Akseptibilitas Masyarakat Rencana pengembangan dan penataan lanskap kawasan wisata berkelanjutan kabupaten sintang propinsi Kalimantan Barat

3. Akseptibilitas Masyarakat

Penduduk asli di Kecamatan Kelam Permai merupakan masyarakat dayak yang masih memegang teguh adat istiadat dan budayanya. Sebagaimana suku Dayak lainnya kehidupan sehari-hari masyarakatnya sangat erat dengan alam di sekitarnya, dimana mata pencaharian utamanya adalah bertani beruma, dan hampir seluruh sumber penghidupan masyarakatnya mengandalkan alam. Kehidupan masyarakat yang unik dengan budayanya ditambah dengan keindahan alam yang ada menyebabkan Kecamatan Kelam Permai menjadi tujuan kunjungan bagi wisatawan. Pada dasarnya masyarakat dayak adalah masyarakat yang sangat simpati dengan kedatangan penduduk dari daerah dan dari suku lain, hal ini terbukti dengan penerimaan masyarakat yang sangat baik terhadap keberadaan transmigran di wilayah mereka. Berdasarkan hal tersebut maka perlu untuk mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Kecamatan Kelam Permai terhadap rencana penataan dan pengembangan kawasan wisata, karena masyarakat merupakan bagian dari lingkungan yang akan bersentuhan langsung dan merasakan sendiri dampak dari kedatangan wisatawan. Selain itu menurut Yoeti 2006, kegiatan kepariwisataan dapat menimbulkan masalah sosial dan budaya, terutama ditempat-tempat adanya perbedaan tingkat sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Masyarakat lokal dapat menerima kegiatan wisata apabila mereka percaya bahwa wisata dapat memberikan dampak positif dalam kehidupan mereka dengan memperbaiki usaha perdagangan lokal, menggunakan tenaga kerja lokal, dan meningkatkan pendapatan rumah tangga Buchsbaum 2004. Masyarakat Kecamatan Kelam Permai memberikan tanggapan yang positif terhadap pariwisata di wilayah mereka. Pada umumnya masyarakat kelam permai sangat antusias jika daerahnya dikembangkan dan dijadikan daerah tujuan wisata, dengan demikian maka akan lebih banyak pembangunan yang dilaksanakan di kawasan tersebut. Akan tetapi masyarakat juga berharap bahwa pembangunan yang dilaksanakan nantinya akan banyak memperhatikan dan melibatkan penduduk setempat. Dengan demikian akan lebih banyak lagi tenaga kerja yang terserap kedalam industri pariwisata. Tabel 23. Hasil Penilaian Akseptibilitas Masyarakat Desa Potensi Wisata Parameter N S K I II III IV V Kebong 1 Panorama bukit kelam 12 10 12 12 12 58 T 2 Sawah 12 11 12 12 12 59 T 3 Hutan wisata 12 12 12 12 12 60 T S1 4 Air terjun Pancur Payung 12 11 12 12 12 59 T 5 Hutan adat dan Tembawang 12 12 12 12 12 60 T Merpak 1 Wisata Rohani Gua Maria 12 12 12 12 12 60 T 2 Bukit Luit 12 12 12 12 12 60 T 3 Bukit kelam 12 11 12 12 12 59 T S1 4 Sawah 12 11 12 12 9 56 T 5 Hutan adat dan Tembawang 12 12 12 12 12 60 T Ensaid Panjang 1 Betang Panjang 12 9 12 12 12 57 T 2 Bukit Rentap 12 10 12 12 9 55 T 3 Pancur Rendung 12 12 12 12 12 60 T S1 4 Telaga Surat 12 12 12 12 12 59 T 5 Kerajinan tangan 12 10 12 12 12 58 T 6 Hutan adat dan Tembawang 12 12 12 12 12 60 T Sungai Maram 1 Bukit Rentap 12 12 12 12 12 60 T 2 Kerajinan tangan 12 12 12 12 12 60 T S2 3 Hutan adat dan Tembawang 12 12 12 12 12 60 T Baning Panjang 1 Bukit Rentap 