5.1 Frekuensi Pemunculan Berita Pertanian Berdasarkan Kategori
Bidang Masalah Distribusi frekuensi pemunculan berita-berita pertanian pada beberapa
kategori atau bidang masalah yang dimuat SKH Kompas selama satu tahun penerbitan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari
702 artikel berita yang diterbitkan selama setahun penerbitan 1 Maret 2010 sampai dengan 28 Februari 2011 11,7 ialah berita tentang kehutanan, 10,1
ialah berita tentang pangan dan gizi, 9,4 ialah berita tentang pemasaran pertanian, 7,5 ialah berita tentang kesejahteraan petani, 6,1 ialah berita
tentang lingkungan pertanian, 5,7 ialah berita tentang komoditas pertanian dan iklim dan cuaca, 5 ialah berita tentang sumberdaya perairan, 4,7 ialah berita
tentang kebijakan dan peraturan pertanian, dan 4,1 ialah berita tentang hama dan penyakit tanaman. Selebihnya masuk ke kategori-kategori lain, meliputi sarana
produksi pertanian sampai ke ketenagakerjaan pertanian yang jumlahnya mencapai 25,7.
Seperti yang telah dijelaskan diatas berita tentang kehutanan paling banyak dimunculkan selama satu tahun penerbitan. Dari ke-82 berita tentang kehutanan,
yang paling banyak muncul adalah berita tentang kegiatan-kegiatan pemerintah dalam menangani permasalahan kehutanan dan penguasaan maupun penggunaan
areal hutan. Hal tersebut menunjukkan kondisi kehutanan Indonesia yang memrihatinkan. Menurut data Kementerian Kehutanan, selain hutan di Sumatera,
hutan di Kalimantan memiliki laju kerusakan yang besar. Dari total kerusakan hutan di Indonesia sebesar 1,08 juta hektar per tahun Sri L 2010. Hal tersebut
menarik perhatian pemerintah, masyarakat maupun media massa, termasuk SKH Kompas yang memuat lebih banyak berita tentang kehutanan daripada berita
lainnya. Tabel 3 menunjukkan juga bahwa berita tentang pangan dan gizi
menempati jenjang kedua. SKH Kompas memuat 10,1 kategori tersebut dari 702 berita pertanian selama satu tahun penerbitan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa SKH Kompas menganggap pentingnya isu pangan dan gizi di Indonesia pada pertengahan tahun 2010 sampai awal tahun 2011. Hal ini sejalan dengan
penelitian Whitaker dan Dyer 2000 bahwa berita tentang pangan dan gizi banyak
mendapat perhatian oleh majalah-majalah setempat selama sepuluh tahun penerbitan 1987-1996.
Tabel 3. Frekuensi, Jumlah, Persentase, dan Peringkat Pemunculan Berita Pertanian Berdasarkan Kategori Bidang Masalah Selama Setahun
Penerbitan N=702
Kategori bidang masalah Frekuensi
Jenjang 1. Kehutanan
82 11.7
1.0 2. Pangan dan Gizi
71 10.1
2.0 3. Pemasaran Pertanian
66 9.4
3.0 4. Kesejahteraan Petani
53 7.5
4.0 5. Lingkungan Pertanian
43 6.1
5.0 6. Komoditas Pertanian
40 5.7
6.5 7. Iklim dan Cuaca
40 5.7
6.5 8. Sumberdaya Perairan
35 5.0
8.0 9. Kebijakan dan Peraturan Bidang Pertanian
33 4.7
9.0 10. Hama dan Penyakit Tanaman
29 4.1
10.0 11. Sarana Produksi Pertanian
23 3.3
11.0 12. Pengolahan Hasil Perairan
22 3.1
12.0 13. Lahan dan Kondisinya
21 3.0
13.5 14. Budidaya Tanaman
21 3.0
13.5 15. Penyuluhan dan Pendidikan Pertanian
19 2.7
15.0 16. Prasarana Produksi Pertanian
18 2.6
16.5 17. Budidaya Ikan
18 2.6
16.5 18. Komunikasi dan Informasi Pertanian
17 2.4
18.0 19. Sistem Keuangan dan Permodalan Pertanian
14 2.0
19.5 20. Budidaya Ternak
14 2.0
19.5 21. Keteknikan Pertanian
13 1.9
21.0 22. Kesehatan Ternak
9 1.3
22.0 23. Ketenagakerjaan Pertanian
1 0.1
23.0 Jumlah
702 100
Secara keseluruhan, redaksi surat kabar cenderung memuat berita-berita pertanian yang berhubungan dengan suatu peristiwa dan ekonomi. Fakta ini
ditunjukkan oleh Evans 1966:5 bahwa setiap harinya artikel-artikel pertanian lebih menekankan pada peristiwa-peristiwa ekonomi. Hal inilah yang membuat
sebagian besar redaksi surat kabar memuat berita tentang pemasaran pertanian. Stedman dalam Evans 1966:5 mengungkapkan bahwa berita tentang pemasaran
hasil-hasil pertanian memiliki porsi 20 persen dari seluruh berita pertanian yang dimuat surat kabar harian setempat pada tahun 1914 dan 1930. Porsi yang sama
juga diterapkan oleh redaksi SKH Kompas untuk memuat berita-berita tentang pemasaran pertanian selama satu tahun penerbitan.
