Zonasi Kesesuaian Wisata Rencana pengembangan dan penataan lanskap kawasan wisata berkelanjutan kabupaten sintang propinsi Kalimantan Barat

Mereka merasakan bahwa dengan kedatangan wisatawan akan memberikan keuntungan bagi mereka, karena wisatawan akan membelanjakan uangnya untuk membeli produk dan dagangan yang mereka tawarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Purwanto dalam Yoeti 2006, bahwa pengembangan pariwisata diharapkan akan memberikan keuntungan substansial baik bagi masyarakat luas maupun penduduk setempat berupa memperbaiki infrastruktur, alih ilmu pengetahuan dan teknologi, kesempatan kerja dan bisnis, tambahan pendapatan, pasar baru untuk produk-produk lokal cinderamata, makanan, garmen dan kesenian, kepedulian terhadap pelestarian lingkungan baik alam, sosial, budaya maupun artefak warisan atau peninggalan-peninggalan, pendidikan, mobilitas serta perubahan sosial. Berbagai keuntungan tersebut pada perkembangannya harus mampu menjadi pendorong masyarakat luas maupun setempat dimana objek wisata berada untuk lebih mandiri dalam menata kehidupan sehari-harinya, termasuk menciptakan lapangan kerja produktif. Namun ada juga keraguan dari masyarakat setempat dimana keinginan mereka yang tinggi untuk berperan aktif dan berpartisipasi dalam industri pariwisata di daerahnya terbentur dengan terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh mereka. Masyarakat di wilayah Kecamatan Kelam Permai mayoritas adalah petani dengan tingkat pendapatan yang rendah. Selain itu keterbatasan kualitas sumberdaya manusia adalah merupakan kendala bagi mereka untuk berkembang pada sektor pariwisata ini, karena itu partisipasi dari pemerintah dan swasta diharapkan dapat mendorong keterlibatan mereka lebih tinggi lagi pada sektor pariwisata.

4. Zonasi Kesesuaian Wisata

Zonasi diperoleh dari pembobotan serta alternatif prioritas pengembangan dan penataan kawasan wisata Kecamatan Kelam Permai yang akan dikembangkan diketahui berdasarkan hasil analisis pada gabungan pendapat responden dengan menggunakan metode AHP Saaty 1991. Hasil analisis menunjukan bahwa kondisi biofisik memiliki bobot 59, ketersediaan objek dan atraksi wisata memiliki bobot 23 serta dukungan sosial masyarakat memiliki bobot 18. Kesesuaian kawasan untuk kegiatan wisata dihasilkan melalui overlay peta zona kualitas biofisik kawasan, peta zona potensi obyek dan daya tarik wisata, dan peta zona akseptibilitas masyarakat terhadap wisata. peta kesesuaian biofisik mempunyai bobot 59, peta ketersediaan obyek dan atraksi wisata mempunyai bobot 23, peta akseptibilitas masyarakat mempunyai bobot 18. Tujuan klasifikasi zona pengembangan adalah untuk menentukan pusat pengembangan kawasan wisata utama, yang selanjutnya disesuaikan dengan karakter lanskapnya. 1. Zona pengembangan wisata tinggi, meliputi 8 desa yaitu Desa Kebong, Merpak, Ensaid Panjang, Sungai Maram, Pelimping, Nanga Lebang, Bengkuang, serta Baning Panjang. Selanjutnya ditetapkan sebagai kawasan wisata utama yang akan dikembangkan lebih dahulu karena memiliki persyaratan tertinggi sebagai kawasan wisata. 2. Zona pengembangan wisata sedang, meliputi Desa Sepan Lebang dan Sungai Pukat. Selanjutnya akan dikembangkan dengan terlebih dahulu meningkatkan potensi untuk memenuhi persyaratan sebagai kawasan wisata. Pada zona pengembangan tinggi, memiliki ketersediaan obyek dan atraksi wisata yang rendah sampai tinggi, kepekaan biofisik yang rendah serta tingkat akseptibilitas yang tinggi. Pada zona pengembangan sedang dan rendah memiliki ketersediaan obyek dan atraksi wisata yang kurang serta tingkat akseptibilitas masyarakat terhadap wisata yang rendah. Pengembangan dikedua zona tersebut dapat dilakukan apabila ketersediaan obyek dan atraksi wisata ditingkatkan serta peningkatan akseptibilitas masyarakat terhadap wisata. Kendala pada zona wisata sedang dan rendah adalah minimnya ketersediaan obyek dan atraksi wisata, dan rendahnya tingkat akseptibilitas masyarakat terhadap wisata. Kendala ini dapat diatasi dengan pengembangan potensi wisata secara kreatif dan menggali potensi baru yang layak untuk dikembangkan. Dengan peningkatan ketersediaan obyek dan atraksi wisata dapat menarik minat wisatawan untuk datang ke suatu tapak. Selain itu kesadaran masyarakat akan wisata perlu ditingkatkan melalui penyuluhan- penyuluhan. Kesadaran ini akan meningkat jika masyarakat mengetahui keuntungan yang akan diperoleh jika wisatawan datang ke wilayah mereka. Setelah itu maka diharapkan akan tumbuh sikap kepedulian masyarakat akan pengembangan wisata yang dapat berdampak pada pengembangan sektor lain serta peningkatan kesejahteraan amsyarakat disekitar kawasan wisata. 7 6 Gambar 12. Peta Zona Pengembangan Wisata di Kecamatan Kelam Permai Rencana Pengembangan Kawasan Wisata Kecamatan Kelam Permai

1. Konsep Pengembangan dan Penataan Kawasan Wisata Berkelanjutan