kebun sayuran. Potensi yang mungkin dikembangkan di wilayah ini adalah agrowisata.
Kriteria Keindahan alam merupakan modal utama suplai wisata Kabupaten Sintang. Potensi Natural landscape di Kabupaten Sintang berupa
hutan, danau, sungai, gua, air terjun, mata air panas, flora dan fauna adalah potensi yang masih banyak belum tergarap dan memiliki keindahan dan keunikan
tersendiri khas daerah tropis. Disamping itu faktor yang tidak kalah menentukan adalah tersedianya infrastruktur terutama aksesibilitas dari dan menuju obyek
dan atraksi wisata. Tanpa adanya akses menuju obyek dan atraksi wisata maka tidak akan banyak wisatawan yang berminat untuk datang meskipun obyek
wisata tersebut memiliki panorama alam yang indah dan atraksi budaya yang unik. Fasilitas pendukung wisata juga merupakan faktor penting lainnya yang
tidak boleh di abaikan untuk tumbuh dan berkembangnya suatu kawasan wisata. Fasilitas wisata akan memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk memenuhi
segala kebutuhannya selama melakukan kegiatan wisata. Tanpa faktor penentu utama tersebut maka akan sulit bagi suatu kawasan wisata dapat maju dan
berkembang dan diminati oleh wisatawan untuk datang berkunjung. Dampaknya adalah kawasan tersebut akan sepi pengunjung serta akan berdampak kepada
penurunan aktifitas ekonomi terkait wisata.
3. Prioritas Pengembangan Kawasan Wisata Berkelanjutan
Pengembangan suatu kawasan sebagai kawasan wisata dapat menimbulkan dampak pada biofisik, sosial-ekonomi, maupun sosial-budaya, baik
yang bersifat positif maupun negatif. Selanjutnya, apapun bentuk dampak tersebut akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Seperti
misalnya, kerusakan objek dan daya tarik wisata sebagai akibat kebijakan pembangunan pariwisata yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan
maupun karena vandalisme wisatawan dapat menurunkan daya tarik objek dan daya tarik wisata, yang pada gilirannya dapat menurunkan jumlah kunjungan
wisatawan. Akhirnya manfaat yang diterima oleh pihak pengelola atau pelaku pariwisata dengan sendirinya akan berkurang. Begitu pula sebaliknya, dampak
sosial-ekonomi yang memberikan kesuksesan secara otomatis akan memberikan pengaruh positif terhadap kesejahteraan yang mereka harapkan.
Untuk mewujudkan wilayah Kecamatan Kelam Permai menjadi kawasan pariwisata dimasa yang akan datang, penataan segala potensi yang dimilikinya
hendaknya dilakukan secara berkelanjutan. Secara ekonomis penataan tersebut hendaknya memberikan manfaat benefit yang optimal kepada masyarakat lokal,
sementara itu secara ekologis kegiatan penataan tersebut tidak menimbulkan kerusakan secara fisik, biologis maupun sosial budaya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menentukan prioritas pengembangan dan penataan kawasan berkelanjutan agar tercapai suatu arah
kebijakan dalam pengelolaan dan penataannya. Penentuan prioritas kebijakan pengembangan wisata di Kawasan Kecamatan Kelam Permai dapat dilakukan
melalui Proses Hierarki Analitik PHA. Penataan kawasan yang dilakukan didasarkan pada prioritas utama dari tiga alternatif. Prioritas utama ditentukan
berdasarkan pendapat responden pakar n=5 yang mengetahui permasalahan dilokasi sehingga tujuan yang dipilih dapat dikembangkan.
a. Penilaian Kriteria untuk Mencapai Tujuan Penilaian terhadap kriteria untuk mencapai tujuan berdasarkan pada aspek
menjaga kualitas lingkungan, pengembangan wisata dan partisipasi masyarakat. Responden menilai prioritas dari masing-masing kriteria untuk mengetahui
kepentingan kriteria tersebut bagi penataan wisata di kawasan wisata Kelam Permai. Prioritas tersebut dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Penilaian Bobot dan Prioritas pada Level Kriteria Kriteria
Bobot Prioritas
Menjaga kualitas lingkungan 0.596
1 Pengembangan wisata
0.228 2
Partisipasi masyarakat 0.176
3 Responden berpendapat bahwa kegiatan utama yang harus diperhatikan
adalah aspek menjaga kualitas lingkungan 59.6. Menjaga kualitas lingkungan penting karena seringkali suatu pengembangan wisata dilakukan semata-mata
demi kepentingan ekonomi, agar memberikan keuntungan secara ekonomi pada daerah atau pengusaha dan mengabaikan kepentingan masyarakat dan
lingkungan biofisik. Akibat buruknya akan terjadi eksploitasi berlebihan pada lingkungan yang ada dan berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan.
