PERHITUNGAN UMUR SIMPAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Asrene adalah 10,125 gm 2 24jam, sedangkan laju trasnmisi uap air kemasan Metallocene adalah 3,118gm 2 24jam. Kedua laju transmisi uap air tersebut diukur pada suhu 37,8 O C dan RH 100. Dengan informasi kondisi pada saat ditetapkannya WVTR tersebut, maka didapatkan nilai tekanan air jenuh Po sebesar 49,157 mmHg. Dari hasil perhitungan WVTR dibagi tekanan uap air jenuh, nilai permeabilitas kemasan kx Metallocene adalah 0,0634 gm 2 24jammmHg dan nilai permeabilitas kemasan LLDPE Asrene adalah 0,1545 gm 2 24jammmHg. Faktor lain dari kemasan yang perlu diketahui adalah luas kemasan A primer yang digunakan. Luas kemasan didapatkan dari tinggi kemasan yang dikurangi sisa sealing dikalikan dengan lebar kemasan. Kemasan metallocene di-seal otomatis dengan ketinggian 3 cm dari atas sedangkan untuk kemasan LLDPE Asrene menggunakan plastic seal manual. Perhitungan luas kemasan dapat dilihat pada Lampiran 25- Lampiran 29dan hasil perhitungan dapat dilihat pada diagram di bawah Gambar 5. Didapatkan dari hasil perhitungan bahwa luas permukaan kemasan untuk produk microencapsulated ginger powder- 1 adalah 0,80 m 2 . Kemasan microencapsulated ginger powder- 2 dan Oritasty™-1 memiliki luas permuakaan 0,70 m 2 . Sedangkan untuk kemasan Oritasty™-2 pedas manis dan kemasan metellocene adalah 0,67 m 2 . Lingkungan Penyimpanan Suhu, Kelembaan Relatif dan Tekanan Uap Air Jenuh Kondisi lingkungan penyimpanan merupakan salah satu faktor utama dalam penentuan umur simpan Labuza, 2002. Sebelum didistribusikan, produk akhir seasoning disimpan dalam gudang savory. Dari pengamatan secara rutin yang dilakukan oleh petugas gudang selama 20 hari, didapatkan informasi suhu gudang 21,9 O C dengan kelembaban relatif 71,52. Sedangkan untuk produk microencapsulated ginger powder, penyimpanan dilakukan di gudang yang berbeda, yaitu gudang aromatik yang memiliki suhu 29,41 O C dengan kelembaban relatif 73,79. Tabel data pengamatan kondisi gudang savory dan aromatik dapat dilihat pada Lampiran 30 dan Lampiran 31. Dan setelah didistribusikan kepada konsumen, diasumsikan produk akan disimpan dalam kondisi konstan ± 30 O C dengan kelembaban relatif 80. Perhitungan umur simpan akan didasarkan pada dua kondisi tersebut ditambah dengan kondisi ekstrim dingin sebagai acuan saran penyimpanan yang lebih lama. Dalam penentuan umur simpan, faktor lingkungan yang mempengaruhi perhitungan adalah tekanan uap air jenuh.Tekanan Uap air jenuh Po dipengaruhi oleh suhu. Pada gudang savory yang bersuhu 21,9 O C, tekanan uap air jenuh adalah 19,59 mmHg, sedangkan untuk gudang aromatik, tekanan uap air jenuhnya adalah 30,75. Tekanan uap air jenuh untuk suhu 30 O C dan 10 O C masing-masing adalah 42,43mmHg dan 9,21 mmHg.

