2. Potensi Obyek dan Atraksi Wisata pada Kecamatan dengan Indeks Atraksi Wisata Tertinggi
Penilaian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat kelayakan dan kualitas potensi obyek dan atraksi wisata untuk dikembangkan pada suatu kawasan agar
dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang dan menikmatinya. Penilaian di dasarkan pada enam kriteria penilaian hasil modifikasi dari
Mackinnon 1986 dan Yusiana 2007. Menurut Suwantoro 2004, wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata
yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungan. Kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan rekreasi dan pariwisata, pendidikan, penelitian,
kebudayaan dan cinta alam yang dilakukan di dalam objek wisata. Kecamatan Kelam Permai cukup menjanjikan untuk menarik wisatawan datang berkunjung
menikmati alam dan belajar budaya serta kehidupan masyarakatnya. Desa Kebong merupakan desa yang sangat sesuai S1 untuk
dikembangkan sebagai tujuan wisata. Keindahan alamnya merupakan daya tarik utama bagi wisatawan untuk datang. Bukit kelam adalah obyek dan daya tarik
utama wisata. Desa ini memiliki banyak obyek dan atraksi wisata yang didukung oleh jarak yang sangat dekat dengan jalan antar kabupaten. Selain itu dukungan
infrastruktur lain seperti adanya jaringan listrik, jaringan komunikasi,rumah makan serta adanya bank sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan
wisatawan. Angkutan umum secara reguler masuk kedalam kawasan wisata. Karena berada didekat jalur jalan antar kabupaten, maka sangat memudahkan
wisatawan untuk menuju lokasi dari berbagai arah. Desa-desa dengan kategori Sesuai S2 adalah desa Merpak dan Ensaid
Panjang. Desa Merpak memiliki keunggulan dalam wisata alam dan wisata rohani. Desa ini berada di kaki bukit kelam dan dilewati jalur kendaraan umum,
dengan jalan yang sudah beraspal. Selain itu panorama bukit kelam yang indah akan langsung terlihat di desa ini. Desa Ensaid Panjang memiliki keunggulan
dalam potensi wisata budaya. Betang panjang dan kerajinan tangan terutama tenun ikat merupakan daya tarik utama desa ini. Betang panjang adalah objek
wisata yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan asing. Keunikan budaya tradisional dengan kehidupan masyarakatnya yang masih asli mengundang
keingintahuan wisatawan untuk belajar cara hidup dan belajar mengenai kearifan lokal masyarakatnya. Betang panjang, tenun ikat merupakan pembeda utama
kegiatan wisata di Kabupaten Sintang dengan daerah-daerah lain disekitarnya.
Tabel 22. Hasil Penilaian Potensi Obyek dan Atraksi Wisata
No Desa
Potensi Wisata Parameter
N P
K I
II III
IV V
VI 1 Kebong
1 Panorama bukit kelam 40
80 60
30 60
60 330 SP
2 Sawah 40
80 90
40 60
60 370 SP
3 Hutan wisata 40
40 120 20
60 60
340 SP S1
4 Air terjun pancur payung 40
80 90
20 60
60 350 SP
5 Hutan adat dan tembawang
40 80
30 10
60 60
280 P
2 Merpak 1 Wisata rohani gua maria
40 40
120 40 60
60 360 SP
2 Bukit Luit 20
80 60
40 60
15 275
P 3 Bukit kelam
40 80
60 20
60 60
320 SP S2
4 Sawah 30
80 90
20 30
15 265
P 5 Hutan adat dan
tembawang 40
80 30
10 60
60 280
P 3 Ensaid
Panjang 1 Betang panjang
10 80
120 30 60
15 315 SP
2 Bukit rentap 40
80 60
20 60
15 275
P 3 Pancur rendung
30 80
90 30
60 15
305 SP 4 Telaga surat
20 80
60 30
60 15
265 P
S2 5 Kerajinan tangan
10 80
90 20
60 30
290 P
6 Hutan adat dan tembawang
10 80
30 10
30 15
175 KP 4 Sungai
Maram 1 Bukit Rentap
40 80
60 20
60 45
305 SP 2 Kerajinan tangan
40 80
90 20
60 30
320 SP S3
3 Hutan adat dan tembawang
40 80
30 10
60 30
250 P
5 Baning Panjang
1 Bukit Rentap 40
80 60
20 60
45 305 SP
2 Hutan adat dan tembawang
20 80
30 10
