperoleh dengan
menggunakan kategori analisis yang diklasifikasi secara tepat sehingga orang lain yang menggunakannya untuk menganalisis isi yang sama akan memeroleh hasil
yang sama pula. Sistematis artinya prosedur tertentu diterapkan dengan cara yang sama pada semua isi yang dianalisis. Kuantitatif di sini menunjukkan bahwa
penelitian ini mengumpulkan data kuantitatif melalui perhitungan angka-angka. Menurut Muhsin 1998:20, analisis isi dipakai untuk mengaji pesan-pesan
yang dimuat oleh media. Pendekatan ini digunakan untuk menguji isi secara kuantitatif,
keyakinan-keyakinan, kepentingan-kepentingan
editor, dan
kecenderungan isi pesan. Lebih lanjut Muhsin 1998:20 berpendapat bahwa pendekatan analisis isi dapat menjadi titik awal untuk memelajari efek pesan
komunikasi. Studi-studi tentang analisis isi surat kabar sudah banyak dilakukan, misalnya oleh Asri 2010 dan Mintarsih 1987. Dalam penelitian tersebut aspek
yang paling menonjol adalah perbandingan isi berita ekonomi rakyat yang dimuat oleh dua surat kabar. Lain halnya dengan penelitian Yunanto 2001 yang merujuk
pada arah perubahan pemberitaan surat kabar dalam kurun waktu tertentu.
2.1.3 Reliabilitas Analisis Isi
Pendekatan kuantitatif mensyaratkan suatu penelitian, termasuk analisis isi memiliki keterandalan reliability dan kesahihan validity yang baik. Analisis isi
adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi kesimpulan yang dapat diulang replicable dan sahih data dengan memerhatikan konteksnya.
Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh Eko 2006 tidak ditemukan penjelasan tentang peran juri dalam uji reliabilitas. Peneliti hanya menjelaskan
tentang penghitungan tingkat keterpercayaan intercoder dengan menggunakan intercoder reliability Holsti.
Tingkat keterandalan reliability metode analisis isi mengacu pada tingkat konsistensi yang ditampilkan oleh satu atau lebih juri dalam mengklasifikasi isi
menurut nilai tertentu dalam variabel spesifik. Reliabilitas dapat didemonstrasikan dengan mengaji hubungan antara penilaian dari sampel yang sama untuk butir
relevan, oleh juri yang berbeda inter-coder reliability, atau oleh juri yang sama dalam saat yang berbeda inter-coder reliability, atau oleh juri yang sama dalam
saat yang berbeda intra-coder reliability. Untuk mencapai tingkat reliabilitas kepercayaan yang tinggi, peneliti harus:
1. Mendefinisikan variabel dan nilai secara jelas dan tepat dan menjamin bahwa
semua juri dapat memahami definisi ini dalam cara yang sama. 2.
Melatih juri dalam menerapkan kriteria terdefinisi untuk setiap variabel dan nilai.
3. Mengukur konsistensi inter-coder di mana dua atau lebih juri menerapkan
kriteria definisi-definisi dengan menggunakan kumpulan contoh serupa. Hasilnya dapat diketahui apakah kategorisasi data dalam penelitiannya handal.
Analisis isi tidak berpotensi untuk menunjukkan bagaimana pengamat mamahami atau menilai apa yang mereka lihat atau dengar. Analisis isi hanya
menunjukkan apa yang diberi prioritas atau dianggap penting dan apa yang tidak. Tingkat validitas analisis isi ditentukan oleh penarikan kesimpulan dan kesesuaian
dengan teori yang berlaku. Jika reliabilitas merujuk pada konsistensi internal analisis isi, maka validitas merujuk pada konsistensi eksternal dari keseluruhan
riset atau teori yang terkait. Analisis isi bisa menyajikan deskripsi dimensi-dimensi kuantitatif dan
representasi suatu teks. Metode ini dapat digunakan untuk menyajikan peta latar belakang background-map representasi teks itu. Setelah menggunakan analisis
isi, Philip Bell menyarankan peneliti menginterpretasikan teks dengan metode kualitatif, seperti metode semiotik atau interpretasi teks individual Bell dalam
Agus 2006:24.
2.1.4 Kategori obyek analisis
Sesuatu yang menjadi ciri dari penelitian analisis isi adalah kategori obyek yang akan dianalisis baik dari macam atau topik berita atau sumber berita, konsep
berita maupun kategori lainnya yang disesuaikan dengan tujuan studi. Suatu kategori dapat dipakai dalam sebuah penelitian apabila kategori tersebut sesuai
dengan tujuan studi, bersifat fungsional serta dapat dikelola, artinya tidak terlalu banyak sehingga orang mudah mengingatnya. Sama halnya dengan penelitian
Saiful et al 2005 tentang kategori berita dalam Rubrik Kandha Raharja yang didasarkan pada pengamatan dan kecenderungan dalam rubrik yang didasarkan
penelitian-penelitian terdahulu.
2.1.5 Frekuensi Pemunculan
Jumlah pemunculan suatu teks pada suatu unit analisis dihitung untuk menentukan berapa banyak frekuensi pemunculan teks yang ingin diketahui.
Sebagaimana analisis isi di dalam surat kabar, penentuan frekuensi pemunculan atau banyaknya jumlah pemberitaan yang dimunculkan pada surat kabar akan
dihitung guna mengetahui seberapa banyak berita-berita tertentu yang akan diketahui pada suatu penelitian. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui
bagaimana pengelola surat kabar menganggap penting suatu berita. Pada akhirnya, frekuensi dapat diartikan sebagai jumlah pemunculan tiap pemberitaan yang
disajikan di dalam surat kabar atau teks lainnya.
2.1.6 Volume Berita
Volume sebuah teks yang dimuat di dalam surat kabar seringkali menjadi bahan pertimbangan bagi pengelola surat kabar. Besarnya ruang pemberitaan yang
disajikan oleh surat kabar menunjukkan seberapa penting berita tersebut bagi pengelola surat kabar atau redaksi. Kebijakan redaksional berpengaruh penting
pada pemunculan ataupun luasnya suatu berita. Semakin besar ruang pemberitaan yang dialokasikan maka semakin penting penilaian redaksi pada pemberitaan
tersebut. Artinya volume berita yang besar mengandung lebih banyak keterangan informasi atau ulasan yang lebih mendalam tentang suatu berita. Tidak semua
berita memiliki volume yang besar, tergantung pada pengelola surat kabar yang menganggap seberapa penting suatu berita. Pada akhirnya volume berita diartikan
sebagai luas ruang atau kolom yang digunakan tiap berita dan diukur dalam sentimeter kolom cmK.