12 12 12 12 12 60 T 2 Hutan adat dan Tembawang 12 12 12 12 12 60 T S2 3 Bukit Gembuh 12 10 12 12 12 58 T Pelimping 1 Air terjun tingkat tujuh 12 12 12 12 12 60 T 2 Hutan adat dan Tembawang 12 12 12 12 12 60 T S2 3 Bukit Liyang 12 12 12 12 12 60 T Sepan Lebang 1 Hutan adat dan Tembawang 12 12 12 12 12 60 T 2 Bukit liyang 12 12 12 12 12 60 T S3 Sungai Pukat 1 Hutan adat dan Tembawang 12 12 12 12 12 60 T 2 Bukit Liyang 12 12 12 12 12 60 T S3 Bengkuang 1 Air terjun lubang genali 12 12 12 12 12 60 T 2 Hutan adat dan Tembawang 12 12 12 12 12 60 T S2 3 Bukit Liyang 12 12 12 12 12 60 T Nanga Lebang 1 Hutan adat dan Tembawang 12 12 12 12 12 60 T 2 Wisata air 12 12 12 12 12 60 T S2 3 Bukit Engkajang 12 12 12 12 12 60 T Keterangan : I = Pengembangan kawasan sebagai daerah tujuan wisata, II= pengelolaan kawasan wisata oleh masyarakat, III= peran aktif masyarakat dalam pariwisata, IV= keuntungan kegiatan wisata,V= keberadaan wisatawan, N= Nilai, S= Skor T=tinggi;S=sedang;R=rendah, K=Kategori kesesuain wisata S1=sangat sesuai;S2=sesuai;S3=tidak sesuai Masyarakat pada kawasan ini pada dasarnya sangat menghargai dan menerima kedatangan wisatawan seperti yang selama ini mereka lakukan terhadap kaum pendatang. Sebagai masyarakat dengan sikap sosial yang tinggi, dan masyarakat yang membutuhkan dukungan dari masyarakat lainnya, kehadiran wisatawan diharapkan akan berkontribusi membuka wawasan masyarakat tentang wilayah lain dan negara lain. 7 3 Gambar 11. Peta Akseptibilitas Masyarakat terhadap Wisata di kecamatan Kelam Permai Mereka merasakan bahwa dengan kedatangan wisatawan akan memberikan keuntungan bagi mereka, karena wisatawan akan membelanjakan uangnya untuk membeli produk dan dagangan yang mereka tawarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Purwanto dalam Yoeti 2006, bahwa pengembangan pariwisata diharapkan akan memberikan keuntungan substansial baik bagi masyarakat luas maupun penduduk setempat berupa memperbaiki infrastruktur, alih ilmu pengetahuan dan teknologi, kesempatan kerja dan bisnis, tambahan pendapatan, pasar baru untuk produk-produk lokal cinderamata, makanan, garmen dan kesenian, kepedulian terhadap pelestarian lingkungan baik alam, sosial, budaya maupun artefak warisan atau peninggalan-peninggalan, pendidikan, mobilitas serta perubahan sosial. Berbagai keuntungan tersebut pada perkembangannya harus mampu menjadi pendorong masyarakat luas maupun setempat dimana objek wisata berada untuk lebih mandiri dalam menata kehidupan sehari-harinya, termasuk menciptakan lapangan kerja produktif. Namun ada juga keraguan dari masyarakat setempat dimana keinginan mereka yang tinggi untuk berperan aktif dan berpartisipasi dalam industri pariwisata di daerahnya terbentur dengan terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh mereka. Masyarakat di wilayah Kecamatan Kelam Permai mayoritas adalah petani dengan tingkat pendapatan yang rendah. Selain itu keterbatasan kualitas sumberdaya manusia adalah merupakan kendala bagi mereka untuk berkembang pada sektor pariwisata ini, karena itu partisipasi dari pemerintah dan swasta diharapkan dapat mendorong keterlibatan mereka lebih tinggi lagi pada sektor pariwisata.

4. Zonasi Kesesuaian Wisata