Sama halnya dengan bidang budidaya ternak dan kesehatan ternak. Kategori tersebut kurang diperhatikan oleh SKH Kompas dalam memuat
beritanya. Hal ini sejalan dengan penelitian Okorie dan Oyedepo 2010 bahwa dari 750 berita pertanian yang diterbitkan oleh tiga surat kabar setempat hanya
9,6 tentang peternakan dan 10,6 tentang kesehatan ternak. Data tersebut menunjukkan bahwa bidang peternakan masih kurang diminati oleh redaksi-
redaksi surat kabar termasuk redaksi SKH Kompas. Bidang masalah pertanian yang memiliki frekuensi paling rendah adalah
ketenagakerjaan pertanian. Dari 702 berita pertanian, berita tentang ketenagakerjaan pertanian hanya muncul satu kali. Berdasarkan data BPS, pada
tahun 2010 mengalami peningkatan jumlah pekerja di bidang jasa kemasyarakatan 11,52 dan penurunan di sektor pertanian 2,92 BPS 2010. Data tersebut
menunjukkan bahwa pekerja Indonesia lebih dominan di sektor non pertanian karena ketenagakerjaan sektor pertanian masih ditempatkan pada posisi marginal.
Sehingga isu tersebut kurang disoroti oleh media massa terutama SKH Kompas .
5.2 Volume Berita Pertanian Berdasarkan Kategori Bidang Masalah
Volume berita menunjukkan luas bidang cetak yang dialokasikan untuk menyajikan sebuah artikel atau berita pertanian. Tabel 4 menunjukkan sebaran
volume berita 23 bidang masalah pertanian pada SKH Kompas selama satu tahun penerbitan. Ukuran atau besar kolom suatu berita ditentukan oleh kebijaksanaaan
redaksional surat kabar tersebut. Kebijaksanaan redaksional ini mementingkan nilai suatu berita. Suatu berita yang bernilai tinggi akan mendapat prioritas
pemuatan yang tinggi dan akan memeroleh alokasi volume yang besar. Semakin besar volume suatu berita maka akan besar ukuran kolom yang
dialokasikan untuk pemuatan berita tersebut. Hal ini juga menunjukkan kedalaman dan keluasan liputan berita itu. Artinya, semakin besar ukuran kolom
yang disediakan suatu berita, maka akan semakin dalam dan luas penjelasan berita tersebut. Disamping itu, nilai berita suatu kejadian juga berpegaruh pada volume
isi suatu berita. Semakin bernilai suatu berita maka semakin dalam pula uraiannya. Hal ini pada giliran berikutnya memengaruhi besar volume berita
tersebut.
Tabel 4. Volume, Jumlah, Persentase, dan Peringkat Sajian Berita Pertanian Berdasarkan Kategori Bidang Masalah Selama Setahun Penerbitan
N=702
Kategori Bidang Masalah Volume
cmK Persen
Jenjang 1. Keteknikan Pertanian
338.40 7.1
1.0 2. Penyuluhan dan Pendidikan Pertanian
307.91 6.4
2.0 3. Komoditas Pertanian
282.98 5.9
3.0 4. Kesejahteraan Petani
270.60 5.7
4.0 5. Prasarana Produksi Pertanian
268.48 5.6
5.0 6. Lingkungan Pertanian
243.34 5.1
6.0 7. Lahan dan Kondisinya
239.19 5.0
7.0 8. Pengolahan Hasil Perairan
233.91 4.9
8.0 9. Pemasaran Pertanian
230.03 4.8
10.0 10. Kehutanan
229.14 4.8
10.0 11. Kebijakan dan Peraturan Bidang Pertanian
228.11 4.8
10.0 12. Budidaya Ternak
214.03 4.5
12.0 13. Sarana Produksi Pertanian
212.61 4.4
13.0 14. Pangan dan Gizi
204.18 4.3
14.0 15. Iklim dan Cuaca
199.06 4.2
15.5 16. Sumberdaya Perairan
198.64 4.2
15.5 17. Budidaya Tanaman
177.64 3.7
17.0 18. Budidaya Ikan
167.04 3.5
18.0 19. Komunikasi dan Informasi Pertanian
164.88 3.4
19.0 20. Hama dan Penyakit Tanaman
140.73 2.9
20.0 21. Sistem Keuangan dan Permodalan Pertanian
134.44 2.8
21.0 22. Kesehatan Ternak
84.72 1.8
22.0 23. Ketenagakerjaan Pertanian
11.67 0.2
23.0 Jumlah
4781.72 100
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah volume berita pertanian yang diteliti ialah 4781.72 cmK selama satu tahun penerbitan 1 Maret 2010 sampai dengan 28
Februari 2011. Tabel itu menunjukkan juga bahwa sebesar 7,1 diisi oleh keteknikan pertanian, 6,4 diisi oleh ketenagakerjaan pertanian, 5,9 diisi oleh
komoditas pertanian, 5,7 diisi oleh kesejahteraan petani, 5,6 diisi oleh prasarana produksi pertanian, 5,1 diisi oleh lingkungan pertanian, 5 diisi oleh
lahan dan kondisinya, 4,9 diisi oleh pengolahan hasil perairan, 4,8 diisi oleh pemasaran pertanian dan kehutanan. Selebihnya diisi oleh kategori-kategori lain,
meliputi kebijakan dan peraturan bidang pertanian sampai ke ketenagakerjaan pertanian yang jumlahnya mencapai 44,7.