Kondisi hutan yang masih cukup terjaga di Kecamatan Kelam Permai perlu dipertahankan. Tuntutan kebutuhan hidup telah membuat masyarakat mulai
melakukan pembukaan lahan untuk pemukiman dan perkebunan sawit selain untuk perkebunan karet rakyat. Hal inilah yang mengkuatirkan responden
sehingga jika pariwisata dikembangkan dengan mengabaikan aspek lingkungan maka dikuatirkan akan berdampak pada semakin hilangnya hutan yang menjadi
sumber perlindungan fauna, berkurangnya sumber air bagi masyarakat. Selain itu jenis tanah yang dominan adalah tanah asam dan peka, jika tidak di kelola
dengan baik akan menyebabkan kerusakan lingkungan. b. Penilaian Alternatif Berdasarkan Kriteria untuk Mencapai Tujuan.
Penilaian berdasarkan kriteria Menjaga kualitas lingkungan menunjukan bahwa kondisi biofisik menjadi prioritas utama 60.
Tabel 17. Penilaian Bobot dan Prioritas pada Level Alternatif
Alternatif Kriteria
Menjaga kualitas
lingkungan Pengembangan
wisata Partisipasi
masyarakat Kondisi Biofisik
0.60 0.59
0.58 Ketersediaan ODTW
0.23 0.21
0.22 Dukungan Sosial Masyarakat
0.17 0.20
0.20
Kondisi biofisik kawasan bukit kelam semakin tahun mengalami perubahan, terlebih bahwa saat ini kawasan kelam permai menjadi tujuan wisata utama di
kabupaten sintang, perkembangan pemekaran daerah dan keindahan serta potensi wisata yang ada di kawasan menyebabkan banyak orang berusaha
memiliki lahan di kawasan ini untuk berbagai kepentingan. Karena itu perlu diupayakan untuk terus menjaga dan melindungi kualitas biofisik yang sudah ada
dan perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan. Peningkatan kualitas biofisik penting dilakukan agar potensi wisata utama di kawasan ini tidak menjadi rusak
bahkan diharapkan akan lebih baik dan jika memungkinkan dapat diupayakan untuk bertambahnya potensi dari yang sebelumnya bukan menjadi perhatian
utama dapat menjadi potensi baru yang layak untuk dimanfaatkan. Ancaman pada biofisik kawasan adalah terjadi kebakaran lahan semak belukar pada
musim kemarau yang kering, sementara kuantitas air terbatas untuk mengatasi kebakaran karena tidak adanya sungai besar di sekitar kawasan. Oleh sebab itu
kesadaran semua pihak agar berhati-hati terutama dalam pemanfaatan lahan untuk pertanian termasuk untuk pengembangan wisata perlu ditingkatkan.
Pada level kriteria Pengembangan wisata, aspek biofisik menjadi perhatian utama responden 59. Pada dasarnya setiap aktivitas manusia akan selalu
terkait dengan aspek sosial ekonomi. Ketika ingin mengembangkan atau membangun suatu kawasan wisata, maka responden menginginkan bahwa
kondisi biofisik perlu mendapat perhatian lebih. Hal ini penting mengingat biasanya pihak-pihak yang berorientasi bisnis sering mengabaikan pertimbangan
lingkungan sebagai kriteria utama dalam berusaha termasuk juga pada sektor pariwisata, sedangkan pada saat ini pembangunan yang berwawasan lingkungan
menjadi perhatian dunia. Wisatawan berani membayar mahal untuk suatu kawasan yang alami dan berbeda dengan apa yang biasa mereka lihat. Karena
itu dengan menjaga lingkungan biofisik dan meningkatkannya dengan penataan kawasan yang terencana dan sesuai, pemanfaatan penggunaan lahan yang
terkendali. Diharapkan akan meningkatkan kunjungan wisatawan yang berimplikasi pada peningkatan keuntungan bagi kawasan kelam permai.