5. PERHITUNGAN UMUR SIMPAN

Metode kadar air kritis dapat diterapkan pada produk pangan yang relatif mudah mengalami kerusakan akibat penyerapan kadar air. Dua pendekatan dalam permodelan ini adalah pendekatan kurva sorpsi isotermis dan metode kadar air kritis yang dimodifikasi. Pada pendekatan pertama, berdasarkan kurva sorpsi isotermis, parameter-parameter persamaan Labuza 1986 dikelompokkan ke dalam tiga unsur, yaitu: unsur sifat fisik produk Mc, Mi, Mc, Ws, dan b, unsur pengemas kx, A dan lingkungan luar atau dalam pengemas Po penyimpanan dan b. pendekatan pertama ini digunakan dalam menentukan umur simpan microencapsulated ginger powder-1 yang tidak menggunakan gula sebagai 26 komposisinya. Perhitungan umur simpan microencapsulated ginger powder-1 dapat dilihat pada Lampiran 37. Produk seasoning dan microencapsulated ginger powder-2 mengandung gula dalam komposisinya, dimungkinkan memiliki kelarutan yang tinggi atau tidak memiliki kadar air kesetimbangan pada kelembaban relatif yang tinggi, sehingga dalam perhitungan umur simpannya, digunakan pendekatan kadar air ktitis termodifikasi, dan data-data yang harus dipenuhi antara lain: kadar air awal Mi, kadar air kritis Mc, luas kemasanA, permeabilitas kemasan kx, bobot solid Ws, aktivitas air Aw di awal penyimpanan dan perbedaan tekanan antara di dalam kemasan dan luar kemasan ΔP= Pout-Pin. Untuk menentukan ∆P diperlukan data aktivitas air aw produk, dengan asumsi terjadi kesetimbangan antara RH di dalam kemasan dengan aw produk. Pin atau tekanan uap jenuh di dalam kemasan Pin= PoAw dipengaruhi oleh tekanan uap jenuh penyimpanan nilai aktivitas air. Sedangkan Pout atau tekanan uap air jenuh ruang penyimpanan didapatkan dari perkalian kelembaban relatif ruang penyimpanan dengan tekanan uap jenuh penyimpanan Pout= PoRH. Perhitungan umur simpan seasoning dan microencapsulated ginger powder- 2 dapat dilihat pada Lampiran 32- Lampiran 36. Gambar 7 . Umur Simpan Seasoning dan Microencapsulated Ginger Powder Dapat dilihat pada Gambar 7yang menggambarkan hasil perhitungan sampel dengan tiga kondisi penyimpanankondisi gudang, kondisi suhu 30 O C RH 80, dan kondisi suhu 10 O C RH 50, umur simpan terendah dimiliki oleh sampel Oritasty™-1 0,46 tahun pada kondisi gudang, 0,18 tahun pada kondisi suhu 30 O C RH 80, dan 1,80 tahun pada kondisi suhu 10 O C RH 50, diikuti WesternAsia™ 0,64 tahun pada kondisi gudang, 0,24 tahun pada kondisi suhu 30 O C RH 80, dan 3,08 tahun pada kondisi suhu 10 O C RH 50. 5 10 15 20 Oritasty™-1 Barbeunic™ Baladonesia™-1 Baladonesia™-2 WesternAsia™ Cheezychez™ Oceania™ Maniche™ Oritasty™-2 Ginger powder1 Ginger powder2 0.18 0.8 0.83 0.58 0.24 1.15 0.86 0.49 0.68 5.37 0.99 0.46 2.13 2.28 1.5 0.64 3.08 2.23 1.34 1.81 5.52 1.51 1.8 11.38 15.64 6.24 3.08 16.06 9.69 8.22 9.71 8.52 8.21 tahun Suhu 10 C, RH 50 kondisi gudang suhu 30 C RH 80 27 Sedangkan umur simpan yang tertinggi adalah sampel CheezyChez™ 3,08 tahun pada kondisi gudang, 1,15 tahun pada kondisi suhu 30 O C RH 80, dan 16,06 tahun pada kondisi suhu 10 O C RH 50, selanjutnya adalah Baladonesia™-1 2,28 tahun pada kondisi gudang, 0,83 tahun pada kondisi suhu 30 O C RH 80, dan 15,64 tahun pada kondisi suhu 10 O C RH 50. Tabel 4 . Perbandingan Umur Simpan Seasoning dan Microencapsulated Ginger Powder dengan Produk Sejenis Sampel Metoda Pendekatan Kondisi Penyimpanan Kemasan Umur simpan Sumber Microencapsulated ginger powder-1 Kadar Air Kritis 29,41°C, RH 73,79 LLDPE 1479,16 Parsetiorini, 2011 Microencapsulated ginger powder-2 Kadar Air Kritis 29,41°C, RH 73,79 LLDPE 549,38 Parsetiorini, 2011 Bubuk Jahe Merah Arrhenius 25°C HDPE 629 Sugiarto, et al. 2007 Bubuk Jahe Instan Arrhenius 25°C Tidak diketahui 268 Lilasari dan Estiasih, 2010 Oritasty™-1 Kadar Air Kritis 21,90°C, RH 71,52 LLDPE 