seluruh tubuh tumbuhan dan akhirnya tertimbun dalam tubuh tumbuhan berupa daun, batang, ranting, bunga, biji dan buah. Proses penimbunan C dalam tubuh
tumbuhan hidup dinamakan proses sekuestrasi C-sekuestrasi. Total jumlah C yang disimpan dalam tubuh tumbuhan hidup biomassa pada suatu lahan dapat
menggambarkan banyaknya CO
2
di atmosfer yang diserap oleh tanaman. Total jumlah C yang masih tersimpan dalam bagian tumbuhan yang telah mati dapat
menggambarkan CO
2
yang tidak dilepaskan ke udara melalui pembakaran.
2.1.2 Pengukuran Biomassa dan Karbon Tersimpan
Pengukuran biomassa tumbuhan dilakukan untuk menduga nilai karbon tersimpan didalamnya. Penghitungan biomassa tumbuhan dapat dilakukan dengan
empat cara, yaitu a sampling dengan pemanenan destruktif; b sampling tanpa pemanenan non-destruktif; c pendugaan menggunakan penginderaan jauh; dan
d pembuatan model Sutaryo 2009. Parameter dan metode pengukuran biomassa yang telah digunakan dalam berbagai penelitian, disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Parameter-parameter biomassa dan nekromassa di atas permukaan tanah dan metode pengukurannya
No. Parameter
Metode
1. Arang dan abu
Destruktif 2.
Serasah kasar dan halus Destruktif
3. Tumbuhan bawah
Destruktif 4.
Tumbuhan berkayu Destruktif
5. Pohon hidup
Non-destruktif, persamaan allometrik 6.
Pohon mati yang masih berdiri Non-destruktif, persamaan allometrik
7. Pohon mati yang sudah roboh
Non-destruktif, rumus silinder 8.
Tunggak pohon Non-destruktif, rumus silinder
Sumber: Hairiah et al. 2001.
2.1.3 Karbon Tersimpan di Berbagai Tipe Penutupan Lahan
Studi pengukuran cadangan karbon tersimpan pada berbagai tipe penutupan lahan telah banyak dilakukan di Indonesia. Pengukuran cadangan karbon
tersimpan ini menunjukkan hasil yang beragam pada berbagai tipe penutupan lahan. Perbedaan cadangan karbon tersimpan juga ditunjukkan pada tipe
penutupan lahan yang sama di lokasi yang berbeda. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh struktur vegetasi dan aktivitas manusia silvikultur atau
pemanenan, degradasi dan bencana alam Sutaryo 2009. Hasil pengukuran karbon tersimpan di berbagai tipe penutupan lahan pada beberapa lokasi
penelitian y dilakukan oleh para peneliti sebelumnya tersaji pada Tabel 2. 6
Tabel 2 Karbon tersimpan di berbagai tipe penutupan lahan di beberapa lokasi penelitian
Tipe lahan Lokasi
Karbon tersimpan Mg.ha
-1
Hutan primer Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
1
230, 10 Hutan primer
Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
2
178, 44 Hutan sekunder bekas
tebangan 0 – 10 tahun
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
1
206, 80 Hutan sekunder
Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
2
81, 65 Perkebunan sengon
umur 5 tahun PT. Perkebunan Bandealit, Resort Bandealit,
SPTN II Ambulu, Taman Nasional Meru Betiri
4
39, 11 Tegakan Acacia mangium
umur 10 tahun BKPH Parung Panjang, KPH Bogor
3
26, 94 Kebun campuran
umur 0-10 tahun Resort Andongrejo, SPTN II Ambulu,
Taman Nasional Meru Betiri
4
28, 49 Agroforestri kopi muda
Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
2
27, 92 Agroforestri cokelat muda
Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
2
14, 04 Padi
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
1
4, 80 Padang rumput
Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
2
3, 44 Sumber:
1
Lusiana et al. 2005;
2
Prasetyo 2010;
3
Dahlan et al. 2005;
4
Tim PKLP TNMB 2010 2010.
2.2 Perubahan Iklim