2.1.7 Posisi Berita
Posisi berita ialah lokasi berita pada suatu kolom surat kabar berdasarkan halaman penempatan dan letak berita itu. Seseorang cenderung membaca surat
kabar sesuai dengan penglihatannya mulai dari halaman awal dan terus berlanjut ke halaman paling belakang. Begitu seterusnya sampai menemukan apa yang
dicari. Oleh sebab itu, halaman penempatan suatu berita dapat menunjukkan seberapa tinggi pengelola surat kabar menilai berita tersebut. Posisi berita juga
dapat ditentukan oleh letak kolom suatu berita. Letak berita pada bagian atas halaman surat kabar menujukkan berita tersebut memiliki nilai tinggi sedangkan
letak berita pada bagian bawah halaman surat kabar menujukkan kurangnya nilai berita tersebut. Posisi berita dapat pula diartikan sebagai lokasi berita yang
disajikan oleh surat kabar.
2.1.8 Bidang Masalah
Bidang masalah ialah pokok permasalahan atau materi yang dikandung dalam suatu tulisan atau gambar yang dimuat oleh suatu media termasuk surat
kabar Mulyadi 2001:25. Bidang masalah harus sesuai dengan tujuan penelitian untuk memudahkan proses penelitian analisis isi. Hendaknya pemuatan bidang
masalah dalam penelitian analisis isi didasarkan atas pengetahuan yang tepat dari peneliti. Konstruksi bidang masalah ditunjukkan dengan kategori yang digunakan
dalam analisis isi dan harus berhubungan erat dengan variabel penelitian. Mintarsih 1987:40 mengategorikan lima bidang masalah pertanian
sebagai berikut: 1 Produksi Pertanian, 2 Teknologi Pasca Panen, 3 Manajemen Usaha Tani, 4 Pembaruan Pertanian, dan 5 Kebijakan Pemerintah.
Nasoetion 1990:34 menyatakan bahwa pertanian ialah suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem buatan untuk menyediakan bahan makanan bagi
manusia. Lebih lanjut Nasoetion 1990:34 mengungkapkan bahwa usaha pertanian pada dasarnya bersandar pada kegiatan menyadap energi surya agar
menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini kemudian menjadi bagian tumbuhan atau hewan yang dapat dijadikan makanan manusia,
bahan sandang dan papan, sumber energi, dan bahan baku industri.
Lebih lanjut Nasoetion 1990:34 mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan bahan-bahan organik itu tumbuhan dan hewan harus dapat hidup di
dalam suatu lingkungan yang terdiri atas tanah, air dan udara pada suatu iklim yang sesuai. Oleh karena itu, ilmu-ilmu pertanian mencakup, antara lain: ilmu
tanah, tata air, cuaca, dan iklim yang tergolong ke dalam kelompok ilmu-ilmu lingkungan kehidupan dan budidaya.
Sanusi 1989:43-44 membagi bidang masalah dalam menganalisis isi surat kabar pedesaan menjadi 17 kategori, yaitu;
1 Pertanian, 2 Kesehatan, 3 Lingkungan, 4 Pendidikan, 5
Koperasi, 6 Transmigrasi, 7 Kebudayaan dan Pariwisata, 8 Ekonomi dan Industri, 9 Hukum dan Kamtibnas, 10 Teknologi Terapan, 11
Olahraga, 12 Pembangunan Fisik, 13 Politik dan Kegiatan Pemerintahan, 14 Pembangunan Spiritual, 15 Energi dan Tambang,
16 Hiburan, dan 17 Iklan.
Selanjutnya Sihombing 1994:7-11 menunjukkan bahwa kategori bidang masalah pertanian yang dianalisis, ialah:
1 Sosial Ekonomi Pertanian, 2 Penyuluhan dan Komunikasi, 3
Iklim dan Cuaca, 4 Keteknikan Pertanian, 5 Farming System, 6 Pangan dan Gizi, 7 Peraturan Bidang Pertanian, 8 Lahan dan
Kondisinya, 9 Budidaya Tanaman, 10 Hama dan Penyakit, 11 Budidaya Ikan, 12 Sumberdaya Perairan, 13 Pengolahan Hasil
Pertanian, 14 Budidaya Ternak, 15 Kesehatan Ternak, 16 Kehutanan, dan 17 Bidang lain.
Sebagaimana kategori-kategori bidang masalah pertanian di atas, maka kategori bidang masalah pertanian yang digunakan pada penelitian ini, ialah: 1
Lingkungan Pertanian, 2 Kesejahteraan Petani, 3 Ketenagakerjaan Pertanian, 4 Pemasaran Pertanian, 5 Sistem Keuangan dan Permodalan Pertanian, 6 Sarana
Produksi Pertanian, 7 Prasarana Produksi Pertanian, 8 Penyuluhan dan Pendidikan Pertanian, 9 Komunikasi dan Informasi Pertanian, 10 Komoditas
Pertanian, 11 Iklim dan Cuaca, 12 Keteknikan Pertanian, 13 Pangan dan Gizi, 14 Peraturan Bidang Pertanian, 15 Lahan dan Kondisinya, 16 Budidaya
Tanaman, 17 Hama dan Penyakit, 18 Budidaya Ikan, 19 Sumberdaya Perairan, 20 Pengolahan Hasil Pertanian, 21 Budidaya Ternak, 22 Kesehatan Ternak, dan
23 Kehutanan.
Suatu kategori dapat dipakai dalam sebuah penelitian apabila kategori tersebut sesuai dengan tujuan studi. Oleh karena itu, kategori-kategori diatas
disesuaikan dengan tujuan penelitian yakni mengetahui proporsi berita-berita pertanian. Penentuan kategori bidang masalah pertanian berdasarkan pengamatan
dan kecenderungan yang ada pada SKH Kompas serta berdasarkan penelitian- penelitian terdahulu. Penjelasan dari masing-masing kategori bidang masalah
pertanian tersebut adalah: 1.
Lingkungan Pertanian Lingkungan pertanian adalah suatu sistem yang berasal dari luar
pertanian yang berpengaruh atas keadaan pertanian tersebut Notohadiprawiro 1989:3. Dalam suatu bangunan pertanian, perlu diperhatikan aspek-aspek
lingkungan mikro
dan pengendaliannya
yang diperlukan
untuk memaksimalkan fungsi dan bangunan tersebut sesuai dengan tujuan
dibangunnya. Dalam hal ini, kategori lingkungan pertanian mencakup beberapa hal, yaitu: keadaan alam yang terjadi di lingkungan sekitar pertanian,
dampak kerusakan alam pada pertanian, manajemen sumber daya alam, tata ruang lingkungan pertanian, tata pertanaman, dan kerusakan alam banjir,
erosi, longsor, dll. Segala sesuatu yang memengaruhi ketahanan lingkungan pertanian dan berdampak pada kerusakan lingkungan pertanian juga termasuk
ke dalam kategori lingkungan pertanian. 2.