Surat kabar berwenang dalam menentukan frekuensi pemunculan dan volume berita. Redaksi SKH Kompas cenderung meningkatkan frekuensi
pemunculan berita daripada memperbesar volume berita. Dalam hubungan ini, SKH Kompas mengemas berita tentang keteknikan pertanian secara lebih
mendalam dengan menampilkan gambar, grafik, dan ilustrasi-ilustrasi lain yang memengaruhi besarnya volume. Hal itu menyebabkan SKH Kompas memperbesar
volume berita tentang keteknikan pertanian daripada frekuensi pemunculannya. Selain itu, bentuk penyajian berita dapat menentukan besar-kecilnya
volume berita pertanian. Misalnya, feature. Bentuk penyajian feature memerlukan kolom yang lebih besar karena materi isi yang lebih kompleks dan
detil. Contoh lain adalah bentuk penyajian Pojok. Bentuk penyajian tersebut membutuhkan kolom yang kecil, karena materi isi yang hanya berupa komentar
singkat yang terdiri dari satu sampai dua kalimat saja. Tabel 4 menunjukkan bahwa volume terbesar diisi oleh kategori
keteknikan pertanian. hal ini dapat disebabkan oleh bentuk penyajian yang digunakan. Sebagian besar berita tentang keteknikan pertanian dikemas dalam
bentuk kolom atau artikel yang memerlukan ukuran yang lebih besar. Sehingga volumenya lebih besar daripada kategori lain.
Selanjutnya Tabel 4 menunjukkan kategori penyuluhan dan pendidikan pertanian menempati jenjang kedua. SKH Kompas meliput berita-berita tentang
penyuluhan dan pendidikan pertanian yang lebih mendalam dan spesifik.
Sehingga feature lah yang menjadi pilihan. Misalnya saja cerita tentang beberapa tokoh yang mengembangkan masyarakat.
Bidang masalah selanjutnya yang cukup diperhatikan oleh SKH Kompas adalah komoditas pertanian. Rata-rata volume berita tentang komoditas pertanian
adalah 282,98 cmK. Data ini menunjukkan bahwa bidang komoditas pertanian memiliki volume yang besar. Artinya, SKH Kompas menganggap bidang
komoditas pertanian memiliki nilai berita yang tinggi. SKH Kompas juga memerhatikan bidang kesejahteraan petani. Hal itu
dapat dilihat dari besar volumenya yakni 270,6 cmK. Besarnya volume berita pertanian tentang kesejahteraan petani adalah wajar karena SKH Kompas juga
sering memunculkan berita tentang bidang masalah tersebut. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa SKH Kompas menganggap bidang masalah kesejahteraan
petani memiliki nilai berita yang tinggi. Bidang masalah berikut yang juga diperhatikan oleh SKH Kompas adalah
prasarana produksi pertanian. Bidang tersebut memiliki volume sebesar 268,48 cmK. Data tersebut menunjukkan bahwa volume berita yang dimiliki oleh bidang
prasarana prosuksi pertanian cukup besar. Artinya, SKH Kompas memberi perhatian yang cukup besar dan memberi nilai yang cukup tinggi pada bidang
tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, SKH Kompas menyediakan volume yang
besar dan frekuensi pemunculan yang besar pula dalam menyajikan bidang lingkungan pertanian. SKH Kompas cukup memerhatikan bidang lingkungan
pertanian karena kondisi dan situasi lingkungan pertanian di Indonesia pada saat itu mengalami keterpurukan akibat bencana alam yang terjadi di berbagai tempat.