45 15
200 P
S3 3 Bukit Gembuh
10 60
60 10
60 15
215 P
6 Pelimping 1 Air terjun Tingkat Tujuh
10 80
60 10
60 15
235 P
2 Hutan adat dan tembawang
30 80
30 10
45 15
210 P
S3 3 Bukit liyang
10 60
60 10
60 15
215 P
7 Sepan Lebang
1 Hutan adat dan tembawang
10 80
30 10
45 15
190 KP 2 Bukit liyang
10 60
60 10
60 15
215 P
S3 8 Sungai
Pukat 1 Hutan adat dan
tembawang 10
80 30
10 15
45 190 KP
2 Bukit liyang 10
60 60
10 60
15 215
P S3
9 Bengkuang 1 Air terjun lubang genali
10 80
60 20
60 15
245 P
2 Hutan adat dan tembawang
10 80
30 10
60 15
205 P
3 Bukit liyang 10
60 60
10 60
15 215
P S3
4 Bukit belar 10
60 60
10 60
15 215
P 10
Nanga Lebang
1 Hutan adat dan tembawang
10 80
30 10
45 15
190 KP 2 Wisata air
10 60
60 20
60 15
225 P
S3 3 Bukit Engkajang
10 60
60 10
60 15
215 P
Keterangan : I= Jarak dari Jalan Raya, II=Estetika dan Keaslian, III=Atraksi, IV=Fasilitas Pendukung ,V= Ketersediaan Air Bersih, VI= Transportasi dan Aksesibilitas
N= Nilai, P= peringkat SP=sangat potensia;P=potensial;KP=kurang potensial, K= Klasifikasi S1=Sangat Sesuai, S2=Sesuai, S3=Kurang Sesuai.
1= kriterian sangat buruk; 2=kriteria buruk; 3=kriteria baik; 4=kriteria sangat baik.
Desa-desa dengan kategori kurang Sesuai S3 seperti desa Sungai Maram, Baning Panjang, Pelimping, Sepan Lebang, Sungai Pukat, Bengkuang,
dan Nanga Lebang, adalah desa-desa dengan jumlah potensi wisata yang sedikit. Selain itu infrastruktur dan sarana pendukung lainnya umumnya tidak
tersedia dengan baik. Untuk mengembangkan desa-desa dengan kategori kurang potensial berdasarkan obyek dan atraksi wisata ini, perlu dilakukan
peningkatan kualitas dan jumlah atraksi. Potensi-potensi alam dan budaya harus lebih digali dan dikembangkan untuk memikat wisatawan datang berkunjung.
Selain itu penyediaan infrastruktur dan fasilitas pendukung harus dipersiapkan dan dibangun agar memudahkan wisatawan memenuhi kebutuhannya.
Kendala utama dalam mengembangkan wisata di kawasan ini adalah kurang baiknya infrastruktur terutama masih belum baiknya kualitas jalan.
Sebagian besar obyek terutama pada kategori kurang sesuai S3 bahkan belum terhubung dengan jalan. Jalan yang ada umumnya merupakan jalan desa berupa
aspal berbatu yang rusak tanpa pemeliharaan dan sebagian besar merupakan jalan tanah. Sarana air bersih tersedia dengan baik pada kawasan ini karena
setiap bukit berdekatan dengan pemukiman dan menjadi sumber air bersih bagi kehidupan masyarak setempat.
Dalam rangka untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan maka perlu dilakukan penataan kawasan agar lingkungan akan tampak lebih alami,
menarik, dan menyenangkan. Penambahan fasilitas dan sarana pendukung seperti akomodasi dan rumah makan, toko souvenir, perbaikan dan penambahan
infrastruktur berupa jalan yang menghubungkan satu objek dengan objek lainnya dan penambahan jaringan listrik perlu direalisasikan sehingga kegiatan wisata
dapat dilakukan dengan lebih nyaman di kawasan ini. Penambahan fasilitas wisata harus ditempatkan pada tapak yang sesuai dan memperhatikan daya
dukung kawasan. Untuk itu, pengadaan sarana kepariwisataan yang dapat menimbulkan daya tarik bagi wisatawan haruslah mengambil lokasi lingkungan
dimana kegiatan masyarakat sehari-hari berlangsung, selain itu harus memenuhi syarat nyaman, aman, bersih sehat,dan indah dengan pelayanan yang baik,
karena wisatawan datang ke suatu daerah wisata tertentu untuk mendapatkan pengalaman baru yang berbeda dengan tempat lain dan belum pernah di
saksikannya Yoeti, 2006.
7 Gambar 10. Peta Kesesuaian Wisata Berdasarkan Ketersediaan Obyek dan Atraksi Wisata di Kecamatan Kelam Permai
3. Akseptibilitas Masyarakat