Kesejahteraan Petani Pengertian kesejahteraan petani menurut kamus Bahasa Indonesia
adalah hal atau keadaan sejahtera yang dialami oleh petani. Kesejahteraan petani dalam hal ini adalah kondisi sosial yang dialami oleh petani, seperti
kerugian, keuntungan, dan kestabilan produktivitas pertanian. Dalam hal ini, kategori kesejahteraan petani mencakup beberapa hal, yaitu: kondisi sosial
petani termasuk nelayan, peternak, dan pedagang baik psikis maupun materiil petani terpuruk, petani melarat, tingkat pengetahuan dan keahlian
petani dalam bidang pertanian, sikap petani dalam pengambilan keputusan, dan tindakan petani dalam menangani masalah pertanian. Bukan hanya itu,
bagaimana petani mengambil keputusan dan bertindak pada kondisi yang
sedang dialaminya serta seberapa besar tingkat pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh petani.
3. Ketenagakerjaan Pertanian
Ketenagakerjaan pertanian adalah banyaknya tenaga kerja petani sawah yang membudidayakan atau mengusahakan tanaman padi dengan
tujuan memenuhi kebutuhan hidup Unikom 2004:13. Tenaga kerja itu sendiri didefinisikan sebagai penduduk yang berada pada usia kerja 15-64
tahun atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memroduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja
mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Dalam hal ini, kategori ketenagakerjaan petani mencakup beberapa hal, yaitu: tingkat
tenaga kerja petani dan buruh tani, pekerja upahan, buruh angkut, pemilik penggarap, penyakap, penyewa, dan lain sebagainya. Bukan hanya itu,
ketenagakerjaan pertanian juga meliputi tingkat upah petani, penawaran dan permintaan buruh tani, produktivitas tenaga kerja petani.
4. Pemasaran Pertanian
Pengertian pemasaran menurut Stanton dalam Ahmad 2009 adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk
merencanakan dan menentukan harga sampai dengan memromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli
aktual maupun potensial. Dalam hal ini, kategori pemasaran pertanian mencakup beberapa hal, yaitu: kenaikan dan penurunan harga komoditas
pertanian, sistem tataniaga pertanian, pendapatan pemasaran pertanian, harga produksi pertanian, serta biaya termasuk biaya operasional lembaga dalam
bidang pertanian pupuk, tanaman, dan perikanan. 5.
Sistem Keuangan dan Permodalan Pertanian Sistem keuangan itu sendiri menurut Cunningham 2009 merupakan
seluruh rangkaian dari berbagai unsur yang saling terkait yang terdiri dari rumah tangga, lembaga pemerintah, lembaga keuangan yang membentuk
pasar keuangan. Sedangkan pengertian permodalan menurut Tri 2011 adalah usaha untuk memeroleh dana yang dibutuhkan oleh badan usaha secara efisien
serta bagaimana menggunakan dana tersebut. Sistem keuangan dan permodalan pertanian di sini mencakup stabilisasi pertumbuhan ekonomi,
seperti laju inflasi, anggaran, investasi, dan indeks harga yang dipengaruhi oleh stabilisasi harga-harga komoditas pertanian. Bukan hanya itu, Sistem
keuangan dan permodalan pertanian juga mencakup laju inflasi dalam bidang pertanian, anggaran pertanian, laju kenaikan dan penurunan harga di bidang
pertanian, indeks harga, investasi, dan lain sebagainya. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh nilai kurs rupiah.
6. Sarana Produksi Pertanian
Sarana produksi pertanian adalah fasilitas yang diperlukan dalam menunjang kegiatan-kegiatan pertanian. Sarana produksi pertanian termasuk
pada salah satu subsistem agribisnis yaitu subsistem agribisnis hulu yakni kegiatan industri dan perdagangan yang menghasilkan sarana produksi
pertanian yakni pembenihan pembibitan tumbuhan, industri agrokimia pupuk, pestisida, obat, vaksin ternak dan industri agro-otomotif mesin dan
peralatan pertanian serta industri pendukung lainnya. Dalam hal ini, kategori sarana produksi pertanian mencakup beberapa hal, yaitu: penyediaan,
pengawasan serta pendistribusian pupuk, bibit unggul, insektisida, pestisida, obat ternak, dan lain-lain. Bukan hanya itu, sarana produksi pertanian juga
mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan pembenihan atau pembibitan, pemupukan, serta penyediaan sarana-sarana pertanian lainnya
yang dapat menunjang produktivitas pertanian. 7.
Prasarana Produksi Pertanian Prasarana produksi pertanian diperlukan untuk memanfaatkan
sumberdaya pertanian dan membangun pertanian komersial. Ketersediaan prasarana merupakan syarat untuk menghasilkan, memasok, dan menyalurkan
sarana pertanian yang langsung diperlukan bagi kegiatan produksi. Dengan demikian, ketersediaan prasarana menjadi penting karena secara tidak
langsung menentukan berhasil tidaknya kegiatan produksi Sudi et al 2005:18. Dalam hal ini, kategori prasarana produksi mencakup penyediaan
dan pengawasan infrastruktur pertanian, seperti: jalan, jembatan, bendungan,
dan lain-lain. Bukan hanya itu, prasarana produksi pertanian juga meliputi gudang dan lantai jemur.
8. Penyuluhan dan Pendidikan Pertanian
Menurut Suharyanto 2008 pengertian penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan dengan sistem pendidikan nonformal untuk mengubah
perilaku orang dewasa agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik. Sehingga sasaran dapat memilih dan mengambil keputusan
dari berbagai alternatif pengetahuan yang ada untuk menyelesaikan permalasalahan dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya. Dalam hal ini,
kategori penyuluhan dan pendidikan pertanian mencakup beberapa hal, yaitu: pendidikan, kursus dan pelatihan bagi masyarakat petani, pembinaan
keswadayaan petani, pembentukan organisasi petani, pemberdayaan petani, profesionalitas penyuluh, serta upaya meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya. 9.
Informasi Pertanian Menurut Davis dalam Rahmat 2005 informasi merupakan data yang
telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.
