Pengertian Pembelajaran Efektivitas Pembelajaran

27 berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Mengajar tentunya mempunyai batasan-batasan tertentu yang memudahkan pendidik menciptakan kondisi belajar. Menurut Hasibuan dalam Gino 1996: 31 memberikan batasan mengajar, adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan, materi yang diajarkan, guru dan siswa, jenis kegiatan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar. Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik dalam membuat peserta didik belajar. Usaha-usaha tersebut direncanakan sedemikian rupa oleh pendidik sehingga peserta didik dapat dengan mudah menerima materi yang disamapaikan oleh pendidik.

3. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran tidak hanya merupakan suatu proses peserta didik menerima pengetahuan yang diberikan oleh pendidik, akan tetapi juga merupakan suatu proses pendidik belajar dalam menyampaikan materi agar dapat diterima dengan mudah oleh peserta didik. Pada pembelajaran terdapat dua komponen pendidikan yang saling berinteraksi untuk belajar. Peserta didik belajar menerima materi yang disampaikan oleh pendidik, sedangkan pendidik belajar menyampaikan materi dengan baik agar mudah diterima oleh peserta didik. Sehingga pendidik mempunyai dua peran yaitu sebagai orang yang mendidik peserta didik dan sebagai orang yang belajar dalam menyampaikan materi pebelajarpeserta didik. Pengertian pembelajaran menurut Gino 1996: 33 adalah suatu usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha. 28 Bruner dalam Asri Budiningsih 2005: 17 mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah prespektif. Prespektif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal. Teori pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar, atau upaya mengontrol variabel-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar. Pembelajaran pada hakekatnya adalah kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, yang berarti proses pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar. Siswa dalam kondisi belajar dapat diamati dan dicermati melalui indikator aktivitas yang dilakukan, yaitu perhatian fokus, antusias, bertanya, menjawab, berkomentar, presentasi, diskusi, mencoba, menduga, atau menemukan.

b. Efektivitas Pembelajaran

Kriteria utama suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil adalah dengan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses untuk mencapai tujuan tersebut harus memperhatikan beberapa faktor, salah satunya adalah efektivitas dalam pembelajaran. Efektif berkenaan dengan jalan, upaya, teknik, strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara tepat dan cepat Nana Sudjana, 1995: 59. Sedangkan menurut Hartutik 2006: 8, ”Efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, adanya partisipasi aktif dari anggota”. Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan hasil pembelajaran, membawa kesan, saranafasilitas memadai, materi dan metode affordable, guru profesional. Keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar, melainkan ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang. Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa setelah mengikuti program pembelajaran yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan siswa, motivasi, respon, kerjasama, 29 partisipasi aktif, tingkat kesulitan padapenggunaan media, waktu serta teknik pemecahan masalah yang ditempuh siswa dalam menghadapi kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aspek sarana penunjang meliputi tinjauan-tinjauan terhadap fasilitas fisik dan bahan serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar seperti ruang kelas, laboratorium, media pembelajaran dan buku-buku teks. Kriteria keefektifan mengacu pada Nurgana, 1985: 63: 1 Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang- kurangnya 75 dari jumlah siswa telah memperoleh nilai=65 dalam peningkatan prestasi belajar. 2 Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran gain yang signifikan. 3 Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan. Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang efektivitas pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan suatu usaha atau strategi yang melibatkan seluruh komponen pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya secara tepat. Pembelajaran dapat dikatan efektif apabila ketuntasan belajar peserta didik dapat mencapai 75 dari jumlah peserta didik yang memperoleh nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM.

3. Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

0 2 260

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi di kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta.

0 0 227

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) GUNA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 1 350