Hubungan Frekuensi Pemunculan dan Volume Berita

Bidang masalah kesehatan ternak dan ketenagakerjaan pertanian memiliki volume berita yang kecil. Hal itu paralel dengan frekuensi pemunculan kedua bidang masalah tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa perhatian SKH Kompas pada kedua bidang tersebut sedikit. Uraian ini menunjukkan bahwa SKH Kompas bersikap bahwa suatu peristiwa yang disoroti masyarakat dianggap mempunyai nilai berita. Nilai berita yang dikandung suatu peristiwa itulah, sehingga peristiwa itu layak ataupun tidak layak diberitakan. Terlepas dari aspek kekurangan ataupun kelebihan, pada bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Desember 2010, bangsa Indonesia sedang mengalami perubahan iklim yang tidak stabil yang mengakibatkan timbulnya permasalahan besar di bidang pertanian, seperti hama dan penyakit tanaman, kegagalan panen, krisis pangan, harga melonjak, dan lain sebagainya. Peristiwa- peristiwa ini menarik untuk dimuat dalam surat kabar dan berpengaruh pada tingginya frekuensi pemunculan berita pertanian ataupun volume berita pertanian.

5.3 Hubungan Frekuensi Pemunculan dan Volume Berita

Bagian ini membahas hubungan frekuensi pemunculan berita dan volume berita. Pengukuran hubungan tersebut bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan frekuensi pemunculan berita dan volume berita. Kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel tersebut ditunjukkan oleh keofisien korelasi Pearson. Hubungan searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, hubungan disebut tidak searah. Koefesien korelasi ialah suatu ukuran derajat asosiasi antara dua variabel. Jika koefesien korelasi itu positif maka hubungan kedua peubah searah. Peningkatan peubah pertama akan berhubungan dengan peningkatan peubah kedua. Kalau kedua koefisien korelasinya negatif maka peningkatan peubah pertama akan berhubungan dengan penurunan peubah kedua secara linier. Pada penelitian ini data besarnya volume berita pertanian dikorelasikan dengan data frekuensi pemunculan berita-berita pertanian dengan mengikuti prosedur korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan volume kedua peubah tersebut, yaitu volume berita-berita pertanian dan frekuensi pemunculan berita- berita pertanian berkorelasi positif sebesar 0,32, yang tidak nyata pada α=0,05. Artinya ada kecenderungan bahwa peningkatan volume berita-berita akan diikuti oleh peningkatan frekuensi pemunculan berita-berita pertanian. Namun kecenderungan tersebut lemah karena koefisien korelasi Pearson itu rendah dan tidak nyata pada α=0,05. Tabel 5. Hubungan Frekuensi Pemunculan dan Volume Berita Berdasarkan Kategori Bidang Masalah Kategori bidang masalah Frekuensi Volume 1. Kehutanan 82 229.135 2. Pangan dan Gizi 71 204.181 3. Pemasaran Pertanian 66 230.027 4. Kesejahteraan Petani 53 270.604 5. Lingkungan Pertanian 43 243.341 6. Komoditas Pertanian 40 282.976 7. Iklim dan Cuaca 40 199.063 8. Sumberdaya Perairan 35 198.638 9. Kebijakan dan Peraturan Bidang Pertanian 33 228.111 10. Hama dan Penyakit Tanaman 29 140.728 11. Sarana Produksi Pertanian 23 212.610 12. Pengolahan Hasil Perairan 22 233.910 13. Lahan dan Kondisinya 21 239.188 14. Budidaya Tanaman 21 177.643 15. Penyuluhan dan Pendidikan Pertanian 19 307.913 16. Prasarana Produksi Pertanian 18 268.481 17. Budidaya Ikan 18 167.041 18. Informasi Pertanian 17 164.875 19. Sistem Keuangan dan Permodalan 14 214.031 20. Budidaya Ternak 14 134.438 21. Keteknikan Pertanian 13 338.396 22. Kesehatan Ternak 9 84.722 23. Ketenagakerjaan Pertanian 1 11.667 Jumlah 702 4781.718 r= 0,32 α= 0,2 Berdasarkan Tabel 5, frekuensi pemunculan berita pertanian memiliki hubungan yang lemah dengan volume beritanya. Namun karena hubungan keduanya positif maka peningkatan frekuensi pemunculan berita pertanian akan diikuti oleh peningkatan volume berita pertanian.

5.4 Sumber Informasi pada Berita Pertanian

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI BERITA EKONOMI PADA SURAT KABAR (Studi Komparatif Berita Ekonomi Bidang Pertanian pada Surat Kabar Harian Lampung Post dan Tribun Lampung Edisi Januari 2012)

0 7 91

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF SURAT KABAR HARIAN KOMPAS KOLOM Tindak Tutur Direktif Dan Ekspresif Surat Kabar Harian Kompas Kolom Surat Kepada Redaksi Edisi Februari-Maret 2016 Dan Implementasinya Pada Pembelajaran Bahasa.

1 6 12

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF SURAT KABAR HARIAN KOMPAS KOLOM SURAT KEPADA REDAKSI EDISI FEBRUARI-MARET Tindak Tutur Direktif Dan Ekspresif Surat Kabar Harian Kompas Kolom Surat Kepada Redaksi Edisi Februari-Maret 2016 Dan Implementasinya Pada Pemb

0 2 13

CAMPUR KODE PADA JUDUL BERITA DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI 22 FEBRUARI-22 MARET 2013 Campur Kode Pada Judul Berita Dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi 22 Februari-22 Maret 2013.

0 2 13

PENDAHULUAN Campur Kode Pada Judul Berita Dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi 22 Februari-22 Maret 2013.

0 5 4

CAMPUR KODE PADA JUDUL BERITA DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI 22 FEBRUARI-22 MARET 2013 Campur Kode Pada Judul Berita Dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi 22 Februari-22 Maret 2013.

0 4 18

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BERITA UTAMA HARIAN KOMPASBULAN FEBRUARI-MARET 2013 Penggunaan Deiksis Dalam Berita Utama Harian KOMPAS Bulan Februari-Maret 2013.

0 1 13

DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI DESEMBER-JANUARI 2010/2011 DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI DESEMBER-JANUARI 2010/2011.

0 0 16

CITRAAN DALAM JUDUL BERITA DI SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2011: SUATU TINJAUAN STILISTIKA Citraan Dalam Judul Berita Di Surat Kabar Kompas Edisi November 2011: Suatu Tinjauan Stilistika.

0 0 12

CITRAAN DALAM JUDUL BERITA DI SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2011: SUATU TINJAUAN STILISTIKA Citraan Dalam Judul Berita Di Surat Kabar Kompas Edisi November 2011: Suatu Tinjauan Stilistika.

0 0 14