Informasi di bidang pertanian adalah suatu data di bidang pertanian yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya,
baik petani maupun masyarakat luas. Dalam hal ini, kategori informasi pertanian mencakup beberapa hal, yaitu: informasi panen raya, petani yang
berhasil, perlombaan usaha tani, pejabat pemerintah yang memajukan usaha pertanian, kenaikan pangkat dan pergantian pejabat di lingkup departemen
pertanian, informasi penelitian terbaru di bidang pertanian dan lain sebagainya. Bukan hanya itu, kategori informasi pertanian juga mencakup
beberapa informasi pertanian yang tidak termasuk ke dalam bidang masalah lain. Misalnya, hasil penemuan oleh seorang ahli pertanian, pejabat
pemerintah yang turut ikut menanam padi unggul, mutu informasi pertanian dan mutu saluran komunikasi, relasi gender dengan penggunaan informasi dan
sebagainya. Termasuk kegiatan-kegiatan pertanian yang dilakukan oleh petani, pemerintah, LSM, dan masyarakat.
10. Komoditas Pertanian
Pengertian komoditas menurut Wibisono 2010 adalah barang yang disediakan dari alam yang diolah maupun diambil secara langsung extracting
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Komoditas ini dapat berupa hasil pertanian, hasil perkebunan, hasil perikanan, peternakan, dan lain-lain. Dalam
hal ini, kategori komoditas pertanian mencakup beberapa hal, yaitu: penurunan dan kenaikan produksi pertanian padi, jagung, gula, kakao, ikan
ternak, dll, varietas unggul, penemuan jenis dan bentuk tanaman atau komoditas yang baru dikenal. Bidang masalah komoditas pertanian mencakup
segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi produktivitas komoditas pertanian, seperti penurunan dan peningkatan produksi, penurunan dan
peningkatan mutu komoditas, varietas unggul, serta penemuan jenis dan bentuk tanaman atau komoditas yang baru dikenal.
11. Iklim dan Cuaca
Cuaca terjadi karena suhu dan kelembaban yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya karena perbedaan lintang bumi. Cuaca biasanya
merupakan sebuah aktivitas fenomena dalam waktu beberapa hari. Cuaca rata- rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim Wikipedia
2011. Fluktuasi angka produksi pertanian sangat ditentukan oleh kondisi iklim. Mulai dari curah hujan, suhu udara temperatur, dan berbagai kondisi
cuaca di sekitar usaha budidaya pertanian Deeck 2007. Dalam hal ini, kategori iklim dan cuaca mencakup beberapa hal, yaitu: cahaya, kelembaban,
suhu, tekanan, gerakan udara, curah hujan, dan musim yang berhubungan dengan usaha tani. Termasuk tentang perubahan, pengaruh dan usaha-usaha
penanggulangannya. 12.
Keteknikan Pertanian Keteknikan merupakan penerapan dasar-dasar teknik dalam bidang
pertanian yang mencakup teknik mesin budidaya pertanian, teknik proses hasil pertanian pangan, energi dan listrik pertanian, perbengkelan dan
instrumentasi di bidang pertanian, ergonomika alat dan mesin pertanian, sistem dan manajemen keteknikan pertanian, dan lain-lain Wikipedia 2010.
Sedangkan teknik pertanian adalah suatu cara untuk meningkatkan efisiensi
usaha pertanian guna meningkatkan produktivitas, mutu, kontinuitas pasokan produk-produk pertanian, kesejahteraan petani, dan kelestarian lingkungan
Wikipedia 2010. Dalam hal ini, keteknikan pertanian mencakup: desain alat, mesin, bangunan untuk usaha pertanian, teknik pengoperasian, dan
pendistribusian alat pertanian tanaman, perikanan, dan peternakan. Sebagai contoh, mesin pengolah tanah, alat penangkap ikan, bangunan pemeliharaan
ternak, dan bangunan irigasi. 13.
Pangan dan Gizi Saat ini fenomena yang terus berkembang yaitu adanya kesadaran
kuat dari berbagai kalangan bahwa pangan dan gizi mempunyai peranan yang sangat kuat dalam membentuk suatu individu yang sehat dan produktif.
Komoditas pangan yang dapat memenuhi kebutuhan akan gizi di antaranya bersumber dari pangan hewani dan nabati. Sudah diketahui bahwa berbagai
bahan pangan hewani, seperti: daging, ikan, telur, susu, dan unggas. Sedangkan bahan pangan nabati, seperti: beras, sayuran, umbi-umbian, dan
buah-buahan. Baik bahan pangan hewani maupun nabati banyak mengandung gizi dan nutrisi yang memiliki komposisi kimia yang diperlukan bagi
kehidupan manusia Gunawan 2011. Dalam hal ini, kategori pangan dan gizi mencakup: pengolahan pangan, ketahanan pangan, dan pengaruhnya bagi
tubuh manusia yang bersumber dari hasil pertanian tanaman, ternak dan perikanan.
14. Kebijakan dan Peraturan Bidang Pertanian
Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak Wikipedia 2011. Berbeda dengan peraturan yang dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku dan tindakan,
kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memeroleh hasil yang diinginkan. Kebijakan dan peraturan di bidang pertanian dapat
merujuk pada proses pembuatan keputusan-keputusan penting organisasi di bidang pertanian, termasuk identifikasi berbagai alternatif, seperti: prioritas
program pertanian atau pengeluaran dan pemilihannya berdasarkan dampaknya. Dalam hal ini, kategori kebijakan dan peraturan bidang pertanian
mencakup: proses pembuatan dan isi undang-undang serta aplikasinya, kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pertanian, program-program
pertanian yang baru diciptakan oleh pemerintah atau organisasi, peraturan- peraturan di bidang pertanian yang baru dibuat oleh pemerintah atau
organisasi. 15.
Lahan dan Kondisinya Lahan adalah bagian dari bentang alam fisik yang meliputi pengertian
lingkungan fisik, seperti: tanah, iklim, topografi atau relief, hidrologi, dan vegetasi alami dimana secara potensial akan berpengaruh terhadap
penggunaan lahan yang di dalamnya adalah akibat kegiatan-kegiatan manusia baik masa lalu maupun sekarang Eirlangga 2007. Dalam hal ini, kategori
lahan dan kondisinya mencakup: unsur-unsur tanah seperti bahan mineral, bahan organik, air tanah, irigasi pengairan, kesesuaian lahan untuk tanaman,
potensi dan pembukaan lahan baru, penyempitan lahan pertanian, teknologi pengolahan lahan untuk tanaman, potensi lahan, sumberdaya lahan,
kemiringan lereng, tekstur tanah, kapasitas air tersedia, kedalaman efektif, lahan yang terdaftar di Pajak Hasil Bumi, Iuran Pembangunan Daerah, lahan
bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami padi, lahan-lahan bukaan baru, dan sengketa lahan pertanian.