Sama halnya dengan bidang lahan dan kondisinya. SKH Kompas memuat berita tentang lahan dan kondisinya dengan membahas beberapa permasalahan
secara lebih mendalam. Sehingga dibutuhkan ruang cetak yang besar bagi bidang tersebut. Namun bidang masalah tersebut memiliki jumlah frekuensi pemunculan
yang rendah. Isu-isu yang memuat lebih banyak tentang bidang lahan dan kondisinya adalah sengketa lahan, kondisi tanah, dan lain sebagainya. Sehingga
menjadi menarik untuk dibahas secara mendalam. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketimpangan yang terjadi pada besarnya frekuensi pemunculan berita dan
volume berita menunjukkan bahwa frekuensi pemunculan berita tidak selalu memengaruhi volume sajiannya.
SKH Kompas menyediakan ruang berita yang cukup besar untuk bidang pengolahan hasil perairan. Bidang tersebut lebih didominasi oleh isu tentang hasil
perairan yang diolah dan diproduksi sampai kepada konsumen. Isu tersebut membutuhkan penjelasan yang lebih mendalam dan informasi yang mendetil.
Sehingga dibutuhkan volume yang besar dalam menyajikan berita tersebut. Kategori pemasaran pertanian juga cukup diperhatikan oleh SKH Kompas.
Hal itu disebabkan oleh besarnya volume berita kategori tersebut yaitu 230,03 cmK. Data tersebut menunjukkan bahwa SKH Kompas memberikan porsi yang
wajar pada bidang masalah pemasaran pertanian yang disesuaikan dengan besarnya frekuensi pemunculannya.
Besarnya frekuensi pemunculan berita tentang kehutanan tidak diikuti dengan besarnya volume beritanya. Hal ini tercermin dari jenjang yang ditempati
pada Tabel 4 jauh berbeda dengan jenjang yang ditempati pada Tabel 3. Hal itu disebabkan oleh bentuk sajian yang digunakan oleh SKH Kompas dalam meliput
berita tentang kehutanan lebih banyak tentang berita tak langsung yang tidak membutuhkan ruang cetak yang besar.
Berita tentang hama dan penyakit tanaman memiliki volume yang kecil yaitu sebesar 140,73 cmK. Namun demikian frekuensi pemunculannya terbilang
cukup besar. Hal ini disebabkan oleh berita yang disajikannya kurang mendalam, sehingga memengaruhi kecilnya volume yang disediakan oleh SKH Kompas pada
bidang tersebut. Lain halnya dengan bidang masalah sistem keuangan dan permodalan
pertanian. Bidang masalah tersebut memiliki volume berita dan frekuensi pemuculan yang kecil. Hal ini menunjukkan bahwa SKH Kompas kurang
memrioritaskan bidang masalah tersebut dibandingkan dengan bidang masalah yang lain.
Bidang masalah kesehatan ternak dan ketenagakerjaan pertanian memiliki volume berita yang kecil. Hal itu paralel dengan frekuensi pemunculan kedua
bidang masalah tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa perhatian SKH Kompas pada kedua bidang tersebut sedikit.
Uraian ini menunjukkan bahwa SKH Kompas bersikap bahwa suatu peristiwa yang disoroti masyarakat dianggap mempunyai nilai berita. Nilai berita
yang dikandung suatu peristiwa itulah, sehingga peristiwa itu layak ataupun tidak layak diberitakan. Terlepas dari aspek kekurangan ataupun kelebihan, pada bulan
Maret 2010 sampai dengan bulan Desember 2010, bangsa Indonesia sedang mengalami perubahan iklim yang tidak stabil yang mengakibatkan timbulnya
permasalahan besar di bidang pertanian, seperti hama dan penyakit tanaman, kegagalan panen, krisis pangan, harga melonjak, dan lain sebagainya. Peristiwa-
peristiwa ini menarik untuk dimuat dalam surat kabar dan berpengaruh pada tingginya frekuensi pemunculan berita pertanian ataupun volume berita pertanian.
5.3 Hubungan Frekuensi Pemunculan dan Volume Berita