166,89 Parsetiorini, 2011 Oritasty™-2 Kadar Air Kritis 21,90°C, RH 71,52 Mettalocene 661,74 Parsetiorini, 2011 Barbequnic™ Kadar Air Kritis 21,90°C, RH 71,52 Mettalocene 778,32 Parsetiorini, 2011 Baladonesia™-1 Kadar Air Kritis 21,90°C, RH 71,52 Mettalocene 832,37 Parsetiorini, 2011 Baladonesia™-2 Kadar Air Kritis 21,90°C, RH 71,52 Mettalocene 545,80 Parsetiorini, 2011 Westernasia™ Kadar Air Kritis 21,90°C, RH 71,52 LLDPE 233,33 Parsetiorini, 2011 Cheezychez™ Kadar Air Kritis 21,90°C, RH 71,52 Mettalocene 1125,98 Parsetiorini, 2011 Oceania™ Kadar Air Kritis 21,90°C, RH 71,52 Mettalocene 815,11 Parsetiorini, 2011 Maniche™ Kadar Air Kritis 21,90°C, RH 71,52 Mettalocene 487,44 Parsetiorini, 2011 Beef Flavor Powder Kadar Air Kritis 30°C, RH 75 PE 65 Subroto, 1997 Seasoning Pizza Kadar Air Kritis 30°C, RH 75 PE 366 Subroto, 1997 Seasoning Sapi-1 Kadar Air Kritis 25°C, RH 70 LLDPE 4.157 Murdiati, 2010 Seasoning Sapi-2 Kadar Air Kritis 25°C, RH 70 LLDPE 4.184 Murdiati, 2010 Seasoning Keju-1 Kadar Air Kritis 25°C, RH 70 LLDPE 4.369 Murdiati, 2010 Seasoning- Keju-2 Kadar Air Kritis 25°C, RH 70 LLDPE 4.528 Murdiati, 2010 Seasoning Jagung Kadar Air Kritis 25°C, RH 70 LLDPE 2.429 Murdiati, 2010 Seasoning Ayam Kadar Air Kritis 25°C, RH 70 LLDPE 4.750 Murdiati, 2010 28 Sedangkan pada produk microencapsulated ginger powder-1 umur simpannya adalah 5,52 tahun jika disimpan pada kondisi gudang, 5,37 tahun pada kondisi suhu 30 O C RH 80, dan 8,52 tahun pada kondisi suhu 10 O C RH 50 dan umur simpan microencapsulated ginger powder-2 1,51 tahun dengan penyimpanan pada kondisi gudang, 0,99 tahun pada kondisi suhu 30 O C RH 80, dan 8,21 tahun pada kondisi suhu 10 O C RH 50. Tabel 4. menunjukkan perbandingan umur simpan antara produk Seasoning dan microencapsulated ginger powder dengan sampel sejenis. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa umur simpan yang dimiliki masing-masing sampel sangat beragam.Microencapsulated ginger powder-1 memiliki masa simpan tertinggi di antara sampel lain, dan Selain karena kondisi penyimpanan dan kemasan yang berbeda, perbedaan umur simpan dipengaruhi oleh formulasi dan proses pengolahan Labuza, 2002. Selanjutnya formulasi dan proses pengolahan akan mempengaruhi karakteristik produk akhir sebelum produk tersebut disimpan. Sedangkan menurut Robertson 1993, faktor karakteristik produk yang dapat mempengaruhi umur simpan berupa perishability, efek konsentrasi dari bahan- bahan tertentu yang memicu reaksi deterioratif, densitas kamba. Formulasi dan proses pengolahan yang dapat mempengaruhi umur simpan produk bubuk antara lain adalah mikroenkapsulasi dan anti-caking. Tujuan utama dari mikroenkapsulasi adalah penambahan umur simpan. Dengan mekanisme mengurangiefektivitas interaksi inti dengan faktor lingkungan, menurunkan laju migrasi bahan inti dengan lingkungan luar, mendukung penanganan, mengontrol pelepasan bahan inti, menutupi flavor inti, dan mencairkan bahan inti ketika digunakan dalam jumlah sangat kecil Hashmi, 2011. A nti-caking ditambahkan dengan tujuan pencegahan penggumpalan sehingga dapat menghambat tercapainya titik kritis dan memperpanjang umur simpan. Mekanisme anti-caking adalah: adsorpsi kelebihan uap air, pembentikan lapisan pada permukaan produk, dan mencegah terbentuknya ‘bridge’ antar molekul air Anonim, 2006.Microencapsulated ginger powder yang diproses dengan mikroenkapsulasi dan ditambahkan anti-caking memiliki rata-rata umur simpan yang lebih tinggi dibandingkan dua sampel ginger powder lain yang diproses tanpa enkapsulasi. Sampel seasoning merupakan sampel yang memiliki komposisi bahan yang kompleks dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Komposisi garam, anti-caking dan bahan- bahan lain yang memicu reaksi deterioratif dapat mempengaruhi umur