Pada level kriteria partisipasi masyarakat, kondisi biofisik menduduki prioritas utama. Responden beranggapan bahwa jika masyarakat berpartisipasi
dalam pengembangan dan penataan wisata maka akan tumbuh kesadaran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari wisata itu sendiri. Jika kualitas biofisik menurun dan lingkungan rusak, maka akan berdampak pada menurunnya tingkat kunjungan wisatawan.
Hal ini akan berdampak juga pada menurunnya pendapatan masyarakat setempat.
c. Sintesa Alternatif Menurut Kriteria Alternatif prioritas penataan kawasan wisata kelam permai yang akan
dikembangkan di kawasan ini dapat diketahui berdasarkan hasil analisis pada gabungan pendapat responden. Hasil analisis menunjukan bahwa aspek biofisik
menjadi prioritas pertama, ketersediaan obyek dan atraksi wisata merupakan prioritas kedua serta dukungan sosial masyarakat menjadi prioritas ke tiga.
Tabel 18. Hasil Penilaian Alternatif untuk Mencapai Tujuan
Alternatif Bobot
Prioritas
Aspek Biofisik 0.59
1 Ketersediaan ODTW
0.23 2
Dukungan Sosial Masyarakat 0.18
3 Pemanfaatan barang dan jasa baik yang disediakan oleh lingkungan
alamiah maupun lingkungan sosial-budaya dapat menimbulkan dampak biofisik, terutama berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada sistem lingkungan
alamiah, baik karena rekayasa atau sebagai akibat ulah wisatawan. Perubahan ekosistem karena rekayasa merupakan tindakan yang disengaja dan secara
sadar dimaksudkan untuk menambah daya tarik wisata, misalnya pembangunan berbagai fasilitas pariwisata sehingga kepuasan rekreasi yang didapat oleh
wisatawan dinilai melebihi daripada sebelumnya. Namun di sisi lain perekayasaan itu dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang tidak
diinginkan, seperti gangguan terhadap ekosistem setempat. Sedangkan dampak yang ditimbulkan oleh ulah wisatawan adalah perubahan atau gangguan yang
terjadi sebagai akibat dari kelakuan wisatawan, baik disadari atau tidak disadari, disengaja atau tidak disengaja, sehingga menimbulkan perubahan yang
diinginkan atau tidak diinginkan terhadap ekosistem. Wisatawan tidak akan akan datang ke suatu tempat dengan kondisi alam
yang rusak, karena salah satu motivasi wisatawan datang adalah untuk memperoleh kesenangan. Kondisi biofisik yang baik akan memberikan kelegaan
dan kesenangan dan kepuasan, ketenangan dan kenyaman wisatawan. Apapun
bentuk dampak
tersebut akan
berpengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat. Seperti misalnya, kerusakan ekosistem sebagai akibat kebijakan pembangunan pariwisata yang tidak memperhatikan kelestarian
lingkungan maupun karena vandalisme wisatawan dapat menurunkan daya tarik ekosistem, yang pada gilirannya dapat menurunkan jumlah kunjungan
wisatawan. Akhirnya manfaat yang diterima oleh pihak pengelola atau pelaku pariwisata terutama masyarakat lokal dengan sendirinya akan berkurang. Karena
aspek biosofisik sebagai alternatif pertama dalam penataan kawasan wisata di kawasan kelam permai maka diharapkan akan terbentuk suatu kawasan wisata
berbasis alam yang nyaman, indah dan berkelanjutan.
Ketersediaan obyek dan atraksi wisata pada suatu kawasan merupakan kunci untuk mengembangkan suatu kawasan wisata, karena obyek dan atraksi
wisata merupakan alasan wisatawan untuk datang berkunjung. Obyek dan atraksi wisata unggulan perlu untuk mendapat perhatian lebih dan menjadi dasar
konsep dan bentuk pengembangan wisata yang diinginkan. Ketersediaan objek dan atraksi wisata dalam jumlah banyak merupakan aset untuk dijual kepada
wisatawan. Karena itu objek dan atraksi wisata harus dirancang dan dibangun secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang.
Upaya pengembangan dan penataan kawasan wisata akan sulit untuk mencapai keberlanjutannya sustainable dan tidak akan dapat bertahan dan
berkembang jika tidak didukung oleh masyarakat luas. Suatu pariwisata yang baik harus berbasis pada kekuatan dalam, kekuatan lokal, kekuatan swadaya.
