Dari hasil penilaian potensi, diketahui dua kelas utama kawasan wisata dengan kategori tinggi dan sedang, dan sebagian kecil rendah. Dengan dua
model rencana pengembangan yaitu: 1. Zona pusat pengembangan ekowisata, merupakan pusat pengembangan
wisata alam dan budaya. Mencakup Desa Kebong, Merpak dan Ensaid Panjang. Zona ini merupakan zona yang memiliki atraksi alam dan budaya
yang tinggi dikelola dengan pendekatan konservasi. pengelolaan alam dan
budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan masyarakat.
2. Zona pendukung pengembangan ekowisata, mencakup desa Baning Panjang, Sungai Maram, Nanga Lebang, Pelimping, Sungai Pukat, Sepan
Lebang dan Bengkuang merupakan zona dengan tema utama ekowisata alam. Pada kawasan ini dapat digali potensi wisata untuk wisatawan dengan
klasifikasi minat khusus.
a. Konsep Ruang Kawasan Wisata
Penataan ruang dibutuhkan untuk menciptakan hubungan yang integrated antara obyek utama dan satelit-satelitnya. Keterkaitan dalam mendukung satu
tema yang sama atau konsisten. Konsep penataan ruang ekowisata disesuaikan dengan kondisi existing
lingkungan. Ruang ekowisata dibagi menjadi dua, yaitu ruang utama dan ruang penunjang. Ruang utama merupakan ruang yang mengakomodasi seluruh
aktifitas ekowisata,yang menampilkan kekayaan alam dan budaya lokal dalam hal ini terdapat tiga ruang utama yakni ruang wisata alam dan budaya, ruang
wisata budaya dan ruang wisata alam. Ditempat ini wisatawan dapat menikmati keindahan dan keaslian alam dan berinteraksi dengan masyarakat lokal dengan
berbagai kehidupan masyarakatnya yang unik. Untuk masuk ke ruang utama tersebut wisatawan harus melalui ruang
penunjang. Ruang penunjang meliputi ruang penerima welcome area dan ruang transisi. Ruang ini menghubungkan antar ruang luar kawasan pengembangan
dengan ruang utama wisata. Pada ruang utama wisata terdapat obyek dan atraksi wisata yang mendukung tema dan tujuan ruang wisata tersebut.
Gambar. 13. Konsep Ruang Wisata Ruang penerima merupakan ruang pertama yang dapat dijumpai
pengunjung ketika memasuki kawasan wisata. Sebagai welcome area, ruang ini berfungsi memberikan identitas atau ciri khusus kawasan. Selain itu ruang ini
merupakan pusat informasi wisata yang memberikan informasi yang lengkap dan akurat untuk kemudahan, keamanan dan kenyamanan wisatawan. Ruang
penerima dilengkapi dengan pusat informasi wisata, tempat parkir dan toko souvenir. Ruang transisi merupakan ruang antar tema wisata yang dilengkapi
dengan ruang peristirahatan, ruang makan dan minum serta ruang atribut wisata yang menyediakan peralatan untuk melakukan aktifitas wisata.
b. Konsep Sirkulasi Kawasan Wisata
Konsep sirkulasi yang dibentuk di kawasan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan potensi wisata yang ada berserta obyek dan atraksi yang
ada. Pesan yang diberikan kepada pengunjung sangat tergantung kepada minat pengunjung dan wilayah yang di kunjungi. Gambar 14 menunjukan konsep
sirkulasi wisata kawasan kelam permai. Sirkulasi yang dikembangkan di kawasan ini diarahkan untuk memberikan
kenyamanan dan pengalaman yang menarik bagi wisatawan. Urutan perjalanan wisata yang dilakukan tergantung keinginan wiwatawan dan waktu yang dimiliki
wisatawan untuk berwisata. Welcome Area
Ruang Transisi
Ruang Utama
Gambar 14. Konsep Ruang dan Sirkulasi di Kawasan Wisata Kelam Permai Keterangan:
: Ruang utama, zona pusat pengembangan ekowisata : Ruang utama, zona pendukung ekowisata budaya
: Ruang penunjang : Jalur sirkulasi primer
: Jalur sirkulasi sekunder : Jalur sirkulasi tersier
: Pintu masuk Kawasan wisata Kecamatan Kelam Permai dapat dikunjungi melalui dua
arah yaitu dari utara dari Kabupaten Kapuas Hulu dan dari barat yaitu dari kota Sintang. Berada pada jalur utama lintas kabupaten. Pemilihan pintu masuk
kedalam kawasan wisata, berdasarkan potensi kawasan sebagai kawasan wisata yang ditunjang dengan banyaknya obyek dan atraksi wisata potensial yang
terdapat di lokasi ini. Wisatawan asing dan domestik yang ingin mengunjungi kawasan wisata di
Kecamatan Kelam Permai ini dapat masuk melalui Pontianak dengan pesawat, dilanjutkan dengan kendaraan roda empat menuju Sintang. Alternatif lainnya
adalah, wisatawan asing dapat masuk melalui border Entikong dari Serawak- Malaysia langsung menuju Kabupaten Sintang tanpa terlebih dahulu ke
Pontianak dengan menggunakan kendaraan roda empat melalui jalur darat.
c. Pengembangan Aktifitas dan Fasilitas Wisata