Analisis Kualitas Biofisik Lahan Analisis Objek dan Atraksi Wisata

Tabel 11. Skala Perbandingan Secara Berpasangan AHP Nilai Definisi 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya 5 Elemen satu lebih penting dibanding yang lain 7 Elemen satu jelas lebih penting dari elemen yang lain 9 Elemen satu mutlak lebih penting dari elemen yang lain 2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan Sumber : Saaty 1991 Arahan bentuk pengembangan diperoleh berdasarkan jawaban responden dari kuisioner. Kemudian dilakukan perbandingan karakteristik dari semua aspek pada tingkatan atau level yang sama berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, perbandingan juga dilakukan dari setiap aspek terhadap beberapa alternatif rencana penataan sub kawasan wisata terpilih hingga akan diperoleh skenario prioritas rencana penataan lanskap yang diinginkan oleh stakeholder. Tahap 2. Analisis Potensi dan Kendala Kawasan Terpilih untuk Penentuan Zonasi.

1. Analisis Kualitas Biofisik Lahan

Penilaian kualitas biofisik kawasan di dasarkan pada kesuaian biofisik untuk wisata. Peubah-peubah yang dinilai dapat dilihat pada Tabel 12. Penilaian dilakukan dengan skoring dan pembobotan dengan Nilai skor ditentukan dengan nilai 1 sampai 4. Penentuan kelas kualitas di tentukan sebagai berikut : Kualitas Biofisik Kawasan = 15Kl + 10Kt + 15Pl + 10CH Keterangan : Kl = Kemiringan lahan Kt = Kepekaan Tanah Pl = Penutupan lahan CH = Curah hujan Tabel 12. Kriteria Penilaian Kualitas Biofisik Kecamatan Terpilih No Peubah Bobot Sub Peubah Nilai 1 Kemiringan lereng 15 - 0 – 8 landai - 8 – 15 agak curam - 15 – 45 curam - 45 sangat curam 4 3 2 1 2 Kepekaan tanah 10 - Tidak peka - Agak Peka - Peka - Sangat Peka 4 3 2 1 3 Penutupan lahan 15 - Bervegetasi rapat - Bervegetasi tidak rapat - Lahan pertanian - Lahan pemukiman 4 3 2 1 4 Intensitas curah hujan 10 - Sangat rendah 13,6mmhari - Rendah 13,6-20,7 mmhari - Sedang 20,7-27,7 mmhari - Tinggi 27,7 mmhari 4 3 2 1 Sumber : Deptan 1980 dan Yusni 2008. Penilaian akhir diklasifikasikan menjadi tiga nilai total yaitu; 150 tidak peka TP; 100 - 150 peka P; 50 - 100 sangat peka SP. Selanjutnya klasifikasi tersebut dikumulatifkan, untuk memperolah kategori kesesuaian wisata dengan klasifikasi sangat sesuai S1, sesuaiS2, tidak sesuaiS3, dan selanjutnya di buat bentuk peta kepekaan biofisik untuk wisata .

2. Analisis Objek dan Atraksi Wisata

Penilaian terhadap objek dan atraksi wisata dilakukan dengan metode skoring berdasarkan kriteria McKinon et al. 1986 dengan beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penilaian obyek wisata yang potensial dilakukan dengan skoring, selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 13. Nilai skor ditentukan dengan nilai 1 sampai 4. Dengan klasifikasi 4 untuk kriteria sangat baik, 3 untuk kriteria baik, 2 untuk kriteria buruk, 1 untuk kriteria sangat buruk. Selanjutnya dilakukan penjumlahan nilai skor pada masing-masing kriteria. Nilai skor dimasukan ke dalam kriteria potensi mulai dari yang sangat potensial sampai yang tidak potensial. Penentuan kelas potensi sebagai berikut : skor maksimal - skor minmal Selang Kelas Kesesuaian = kriteria kesesuaian Penghitungan penilaian terhadap obyek dan atraksi wisata adalah : = 10Fljr + 25Fek + 30 Fatr + 10Ffp + 10Fkab + 15Fta Keterangan : Flju = Letak dari Jalan Raya; Fek = Estetika dan Keaslian; Fatr = Atraksi; Ffp = Fasilitas Pendukung; Fkab = Ketersediaan Air Bersih Fta = Transportasi dan Aksesibilitas Dari hasil penilaian suatu objek, maka skor, 300 sangat potensial SP; 200 – 300 potensial P; 100 – 200 kurang potensial KP. Selanjutnya klasifikasi tersebut dikumulatifkan, untuk memperoleh kategori kesesuaian wisata dengan klasifikasi sangat sesuai S1, sesuaiS2, tidak sesuaiS3, dan selanjutnya di buat dalam bentuk peta potensi wisata setiap desa . Tabel 13. Kriteria Penilaian Objek dan Atraksi Wisata No Faktor Bobot Nilai 4 Sangat Baik 3 Baik 2 Buruk 1 Sangat Buruk 1. Letak dari Jalan Raya 10 1 km 1- 2 km 2- 3 km 3 km 2. Estetika dan Keaslian 20 Asli Asimilasi, dominan bentuk asli Asimilasi, dominan bentuk baru Sudah berubah sama sekali 3. Atraksi 30 Hanya terdapat ditapak Terdapat 3 di tempat lain Terdapat 3 – 5 ditempat lain Terdapat 5 di tempat lain 4. Fasilitas Pendukung 10 Tersedia dalam kondisi sangat baik Tersedia dalam kondisi baik Tersedia dalam kondisi kurang baik Tidak tersedia 5. Ketersediaan Air Bersih 15 0,5 km 0,5-1 km 1-2 km 2 km 6. Transportasi dan Aksesibilitas 15 Jalan aspal, ada kendaraan umum Jalan aspal berbatu, ada kendaraan umum Jalan aspal berbatu, tanpa kendaraan umum Jalan berbatu tanah, tanpa kendaraan umum Sumber : Mc.Kinnon 1986. Modifikasi

3. Analisis Akseptibilitas Masyarakat