Karenanya sangat diperlukan perhatian dan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat.
Menurut Taufik 2008, pengembangan wisata perlu membuka peluang lebih bagi keterlibatkan masyarakat setempat sebagai pelaku wisata dan bukan
hanya sebagai objek. Selain itu faktor kemanusiaan dan entitas budaya lokal tidak boleh terabaikan, artinya kehidupan masyarakat tidak boleh tercabut dari
akar budayanya hanya karena pertimbangan ekonomi wisata.
Hasil Analisis Tapak untuk Pengembangan Wisata pada Kawasan Terpilih 1. Kualitas Biofisik Kawasan
Kualitas biofisik kawasan merupakan salah satu penentu keberlanjutan suatu lanskap wisata. Pengembangan dan penataan kawasan wisata harus
memperhatikan kualitas biofisik sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari objek dan atraksi wisata. Karena itu dalam perencanaan untuk pengembangan dan
penataan wisata perlu dilakukan penilaian untuk mengetahui kemampuan dan kepekaan elemen biofisiknya, sehingga dapat dilakukan zonasi pemanfaatan
kawasan dan peruntukan yang sesuai dengan kemampuan tapak pada suatu kawasan. Kawasan yang peka memerlukan penanganan khusus terlebih dahulu
agar dapat dikembangkan atau pemanfaatannya bersifat minimum. Untuk kawasan dengan kepekaan rendah maka dapat dilakukan pemanfaatan optimum
dan akan lebih banyak kegiatan wisata yang dapat dilakukan pada tapak tersebut tanpa melampaui daya dukung kawasan.
Tabel 19. Kemiringan Lahan Kecamatan Kelam Permai No
Kelas Kemiringan Luas
ha 1
0 - 8 58.352,71
87 2
8 – 15 2.173,14
3,24 3
15 – 45 4.949,92
7,38 4
45 1.596,32
2,38 Jumlah
67.072,082 100
Dari Tabel 19 diketahui kecamatan Kelam Permai memiliki variasi lereng mulai dari 0 sampai lebih dari 45. Keragaman dan kondisi ini merupakan
potensi wisata yang tinggi. Kemiringan lahan di Kecamatan Kelam Permai sekitar 87 merupakan kawasan landai kemiringan 0-8, sehingga dari hasil penilaian
menunjukan kesesuaian tinggi. Kemiringan lahan berpengaruh terhadap erosi. Dengan makin curam dan makin panjang lereng maka akan makin besar pula
kecepatan aliran air permukaan dan bahaya erosi. Pada tanah yang datar atau landai kecepatan aliran air lebih kecil dibandingkan dengan tanah yang miring
Suripin 2004. Karena itu pada lahan yang curam perlu dilakukan preservasi, selain itu dilakukan penataan dengan penanaman vegetasi endemik yang
memiliki perakaran yang kuat dengan tujuan konservasi lahan. Lahan dengan topografi landai atau datar memungkinkan untuk
pengembangan berbagai fasilitas, infrastruktur dan kegiatan wisata. Pada kondisi lahan seperti ini maka perlakuan terhadap lahan menjadi minimum sehingga
tidak akan mengganggu bentukan lahan. Kondisi lahan curam dan sangat curam semuanya berada hanya disekitar perbukitan. Kondisi ini berbahaya untuk
wisata, namun sangat baik untuk wisatawan yang tertarik pada wisata minat khusus. Pada kawasan perbukitan ini dapat disediakan fasilitas tangga untuk
naik ke pungung bukit untuk dapat melihat keindahan alam di Kabupaten Sintang khususnya Kecamatan Kelam Permai. Dari bukit-bukit ini akan terlihat lanskap
Kabupaten Sintang dengan lanskap sungai kapuas dan melawi yang berkelok- kelok melintasi DAS Kapuas dan Melawi serta dapat merasakan segarnya udara
pegunungan yang berhembus. Untuk kegiatan ini diperlukan penataan dan pengamanan sarana secara maksimum agar tidak membahayakan keselamatan
wisatawan.