16. Budidaya Tanaman
Dalam pertanian,
budidaya merupakan
kegiatan terencana
pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu area lahan untuk diambil manfaat atau hasil panennya Wikipedia 2010. Kegiatan budidaya
dapat dikatakan sebagai inti dari usaha tani. Usaha budidaya tanaman mengandalkan pada penggunaan tanah atau media lainnya untuk
membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang benilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji, buah, daun, bunga, batang, tunas, dan semua
bagian lain yang bernilai ekonomi. Dalam hal ini, kategori budidaya tanaman mencakup: usaha memaksimumkan hasil, bercocok tanam, pelestarian dan
pemuliaan tanaman, meningkatkan daya guna hasil tanaman, dan proses pemupukan secara organik.
17. Hama dan Penyakit
Hama adalah binatang perusak tanaman budidaya, seperti wereng, kutu loncat, belalang, ulat, tikus, dan lain-lain. Sedangkan penyakit tanaman terjadi
jika ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologisnya Hotimah 2010. Penyebab
penyakit tanaman, seperti: bakteri, cendawan, virus, kekurangan atau kelebihan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara, atau karena tanaman
mendapatkan stress lingkungan. Dalam hal ini, kategori hama dan penyakit mencakup: identifikasi dan analisis keterkaitan antara hama dan penyakit
dengan faktor-faktor lingkungan agroekosistem, pengaruhnya, serta cara atau teknologi pengendaliannya terhadap tanaman, penanggulangan, pengendalian,
dan pemberantasan hama tanaman, dampak pada tanaman akibat terserang hama, kondisi tanaman yang terserang hama dan penyakit, dan lain-lain.
18. Budidaya Ikan
Budidaya ikan merupakan bentuk pemeliharaan dan penangkaran berbagai macam ikan sebagai komponennya. Kegiatan budidaya ikan yang
paling umum dilakukan di kolam atau empang, tambak, tangki, karamba, serta karamba apung. Dalam hal ini, kategori budidaya ikan mencakup: pengolahan
lahan dan jasad perairan untuk budidaya ikan, mengembangbiakan, penyediaan benih, penyediaan dan pemberian makanan ikan, perawatan
kesehatan ikan, pengelolaan jasad budidaya ikan, pelestarian jenis ikan, penemuan jenis dan bentuk ikan yang baru dikenal, pelestarian, pengelolaan,
dan penyediaan ikan serta usaha pembesaran benih ikan. Termasuk penemuan ikan yang unik dan baru dikenal yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
19. Sumberdaya Perairan dan Laut
Sumberdaya perairan dan laut adalah suatu bidang yang membahas kondisi perairan dan laut yang berdampak pada sumberdaya-sumberdaya yang
terkandung di dalamnya. Dalam hal ini, kategori sumberdaya perairan dan laut mencakup: potensi sumberdaya perairan, kesesuaian habitat, pencegahan
penyuburan, pencegahan
dan pengendalian
pencemaran perairan,
pengendalian tanaman air dan gulma, konservasi perikanan, pemanfaatan sumber daya hayati laut, rehabilitasi lingkungan perairan dan laut, peningkatan
dan pengurangan produktivitas sumberdaya perairan dan laut, dan pengenalan beberapa kegiatan yang dirancang untuk melestarikan sumberdaya perairan
dan laut. 20.
Pengolahan Hasil Perikanan Pengolahan hasil perikanan merupakan usaha dalam menangani hasil
tangkapan ikan dari laut maupun hasil perikanan dari budidaya secara tepat dengan mutu yang terjaga baik serta layak dipasarkan di dalam negeri ataupun
di luar negeri. Dalam hal ini, kategori pengolahan hasil perikanan mencakup: usaha menyelamatkan dan meningkatkan dayaguna hasil perikanan sejak
diproduksi sampai kepada konsumen dan teknis penanganan hasil perikanan yang menyangkut kebutuhan lahan, alat, bahan, biaya, tenaga kerja,
pendugaan stok ikan, dan teknis pengawetan hasil perikanan, yaitu: pendinginan, pembekuan, penggaraman, dan pengeringan.
21. Budidaya Ternak
Budidaya ternak melibatkan usaha pembesaran bakalan atau benih pada suatu lahan tertentu selama beberapa waktu untuk kemudian dijual,
disembelih untuk dimanfaatkan daging serta bagian tubuh lainnya, diambil telurnya, atau diperah susunya. Dalam hal ini, kategori budidaya ternak
mencakup: sistem pemeliharaan, seleksi, sistem perkawinan, penggemukan, pembagian ternak kepada para petani untuk dipelihara, pelestarian ternak,
usaha peningkatan dayaguna hasil ternak mutu daging, susu dan telor, pengolahan dan pemberian pakan ternak, komoditi ternak besar dan kecil, dan
penemuan jenis dan bentuk ternak yang baru dikenal. 22.
Kesehatan Ternak Kesehatan ternak adalah suatu status kondisi tubuh hewan ternak
dengan seluruh sel yang menyusunnya dan cairan tubuh yang dikandungnya secara fisiologis berfungsi normal. Dalam hal ini, kategori kesehatan ternak
mencakup: usaha pencegahan dan pengobatan penyakit, fasilitas kesehatan, penyakit yang dapat ditularkan oleh ternak dan hewan kepada manusia,
desinfeksi kandang dan peralatan, penyediaan fasilitas desinfeksi, dan cara menanggulangi ternak mati.
23. Kehutanan
Kehutanan adalah suatu praktik untuk membuat, mengelola, menggunakan, dan melestarikan hutan untuk kepentingan manusia Wikipedia
2011. Dalam hal ini, kategori kehutanan mencakup: kondisi hutan, hasil hutan, habitat hewan hutan, industri kehutanan, kegiatan-kegiatan pemerintah
dalam menangani permasalahan kehutanan secara keseluruhan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah penguasaan dan penggunaan areal
hutan, seperti: tata guna lahan kehutanan, alih fungsi hutan, perebutan lahan kehutanan, dan lain sebagainya.