Namun, fakta tersebut tidak berlaku pada kategori sistem keuangan dan permodalan pertanian. Sekalipun kategori tersebut berhubungan dengan bidang
ekonomi. Tabel 3 menunjukkan bahwa kategori tersebut hanya dimunculkan sebanyak 2 dari 702 berita pertanian selama satu tahun penerbitan. Hal ini
sesuai dengan motto SKH Kompas yaitu “Amanat Hati Nurani Rakyat”. Judul tersebut mencerminkan bahwa SKH Kompas lebih mengedepankan kepentingan
rakyat serta mewakili setiap kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, dapat diduga bahwa SKH Kompas menganggap kategori sistem keuangan dan
permodalan pertanian sulit dimengerti oleh khalayak karena tidak menyentuh langsung kepentingan masyarakat. Hal inilah yang dapat menyebabkan SKH
Kompas kurang memunculkan kategori tersebut. Sebenarnya seluruh bidang pertanian saling terkait satu sama lain. Dalam
hubungan ini, pemasaran pertanian terkait dengan kesejahteraan petani. Naiknya harga produk pertanian akan memengaruhi kesejahteraan petani, baik dari segi
pendapatan maupun dari kondisi psikis dan fisik petani, seperti keterpurukan atau kebahagiaan. Dengan cara yang sama, lingkungan pertanian pun terkait dengan
iklim dan cuaca yang memengaruhi kondisi lingkungan tersebut. Tabel 3 menunjukkan bahwa kategori kesejahteraan petani termasuk
kategori yang berprioritas tinggi. SKH Kompas memuat berita tersebut sebanyak 7,5 dari 702 berita pertanian. Mengingat peran petani yang tidak pernah lepas
dari pembangunan pertanian, maka tingkat kesejahteraan petani pun menjadi hal yang sangat penting dalam pembangunan pertanian. Menurut Yohandarwati
2010:2 berbagai permasalahan masih menjadi kendala untuk dapat lebih mengoptimalkan peningkatan kesejahteraan petani dan menegaskan kesejahteraan
petani yang lebih baik. Hal inilah yang dapat menarik SKH Kompas untuk meliput berita tentang kesejahteraan petani yang secara tidak langsung
memengaruhi pemerintah dalam menangani permasalahan tersebut. Selanjutnya, kategori berita pertanian yang termasuk kategori yang
berprioritas tinggi yaitu lingkungan pertanian. Hal ini terlihat dari banyaknya berita tentang kategori tersebut yang dimuat oleh SKH Kompas yakni sebesar
6,1 dari 702 berita pertanian. Hal ini sejalan dengan penelitian Hettel 1982 yaitu berita tentang lingkungan pertanian menempati peringkat ke-7 atau 3,4
dari 88 berita pertanian. Survey tersebut berbasis pada perhitungan redaksi tentang minat pembacanya. Hal ini menunjukkan bahwa redaksi-redaksi surat kabar
termasuk SKH Kompas menganggap penting kategori lingkungan pertanian untuk diliput.
Bidang pertanian lain yang menjadi perhatian SKH Kompas ialah komoditas pertanian dan iklim dan cuaca yang menempati jenjang yang sama,
yaitu 6,5. SKH Kompas memuat kedua kategori tersebut sebesar 5,7 dari 702 berita pertanian. Kategori komoditas pertanian termasuk kategori yang
berprioritas tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Okorie dan Oyedepo 2010 yaitu kategori komoditas pertanian menempati jenjang teratas yakni 22,6 dari
750 berita pertanian yang diterbitkan oleh tiga surat kabar di Nigeria. Hal inilah yang dapat menarik SKH Kompas untuk meliput isu tersebut.