Tabel 20. Jenis Tanah Kecamatan Kelam Permai No
Jenis Tanah Luas
ha 1
Alluvial 18.578,97
27,7 2
Podsolik merah kuning 46.480,95
69,3 3
Lain-lain 2.012,16
3 Jumlah
67.072,082 100
Kecamatan Kelam Permai 69,3 didominasi oleh jenis tanah dengan status peka podsolik merah kuning. Keadaan tanah yang peka berpotensi tinggi
untuk terjadinya erosi. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman, serta berkurangnya kemampuan
tanah untuk menyerap dan menahan air. Erosi juga menyebabkan permasalahan lingkungan yang serius di bagian hilir aliran air, dimana akan menyebabkan
sedimentasi disungai Suripin 2004. Wisata dengan berbagai fasilitas pendukung yang berada pada tanah dengan status peka memerlukan penataan
yang terencana dengan baik agar tidak menyebabkan kerusakan pada lanskap. Tingkat kesuburan tanah yang rendah pada tanah podsolik merah kuning
memerlukan penanganan yang hati-hati, karena pembukaan lahan untuk sarana dan prasarana wisata akan menyebabkan tanah ini semakin peka terhadap erosi.
Tabel 21. Tutupan Lahan Kecamatan Kelam Permai No
Klasifikasi Tutupan Lahan Luas
ha 1
Hutan 41.818,77
62,35 2
Semak Belukar 20.168,58
30,07 3
Lahan Pertanian 2.173,81
3,24 4
Pemukiman 38.23
0,06 5
Lahan Terbuka 2.059,78
3,07 6
Badan Air 619,75
0,92 7
Pertambangan 193,17
0.29 Jumlah
67.072,082 100
Vegetasi dengan komposisi rapat berupa hutan alami 62,35 mendominasi tutupan lahan di Kecamatan Kelam Permai. Hutan memberikan
perlindungan pada permukaan tanah di bawah tegakan, menjadi habitat bagi
kehidupa flora dan fauna endemik yang merupakan obyek wisata dan daya tarik wisata. Selain itu hutan menyimpan cadangan air disekitar perakaran, menjaga
kesuburan tanah dan mengurangi bahaya erosi dan longsor. Hutan merupakan daya tarik tersendiri sebagai obyek wisata, dimana didalamnya dapat dilakukan
pengembangan dan pelestarian flora dan fauna endemik seperti anggrek hitam dan primata seperti orang hutan serta burung enggang. Kekhasan flora dan
fauna ini akan mendatangkan wisatawan dalam dan luar negeri untuk datang melihat bahkan untuk melakukan wisata pendidikan. Selain itu hutan dapat
dijadikan sebagai tempat berkemah dan melakukan petualangan rimba. Semak belukar berada pada urutan kedua dalam luasan tutupan lahan
30,07. Vegetasi dengan komposisi tidak rapat berupa semak belukar merupakan hasil praktek perladangan berpindah dengan jeda yang semakin
singkat menyebabkan mulai berkurangnya komposisi hutan primer di kawasan ini. Tingkat kesuburan tanah yang rendah memicu lambannya kemampuan lahan
untuk menghutan kembali vegetasi kurang rapat dan lahan terbuka dapat menurunkan tingkat kenyamanan kawasan, apalagi Kabupaten Sintang berada
pada lintasan garis maya khatulistiwa, sehingga udara terasa panas. Hotel, restoran, terminal, rumah sakit, pom bensin, pusat perbelanjaan, bank serta
fasilitas lain dapat ditempatkan pada lahan seperti ini sehingga tidak mengganggu keberadaan hutan-hutan alami yang ada. Rehabilitasi lahan tidur
perlu dilakukan untuk menghijaukan kembali kawasan dengan menggunakan tanaman lokal, karena selain untuk meningkatkan kualitas lahan juga berperan
untuk melestarikan tumbuhan lokal yang mulai berkurang populasinya selain itu, agar kawasan ini lebih nyaman dan untuk dikunjungi oleh wisatawan.
Curah hujan rata-rata di Kecamatan Kelam Permai adalah 13,6-20,7 mm perhari. Data ini menunjukan bahwa curah hujan ini rendah. Curah hujan yang
rendah berhubungan dengan tingkat erosi. curah hujan yang rendah, berperan mengurangi erosi yang disebabkan oleh tanah yang peka. Karena itu
berdasarkan curah hujan, maka sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata andalan, dengan faktor pembatas curah hujan yang
rendah. Hasil analisis kualitas biofisik kawasan ditunjukan pada Gambar 9.
6 6
Gambar 9. Peta Kualitas Biofisik di Kecamatan Kelam Permai
2. Potensi Obyek dan Atraksi Wisata pada Kecamatan dengan Indeks Atraksi Wisata Tertinggi