simpan seasoning. Faktor formulasi tersebut mengakibatkan beragamnya hasil perhitungan umur simpan seasoning Robertson,1993. Jika dibandingkan dengan sampel microencapsulated ginger powder, rata-rata sampel seasoning memiliki umur simpan yang relatif lebih rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya proses pengeringan pada proses pengolahannya yang mengakibatkan kadar air awal menjadi sangat rendah sehingga selisih antara kadar air awal dan kadar air akhir cukup tinggi dan umur simpannya menjadi lebih panjang. Perbedaan umur simpan yang cukup besar antara microencapsulated ginger powder-1 dan microencapsulated ginger powder-2 dimungkinkan karena adanya perbedaan densitas kamba. Dengan volume yang sama, sampel microencapsulated ginger powder-2 hanya dapat mengemas 15 kilogram per karton, sedangkan microencapsulated ginger powder-1 dapat dikemas 20 kilogram per karton. densitas yang lebih kecil ini berkaitan denganflowability yang tinggi. Semakin besar flowability suatu produk bubuk, maka ruang gerak dari bubuk menjadi relatif rendah dan produk akan lebih mudah ‘basah’ saat rehidrasi Robertson, 1993. Oleh karena itu, produk microencapsulated ginger powder-2 dengan densitas yang lebih kecil akan memiliki umur simpan yang relatif lebih pendek. 29 30 Penggunaan jenis kemasan juga akan mempengaruhi perhitungan umur simpan produk. Terlihat pada hasil perhitungan, produk Oritasty™-1 dan WesternAsia™ yang dikemas dalam plastik LLDPE rangkap dengan nilai kx sebesar 0,1545 gm2hrmmHg memiliki umur simpan yang lebih pendek daripada seasoning lain yang dikemas dalam plastik metallocene dengan nilai kx sebesar 0,0634gm2hrmmHg. Begitu pula dengan seasoning lain yang dibandingkan, dengan kemasan OPP kx sebesar 0,03gm2hrmmHg, nilai umur simpannya menjadi lebih besar Murdiati, 2010. Dengan semakin kecil nilai permeabilitas suatu kemasan, maka laju migrasi uap air nya juga akan semakin kecil dan waktu yang digunakan dalam mencapai titik kritis akan semakin lama, sehingga umur simpan semakin panjang. Semakin tinggi suhu dan kelembaban relatif penyimpanan, maka akan semakin pendek pula umur simpannya. Kelembaban relatif secara langsung akan mempengaruhi penyerapan air, terutama pada produk bubuk, dengan semakin tingginya kelembaban relatif, maka produk akan semakin mudah menyerap air, meningkatkan kadar air, menurunkan flowability dan meningkatkan kohesivitas granular, sehingga mempercepat terjadinya penggumpalan mempermudah pencapaian titik kritis penolakan. Tinggi suhu akan mempengaruhi nilai tekanan uap air dan kelembaban, maka dengan meningkatnya suhu, akan mepercepat pencapaian titik kritis Ganesan et al., 2008. Secara umum, perhitungan umur simpan akan dipengaruhi oleh Kusnandar, 2008: 1 jenis kemasan yang digunakan, jenis kemasan akan menentukan nilai kx, dimana semakin kecil nilai kx akan memberikan umur simpan yang lebih lama, penggunaan kemasan ganda mempengaruhi nilai permeabilitas uap air kemasan, sehingga juga mempengaruhi umur simpan produk, 2 kondisi awal dari produk, kadar air kesetimbangan pada pendekatan kurva sorpsi isotermis, kadar air awal yang semakin tinggi akan memperpendek umur simpan, serta aktivitas air pada pendekatan yang dimodifikasi yang semakin kecil akan memperbesar perbedaan tekanan di dan luar kemasan, migrasi uap air akan lebih mudah terjadi, makaumur simpan akan semakin pendek, 3 suhu dan kelembaban penyimpanan, suhu mempengaruhi tekanan udara Po, semakin tinggi shu penyimpanan, maka umur simpan yang terhitung akan semakin pendek, kelemababan relatif RH akan mempengaruhi nilai ΔP, semakin besar nilai ΔP, umur simpan semakin pendek. Perhitungan umur simpan ini bersifat pendugaan, karena kerusakan produk semata-mata didasarkan pada penyerapan air hingga tercapai kondisi kritis.