2.1.9 Sumber Informasi
Sumber informasi adalah orang atau lembaga yang dijadikan sumber berita dalam suatu tulisan, karena peristiwa yang dialaminya atau pendapat yang
dikemukakannya tentang peristiwa tersebut baik secara lisan maupun tulisan. Sumber informasi yang biasanya memberikan keterangan atau pendapat tentang
peristiwa yang terjadi bisa saja tokoh, pelaku, atau korban dalam peristiwa tersebut atau informan yang mewakili pemerintah atau masyarakat yang terkait
dengan peristiwa tersebut atau kombinasi ketiga hal tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhsin 1998:23,
bahwa sebagai fungsi kontrol sosial, surat kabar dapat digunakan untuk menyalurkan aspirasi
masyarakat kepada pemerintah. Masyarakat dapat menggunakan surat kabar sebagai penyalur aspirasi, pendapat serta kritik atau kontrol sosial Rahmadi
dalam Muhsin 1998:23. Informasi yang disampaikan oleh surat kabar sebaiknya tidak memihak pada salah satu golongan. Hendaknya surat kabar senantiasa
berusaha bersikap netral terhadap pemberitaan-pemberitaan yang terjadi. Oleh karena itu, surat kabar dapat berperan sebagai perantara yang menghubungkan
antara pemerintah dengan masyarakat luas. Penjelasan di atas dapat menunjukkan bahwa kategori sumber berita dibagi
menjadi tiga, yaitu pemerintah, non pemerintah, serta kombinasi pemerintah dan non pemerintah. Pemerintah adalah orang yang secara resmi menduduki jabatan
tertentu dalam lembaga pemerintahan, misalnya Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur, Walikota, Bupati, Camat, Lurah beserta para pembantunya
yang menduduki jabatan struktural. Sedangkan non pemerintah adalah orang yang
secara resmi tidak menduduki jabatan tertentu dalam lembaga pemerintahan, misalnya Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, peneliti, pengamat, akademisi,
pakar, dan masyarakat.
2.1.10 Bentuk Penyajian Berita
Bentuk penyajian berita dapat berupa berita langsung ataupun tak langsung. Yunanto 2001:13, berpendapat bahwa berita langsung straight news
merupakan berita yang disajikan redaksi hanya berdasarkan fakta peristiwa atau fakta pendapat tanpa memberikan penjelasan dari fakta peristiwa atau pendapat
tersebut. Sedangkan berita tak langsung, redaksi memberikan tambahan penjelasan terhadap fakta peristiwa atau fakta pendapat. Lebih lanjut Yunanto
2001:13, mengungkapkan bahwa berita yang lengkap tentang kejadian dan berita yang memerhatikan proporsi perlu ditampilkan surat kabar sebagai suatu
usaha untuk memberi gambaran yang lengkap, sehingga kejadian itu dapat ditangkap maknanya secara lengkap pula dan jika masalahnya harus diperbaiki,
maka pengungkapan relasi, latar belakang dan perspektif akan menjadi bahan untuk mencari jalan keluar yang tepat dan efektif.
Dari penjelasan di atas, maka bentuk penyajian berita dapat dikategorikan menjadi:
1. Tajuk Rencana, yaitu karya tulis yang ditulis berdasarkan pandangan editor tentang suatu topik Onong 2003:134.
Tajuk rencana ditulis sebagai simbol visi dan karakter lembaga media yang menyampaikan tajuk atau editorial
tersebut. 2. Foto, yaitu berita atau informasi yang dikemas dalam bentuk gambar, baik
yang mendukung berita maupun gambar yang berdiri sendiri dengan disertai keterangan yang menceritakan isi dari gambar yang ditampilkan oleh media
tersebut. 3. Pojok, yaitu kutipan pernyataan singkat dari narasumber atau peristiwa
tertentu yang dianggap menarik atau kontroversial dan diberi komentar oleh pihak redaksi media melalui kata atau kalimat yang menggelitik atau reflektif.
4. Kolom, yaitu tulisan lepas berisi opini, pandangan, penilaian, atau penekanan kecenderungan yang ditulis seseorang yang lebih banyak menekankan aspek
pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu topik atau masalah yang berkembang di masyarakat.
5. Surat Pembaca, yaitu informasi yang ditulis oleh pembaca atau publik dan dimuat dalam rubrik khusus surat pembaca. Surat pembaca biasanya berisi
keluhan atau komentar pembaca menyangkut kepentingan dirinya atau masyarakat.
6. Berita Langsung, yaitu berita yang disajikan redaksi hanya berdasarkan fakta peristiwa atau fakta pendapat tanpa memberikan penjelasan dari fakta
peristiwa atau pendapat tersebut 7. Berita Tak Langsung, yaitu berita yang disajikan redaksi dengan memberikan
tambahan penjelasan terhadap fakta peristiwa atau fakta pendapat. 8. Feature, yaitu karangan khas berupa cerita bukan fiksi yang ditulis dengan
cara yang menyenangkan pembaca dengan menggunakan teknik penulisan yang tidak perlu mengikuti jalur yang disyaratkan dalam penulisan berita.
2.2 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dirancang sebagai analisis isi untuk meneliti seberapa besar proporsi berita pertanian yang disajikan oleh SKH Kompas selama satu tahun
penerbitan Maret 2010 –Februari 2011. Untuk mengetahui hal tersebut, maka
frekuensi pemunculan berita dan volume berita dihitung dan diukur berdasarkan kategori. Lebih lanjut, penelitian ini juga menghitung sumber informasi, bentuk
penyajian dan posisi berita-berita pertanian yang dimuat oleh SKH Kompas. Hasil perhitungan tersebut, akan diketahui seberapa besar proporsi berita-berita
pertanian yang dimuat oleh SKH Kompas selama setahun Maret 2010 – Februari
2011. Kerangka pemikiran dalam penelitian mengenai analisis isi berita pertanian dapat dilihat pada gambar berikut:
Keterangan: : Untuk mengetahui
: Diukur dengan Gambar 1.
Kerangka Berpikir Analisis Isi dalam Mengetahui Proporsi Berita Pertanian
2.3
Definisi Operasional
Isi berita pertanian adalah karakteristik berita pertanian yang dapat dilihat melalui proporsi berita yang dimuatnya. Proporsi berita pertanian oleh surat kabar
adalah muatan format penyajian berita di dalam surat kabar yang diukur menurut frekuensi pemunculan, volume berita, sumber informasi, bentuk penyajian, dan
posisi berita. Frekuensi pemunculan dan volume berita serta posisi berita dalam
penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan beberapa indikator. Kemudian dapat juga dilihat dari kategorisasi format penyajian di dalam surat kabar yang
dibagi menurut bidang masalah, sumber informasi, dan bentuk penyajian. Dengan penggolongan sebagai berikut:
1. Frekuensi pemunculan adalah jumlah pemunculan tiap berita pertanian yang
dimuat pada SKH Kompas sesuai dengan pengkategoriannya, digolongkan menjadi:
Analisis Isi Surat
Kabar Proporsi
Berita Pertanian
Frekuensi Pemunculan Berita Berdasarkan Kategori Bidang
Masalah Volume Sajian Berita
Berdasarkan Kategori Bidang Masalah
Sumber Informasi Berita Pertanian
Bentuk Penyajian Berita Pertanian
Posisi Berita Pertanian
a. Rendah, menunjukkan frekuensi pemunculan kurang dari 30 kali selama
setahun b.