Sama halnya dengan kategori iklim dan cuaca. Kategori tersebut memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dalam bidang pertanian. Fakta ini diperkuat oleh
Putu 2011 yang mengungkapkan bahwa iklim dan cuaca adalah unsur utama dalam sistem metabolisme dan fisiologi tanaman. Pada tahun 2010 sampai dengan
awal tahun 2011 Indonesia mengalami kondisi iklim dan cuaca yang ekstrem. Kondisi tersebut dapat menentukan pola tanam, jadwal dan saat tanam, dan
manajemen pertanian yang lebih efisien. Hal inilah yang dapat menarik SKH Kompas untuk meliput isu tersebut selama satu tahun penerbitan.
Kesepuluh kategori berita pertanian yang menduduki peringkat teratas merupakan bidang masalah yang paling menarik perhatian SKH Kompas selama
satu tahun penerbitan. Salah satunya adalah bidang sumberdaya perairan yang merupakan bidang yang paling disoroti dalam bidang perikanan pada khususnya.
Sumberdaya perairan dan laut di Indonesia memiliki potensi yang besar, sehingga dibutuhkan pengendalian dan pemanfaatan yang efektif. Namun, pada
kenyataannya beberapa potensi tersebut tidak terjadi karena pencemaran dan kerusakan yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan. Hal inilah yang
dapat menarik SKH Kompas untuk meliput isu tersebut. Sama halnya dengan kategori kebijakan dan peraturan pertanian yang
menarik perhatian SKH Kompas. Pengendalian sistem pertanian di Indonesia diatur oleh kebijakan dan peraturan pemerintah. Informasi tentang kebijakan dan
peraturan tersebut dibutuhkan oleh masyarakat khususnya petani dalam mengembangkan usahanya guna mencapai keberhasilan. Hal inilah yang dapat
menarik SKH Kompas untuk meliput informasi tersebut. Lebih lanjut Tabel 3 menunjukkan bahwa kategori hama dan penyakit
tanaman menempati jenjang kesepuluh. Dari 702 berita pertanian selama satu tahun penerbitan 3,3 berita tentang hama dan penyakit tanaman. Data tersebut
menunjukkan bahwa SKH Kompas cukup memerhatikan kategori tersebut dalam liputannya. Kategori tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi iklim dan cuaca yang
ektrem, sehingga menyebabkan lahan-lahan pertanian banyak terserang hama dan penyakit tanaman yang dapat mengganggu aktivitas serta produktivitas pertanian.
Kondisi tersebut dapat memengaruhi kondisi pertanian secara keseluruhan. Hal inilah yang dapat menarik perhatian SKH Kompas untuk memuat isu tersebut.
Selebihnya, kategori bidang masalah pertanian yang memiliki frekuensi yang lebih sedikit. Artinya, redaksi SKH Kompas kurang memerhatikan kategori-
kategori tersebut. Salah satunya ialah kategori keteknikan pertanian. Proporsi kategori tersebut hanya 1,9 dari 702 berita pertanian selama satu tahun
penerbitan. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya inovasi-inovasi keteknikan pertanian karena kondisi pertanian di Indonesia yang bersifat subsisten dan
kepemilikan lahan yang teramat kecil Siregar, 2011. Hal inilah yang dapat membuat SKH Kompas kurang meliput isu tersebut.
Sama halnya dengan bidang budidaya ternak dan kesehatan ternak. Kategori tersebut kurang diperhatikan oleh SKH Kompas dalam memuat
beritanya. Hal ini sejalan dengan penelitian Okorie dan Oyedepo 2010 bahwa dari 750 berita pertanian yang diterbitkan oleh tiga surat kabar setempat hanya
9,6 tentang peternakan dan 10,6 tentang kesehatan ternak. Data tersebut menunjukkan bahwa bidang peternakan masih kurang diminati oleh redaksi-
redaksi surat kabar termasuk redaksi SKH Kompas. Bidang masalah pertanian yang memiliki frekuensi paling rendah adalah
ketenagakerjaan pertanian. Dari 702 berita pertanian, berita tentang ketenagakerjaan pertanian hanya muncul satu kali. Berdasarkan data BPS, pada
tahun 2010 mengalami peningkatan jumlah pekerja di bidang jasa kemasyarakatan 11,52 dan penurunan di sektor pertanian 2,92 BPS 2010. Data tersebut
menunjukkan bahwa pekerja Indonesia lebih dominan di sektor non pertanian karena ketenagakerjaan sektor pertanian masih ditempatkan pada posisi marginal.
Sehingga isu tersebut kurang disoroti oleh media massa terutama SKH Kompas .
5.2 Volume Berita Pertanian Berdasarkan Kategori Bidang Masalah