BAB VI. PENUTUP

1. SIMPULAN

Dokumen yang terkait

Pendugaan Umur Simpan Permen Jahe dengan Menggunakan Metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) dengan Pendekatan Model Kadar Air Kritis

2 25 103

Pendugaan umur simpan dengan metode accelerated shelf-life testing Pada produk bandrek instan dan sirup buah pala (myristica fragrans)

0 3 1

Pendugaan Umur Simpan Dengan Metode Accelerated Shelf-Life Testing pada Produk Bandrek Instan dan Sirup Buah Pala (Myristica fragrans)

0 5 1

Pendugaan Umur Simpan Benih Kedelai Dalam Kemasan Fleksibel Dengan Metode Accelerated Shelf-Life Testing (Aslt)

0 15 52

Pendugaan Umur Simpan Sirup Buah Semu Jambu Mete (Anacardium occidentale, L) dengan Metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT)

0 0 7

PENDUGAAN UMUR SIMPAN MINUMAN BERPERISA APEL MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) DENGAN PENDEKATAN ARRHENIUS Shelf Life Determination of Apple Flavored Drink Using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Method by Arrhenius Equation App

0 5 10

PENDUGAAN UMUR SIMPAN TEPUNG PISANG GORENG MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING DENGAN PENDEKATAN ARRHENIUS Shelf Life Prediction of Fried Banana Flour Using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Method by Arrhenius Equation Approach

0 0 10

PENDUGAAN UMUR SIMPAN TEPUNG BUMBU AYAM GORENG MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING DENGAN PENDEKATAN ARRHENIUS Shelf Life Prediction of Fried Chicken Spices Flour Using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Method with Arrhenius Approximatio

1 1 10

SHELF LIFE DETERMINATION OF FLAVORED NON-DAIRY CREAMER USING ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) PENENTUAN UMUR SIMPAN FLAVORED NON-DAIRY CREAMER DENGAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT)

0 0 12

ESTIMATION THE SHELF LIFE OF BREAD PREMIX BY USING ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) PREDIKSI UMUR SIMPAN PREMIX ROTI DENGAN PENGGUNAAN ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT)

0 0 11