Sedang, menunjukkan frekuensi pemunculan berkisar 30 - 50 kali selama setahun
c. Tinggi, menunjukkan frekuensi pemunculan di atas 60 kali selama setahun
2. Volume berita adalah luas ruang atau kolom yang digunakan tiap berita
pertanian yang dimuat pada SKH Kompas sesuai dengan pengategoriannya yang dinyatakan dalam sentimeter kolom cmK, digolongkan menjadi:
a. Kecil, menunjukkan besarnya volume berita pertanian kurang dari 8 x 4 =
24 cmK b.
Sedang, menunjukkan besarnya volume berita pertanian berkisar dari 8 x 4 = 24 cmK sampai dengan 18 x 9 = 162 cmK
c. Besar, menunjukkan besarnya volume berita pertanian di atas 18 x 9 = 162
cmK 3.
Posisi berita adalah letak pemberitaan yang disajikan oleh SKH Kompas sesuai dengan kategori yang dinyatakan dalam halaman.
a. Depan: menunjukkan posisi berita berada pada halaman 1 sampai dengan
16 1.
Atas : letak berita berada di bagian atas halaman
2. Bawah
: letak berita berada di bagian bawah halaman b.
Belakang: menunjukkan posisi berita berada pada halaman 32 ke atas 1.
Atas : letak berita berada di bagian atas halaman
2. Bawah
: letak berita berada di bagian bawah halaman c.
Tengah: menunjukkan posisi berita berada pada halaman 17 sampai dengan 32
1. Atas
: letak berita berada di bagian atas halaman 2.
Bawah : letak berita berada di bagian bawah halaman
Dengan demikian untuk melihat proporsi berita-berita pertanian berdasarkan frekuensi pemunculan, volume berita, sumber informasi, bentuk
penyajian, dan posisi berita, maka dibuat kategorisasinya, yaitu:
4. Bidang masalah adalah persoalan yang dikandung di dalam berita SKH Kompas. Dalam penelitian ini bidang masalah pertanian dikategorikan sebagai
berikut: 1.
Lingkungan Pertanian: Identifikasi pada pemberitaan tentang keadaan alam yang terjadi di lingkungan sekitar pertanian, dampak kerusakan alam
pada pertanian, manajemen sumber daya alam, tata ruang lingkungan pertanian, tata pertanaman dan kerusakan alam banjir, erosi, longsor, dll.
2. Kesejahteraan Petani: Identifikasi pada pemberitaan tentang kondisi sosial
petani termasuk nelayan, peternak, dan pedagang baik psikis maupun materiil petani terpuruk, petani melarat, tingkat pengetahuan dan
keahlian petani dalam bidang pertanian, sikap petani dalam pengambilan keputusan, serta tindakan petani dalam menangani masalah pertanian.
3. Ketenagakerjaan Petani: Identifikasi pada pemberitaan tentang tingkat
upah buruh tani, pekerja upahan, buruh angkut, pemilik penggarap, penyakap, penyewa, dan lain sebagainya.
4. Pemasaran Pertanian: Identifikasi pada pemberitaan tentang kenaikan dan
penurunan harga komoditas pertanian, sistem tataniaga pertanian, pendapatan pemasaran pertanian, harga produksi pertanian, serta biaya
termasuk biaya operasional lembaga dalam bidang pertanian pupuk, tanaman, dan perikanan.
5. Sistem Keuangan dan Permodalan Pertanian: Identifikasi pada
pemberitaan tentang laju inflasi dalam bidang pertanian, anggaran pertanian, laju kenaikan dan penurunan harga di bidang pertanian, indeks
harga, investasi, dan lain sebagainya. 6.
Sarana Produksi Pertanian: Identifikasi pada pemberitaan tentang penyediaan, pengawasan serta pendistribusian pupuk, bibit unggul,
insektisida, pestisida, obat ternak, dan lain-lain. 7.
Prasarana Produksi Pertanian: Identifikasi pada pemberitaan tentang penyediaan dan pengawasan infrastruktur pertanian, seperti: jalan,
jembatan, bendungan, dan lain-lain yang berhubungan dengan bidang pertanian.
8. Penyuluhan dan Pendidikan Pertanian: Identifikasi pada pemberitaan
tentang pendidikan, kursus dan pelatihan bagi masyarakat petani, pembinaan keswadayaan petani, pembentukan organisasi petani dan lain
sebagainya. 9.
Informasi Pertanian: Identifikasi pada pemberitaan tentang informasi panen raya, petani yang berhasil, perlombaan usaha tani, pejabat
pemerintah yang memajukan usaha pertanian, kenaikan pangkat, pergantian pejabat di lingkup departemen pertanian, dan lain sebagainya.
10. Komoditas Pertanian: Identifikasi pada pemberitaan tentang penurunan
dan kenaikan produksi pertanian padi, jagung, gula, kakao, ikan ternak dll, varietas unggul, serta penemuan jenis dan bentuk tanaman atau
komoditas yang baru dikenal. 11.
Iklim dan Cuaca: Identifikasi pada pemberitaan tentang cahaya, kelembaban, suhu, tekanan, gerakan udara, curah hujan, musim, dan banjir
yang berhubungan dengan usaha tani. Termasuk mengenai perubahan, pengaruh dan usaha-usaha penanggulangannya.
12. Keteknikan Pertanian: Identifikasi pada pemberitaan tentang desain alat,
mesin, bangunan untuk usaha pertanian. Termasuk teknik pengoperasian dan pendistribusian alat pertanian tanaman, perikanan, dan peternakan.
Sebagai contoh: mesin pengolah tanah, alat penangkap ikan, bangunan pemeliharaan ternak, dan bangunan irigasi.
13. Pangan dan Gizi: Identifikasi pada pemberitaan tentang pengolahan
pangan dan ketahanan pangan serta pengaruhnya bagi tubuh manusia yang bersumber dari hasil pertanian tanaman, ternak dan perikanan.
14. Peraturan Bidang Pertanian: Identifikasi pada pemberitaan tentang proses
pembuatan dan isi undang-undang serta segala peraturan bidang pertanian. 15.
Lahan dan Kondisinya: Identifikasi pada pemberitaan tentang unsur-unsur tanah, seperti: bahan mineral, bahan organik, air tanah, irigasi pengairan,
kesesuaian lahan untuk tanaman, potensi dan pembukaan lahan baru, penyempitan lahan pertanian, kerusakan lahan karena ulah manusia, dan
teknologi pengolahan lahan untuk tanaman.
