Penyadapan getah Karet rutin dilakukan 1 – 2 kali sehari. Pemeliharan
pohon karet dilakukan dengan cara penggantian pohon yang sudah tidak produktif lagi dengan bibit baru. Pemanenan buah Kakao dilakukan sehari sekali.
Pemeliharaan dilakukan dengan cara pemangkasan cabang-cabang pohon yang mulai tinggi dan pemberian herbisida di lantai kebun agar zat hara di dalam tanah
dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk pertumbuhan buah Kakao. Pemanenan Sengon dilakukan tiap 5 tahun sekali. Kegiatan pemeliharaan Sengon yang
dilakukan berupa penyulaman, pemangkasan dan penjarangan. Penyulaman atau penggantian tanaman Sengon yang mati atau sakit dilakukan sekitar 2
– 4 minggu setelah tanam dan setelah tahun pertama. Pemangkasan dilakukan pada cabang-
cabang pohon untuk memaksimalkan pertumbuhan kayu membentuk silindris. Penjarangan dilakukan pada umur 2 dan 4 tahun dengan cara penebangan
berseling yang berguna untuk memberi ruang tumbuh bagi tanaman Sengon pilihan. Komposisi tanaman pokok dominan yang ada di perkebunan dapat dilihat
pada Gambar 12. Lahan terbuka pada lokasi penelitian terletak di sepanjang pantai berupa pantai berpasir dan karang serta di sekitar muara sungai.
a b c d Gambar 12 Vegetasi perkebunan di PT. Perkebunan Bandealit dan PT.Perkebunan
Sukamade Baru. Ket: a Karet; B Kakao; c Kopi; d Sengon.
5.1.2 Parameter Tegakan di PSP
Parameter tegakan yang teridentifikasi di setiap PSP dikategorikan ke dalam tiga tingkat yaitu pancang, tiang, dan pohon. Identifikasi parameter tegakan hanya
dilakukan dengan menghitung kerapatan pohon pada ketiga tingkat tumbuhan tersebut. Pada tingkat pancang dan tiang, dihitung jumlah pohon per ha pada sub-
plot B. Tingkat pancang yang diukur berada dalam rentang diameter 5 – 9,99 cm
dan tingkat tiang yang diukur berada dalam diameter 10 – 19,99 cm. Pada tingkat
pohon, dihitung jumlah pohon per ha pada sub-plot C, yang berada dalam rentang ≥ 20 cm. Nilai kerapatan pohon pada berbagai tipe penutupan lahan dihasilkan
dari rata-rata kumulatif kerapatan pohon per PSP pada masing-masing tipe penutupan lahan. Parameter tegakan dan diameter pada berbagai tipe penutupan
lahan tersaji pada Tabel 8. Tabel 8 Parameter tegakan dan diameter di berbagai tipe penutupan lahan
Tipe penutupan
lahan Jumlah individu
pohon ha Rata-rata diameter
Diameter maksimum
Diameter minimum
Pa Ti Phn
Pa Ti Phn
Pa Ti Phn
Pa Ti Phn
Hutan primer
259 155
126 6
13 39
8 18
95 5
11 21
Hutan sekunder
160 125 113
7 12
40 9
15 108
6 11
23 Mangrove
40 110
85 7
14 42
9 19
100 5
12 20
Kebun campuran
220 40
38 6
15 24
8 17
30 5
13 21
Areal pertanian
- 20
70 -
14 27
- 14
32 -
14 20
Semak belukar
67 60
32 6
14 35
10 17
52 7
13 23
Padang rumput dan
alang-alang -
- 10
- -
45 -
- 47
- -
20 Perkebunan
karet -
190 82
- 18
28 -
19 35
- 16
22 Keterangan: Pa= Pancang 5-9,99 cm; Ti= Tiang 10-
19,99 cm; Phn= Pohon ≥ 20 cm.
Berdasarkan perhitungan kerapatan pohon di setiap PSP, hutan primer memiliki kerapatan pohon tertinggi sedangkan padang rumput dan alang-alang
memiliki kerapatan pohon terendah. Tingginya kerapatan pohon di hutan primer turut menyebabkan tingginya nilai biomassa di hutan primer. Vegetasi hutan
primer yang teridentifikasi pada 17 PSP memiliki 122 spesies. Namun dari segi ukuran diameter, hutan sekunder memiliki diameter vegetasi yang maksimum dan
diameter minimun tertinggi, khususnya pada tingkat pohon. Pada hutan sekunder, 7 dari 11 PSP hutan sekunder ditumbuhi pohon berdiameter 100
– 200 cm dan banyak dijumpai spesies Ficus sp. yang menempel hingga 2
– 3 spesies per satu pohon. Selain itu, dari 102 spesies pohon yang ditemukan di hutan sekunder, 60
spesies diantaranya juga ditemukan di hutan primer. Tingginya nilai diameter pada hutan sekunder menyebabkan besarnya nilai biomassa tumbuhan tersimpan
yang terdapat didalamnya. Perkebunan karet memiliki kerapatan tingkat tiang cukup tinggi dikarenakana jarak tanam karet yang cukup dekat yaitu 6 m x 3 m
dan diameter yang hampir seragam.
5.2 Penutupan Lahan 5.2.1 Penutupan Lahan di TNMB Tahun 1989