16. Budidaya Tanaman: Identifikasi pada pemberitaan tentang usaha
memaksimumkan hasil, bercocok tanam, pelestarian dan pemuliaan tanaman, meningkatkan daya guna hasil tanamanl, dan proses
pemupukannnya. 17.
Hama dan Penyakit Tanaman: Identifikasi pada pemberitaan tentang identifikasi dan analisis keterkaitan antara hama dan penyakit dengan
faktor-faktor lingkungan agroekosistem, pengaruhnya, serta cara atau teknologi pengendaliannya terhadap tanaman.
18. Budidaya Ikan: Identifikasi pada pemberitaan tentang pengolahan lahan
dan jasad perairan untuk budidaya ikan, mengembangbiakan, penyediaan benih, penyediaan dan pemberian makanan ikan, perawatan kesehatan
ikan, pengelolaan jasad budidaya ikan, pelestarian jenis ikan, serta penemuan jenis dan bentuk ikan yang baru dikenal.
19. Sumberdaya Perairan: Identifikasi pada pemberitaan tentang potensi
sumberdaya perairan, kesesuaian habitat, penyuburan, pencegahan dan pengendalian pencemaran perairan, pengendalian tanaman air dan gulma,
konservasi perikanan, serta pemanfaatan sumber daya hayati laut. 20.
Pengolahan Hasil Perikanan: Identifikasi pada pemberitaan tentang usaha menyelamatkan dan meningkatkan dayaguna hasil perikanan sejak
diproduksi sampai kepada konsumen. 21.
Budidaya Ternak: Identifikasi pada pemberitaan tentang sistem pemeliharaan, seleksi, sistem perkawinan, penggemukan, pembagian
ternak kepada para petani untuk dipelihara, pelestarian ternak, usaha peningkatan dayaguna hasil ternak mutu daging, susu dan telor,
pengolahan dan pemberian pakan ternak dan komoditi ternak besar dan kecil. Termasuk penemuan jenis dan bentuk ternak yang baru dikenal.
22. Kesehatan Ternak: Identifikasi pada pemberitaan tentang usaha
pencegahan dan pengobatan penyakit, fasilitas kesehatan, dan penyakit yang dapat ditularkan oleh ternak dan hewan kepada manusia.
23. Kehutanan: Identifikasi pada pemberitaan tentang kondisi hutan, hasil
hutan, habitat hewan hutan, industri kehutanan, dan lain-lain.
2. Bentuk penyajian berita adalah format penyajian berita pertanian yang dimuat dalam surat kabar. Kategori bentuk penyajian berita di surat kabar
dikelompokkan sebagai berikut: 1. Tajuk Rencana: Opini surat kabar yang ditulis oleh redaksi SKH Kompas
pada peristiwa atau sesuatu yang dianggap penting untuk dibahas lebih lanjut.
2. Foto: Berita atau informasi yang dikemas dalam bentuk gambar, baik yang mendukung berita maupun gambar yang berdiri sendiri yang ditampilkan
oleh SKH Kompas dengan menggunakan CmK sentimeter kolom. 3. Pojok: Opini surat kabar yang ditulis secara singkat atau pendek yang
terletak pada bagian sudut halaman surat kabar, biasanya berisi komentar penulisnya redaksi terhadap pernyataan, tindakan public figure atau
tokoh pada peristiwa tertentu. 4. Kolom: Tulisan lepas berisi opini, pandangan, penilaian atau penekanan
kecenderungan yang ditulis seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan pada suatu topik atau masalah yang
berkembang di masyarakat. 5. Surat Pembaca: Opini singkat yang ditulis pembaca atau publik dan
dimuat dalam rubrik khusus surat pembaca berisi keluhan atau komentar pembaca menyangkut kepentingan dirinya atau masyarakat.
6. Berita Langsung: Berita yang disajikan redaksi hanya berdasarkan fakta peristiwa atau fakta pendapat tanpa memberikan penjelasan dari fakta
peristiwa atau pendapat tersebut 7. Berita Tak Langsung: Berita yang disajikan redaksi dengan memberikan
tambahan penjelasan terhadap fakta peristiwa atau fakta pendapat. 8. Feature: Karangan khas berupa cerita bukan fiksi yang ditulis dengan
cara yang menyenangkan pembaca dengan menggunakan teknik penulisan yang tidak perlu mengikuti jalur yang disyaratkan dalam penulisan berita.
3. Sumber informasi adalah analisa terhadap kategorisasi narasumber berita yang diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Pemerintah: Orang yang menjadi sumber informasi yang didapat dari
pemerintah yakni orang yang secara resmi menduduki jabatan tertentu dalam lembaga pemerintahan, misalnya Presiden, Wakil Presiden,
Menteri, Gubernur, Walikota, Bupati, Camat, Lurah beserta para pembantunya yang menduduki jabatan struktural
2. Non Pemerintah: Orang yang menjadi sumber informasi yang didapat dari
orang yang secara resmi tidak menduduki jabatan tertentu dalam lembaga pemerintahan, misalnya Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, peneliti,
pengamat, akademisi, pakar, dan masyarakat. 3.
Pemerintah dan Non Pemerintah: Gabungan sumber informasi dari pihak pemerintah dan pihak non pemerintah.
III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif dengan menggunakan teknik analisis isi. Kuantitatif dalam hal ini
diartikan sebagai upaya mendeskripsikan isi komunikasi berlandaskan frekuensi pemunculan isi komunikasi tersebut. Tujuan penelitian deskriptif adalah
melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat, tidak menguji hipotesis atau membuat suatu prediksi.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari SKH Kompas yang memuat
liputan-liputan pertanian. Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berkaitan dengan tujuan penelitian seperti, buku, artikel, skripsi, tesis, dan karya
ilmiah lainya yang dapat mendukung data primer. Populasi penelitian ini adalah berita pertanian yang dimuat di dalam SKH
Kompas selama satu tahun penerbitan terhitung sejak Maret 2010 sampai Februari 2011. Satu tahun penerbitan dipilih karena pada awal tahun 2011 mengalami
kondisi iklim dan cuaca yang tidak stabil yang dapat memengaruhi kondisi sektor pertanian secara keseluruhan, sehingga menjadi layak untuk diteliti selama satu
tahun kebelakang. Unit
pengamatan terkecil
yang digunakan
adalah unit
yang terdokumentasi, yaitu tulisan dan gambar tentang pertanian yang dimuat dalam
SKH Kompas. Dalam hal ini, analisis isi hanya dilakukan pada sampel bahan- bahan berita pertanian dari SKH Kompas yang merupakan objek kajian.
3.2 Teknik Pengumpulan Data