tersebut dapat diketahui karena cumi-cumi sirip besar yang tertangkap di hamparan dangkal umumnya berdekatan dengan goba Gambar 2.
Adapun cumi-cumi sirip besar di perairan Karang Congkak yang berukuran kecil terdapat di tubir Tabel 4 dikarenakan daerah tubir merupakan area yang
didominasi oleh Acropora Nybakken 1992 dan diduga cumi-cumi sirip besar menempelkan kapsul telurnya pada karang tersebut. Selain itu cumi-cumi sirip besar
di perairan Karang Lebar dan Semak Daun yang berukuran kecil terdapat di goba Tabel 4 juga dikarenakan daerah terumbu goba juga didominasi oleh karang
bercabang dari Acropora Nybakken 1992 dan diduga pula cumi-cumi sirip besar menempelkan kapsul telurnya pada karang tersebut. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Segawa 1993 in Andy Omar 2002 yang menyatakan bahwa cumi- cumi sirip besar sering meletakkan telurnya pada Acropora spp. Danakusumah et al.
1996 in Andy Omar 2002 juga memperoleh cumi-cumi sirip besar yang menempelkan kapsul telurnya pada kedalaman 5, 15, dan 18 m yang merupakan
kedalaman bagi terumbu karang dapat hidup. Melimpahnya karang di tubir dan goba yang didominasi oleh karang keras juga diduga dapat dijadikan tempat berlindung
bagi cumi-cumi sirip besar yang berukuran kecil dari predator. Selama penelitian diperoleh kapsul telur cumi-cumi sirip besar yang ditempelkan di hamparan dangkal
pada lamun jenis Sargassum spp. yang disebut oseng-oseng oleh masyarakat lokal Lampiran 2.
4.1.2. Distribusi temporal
Distribusi temporal cumi-cumi sirip besar dapat diketahui dari jumlah tangkapan per periode pengambilan contoh. Apabila hasil tangkapan semakin
meningkat maka bobot tangkapan umumnya juga akan semakin meningkat, namun ada kalanya di mana sedikit tangkapan yang diperoleh juga dapat menghasilkan
bobot tangkapan yang tinggi pula. Hal tersebut dapat disebabkan tujuan penangkapan utama cumi-cumi sirip besar oleh nelayan ialah cumi-cumi sirip besar
yang berukuran besar. Distribusi temporal berdasarkan jumlah tangkapan yang diperoleh di perairan
Karang Congkak maupun perairan Karang Lebar dan Semak Daun bervariasi pada
tiap pengambilan contoh. Adapun distribusi temporal pada kedua perairan disajikan pada Gambar 5:
Gambar 5. Distribusi temporal cumi-cumi sirip besar pada setiap periode pengambilan contoh: a perairan Karang Congkak, b perairan Karang
Lebar dan Semak Daun
Distribusi temporal cumi-cumi sirip besar berdasarkan jumlah tangkapannya di perairan Karang Congkak terus meningkat dari pengambilan contoh pertama
hingga keempat, lalu mengalami penurunan pada pengambilan contoh kelima. Hal itu diiringi dengan penurunan bobot tangkapan pada pengambilan contoh pertama
hingga kedua dan peningkatan bobot dari pengambilan contoh ketiga hingga kelima. Jumlah tangkapan tertinggi terdapat pada pengambilan contoh keempat sebanyak
101 ekor, sedangkan jumlah tangkapan terendah terdapat pada pengambilan contoh pertama yaitu sebanyak 22 ekor. Bobot tangkapan yang diperoleh juga bervariasi
pada setiap pengambilan contoh, bobot tertinggi terdapat pada pengambilan contoh kelima yaitu 13.91 kg dan bobot terendah terdapat pada pengambilan contoh kedua
yaitu 1.36 kg Gambar 5. Distribusi temporal cumi-cumi sirip besar berdasarkan jumlah tangkapannya
di perairan Karang Lebar dan Semak Daun meningkat dari pengambilan contoh kedua hingga ketiga dan mengalami penurunan pada pengambilan contoh keempat
hingga kelima. Hal tersebut diiringi dengan penurunan bobot dari pengambilan contoh kedua hingga kelima. jumlah tangkapan tertinggi terdapat pada pengambilan
contoh kedua sebanyak 33 ekor, sedangkan jumlah tangkapan terendah terdapat pada pengambilan contoh kelima sebanyak 8 ekor. Bobot tangkapan yang diperoleh
juga bervariasi pada setiap pengambilan contoh, bobot tertinggi terdapat pada pengambilan contoh ketiga yaitu 5.75 kg dan bobot terendah terdapat pada
pengambilan contoh kelima yaitu 1.83 kg, pada perairan ini tidak dilakukan pengambilan contoh pertama karena nelayan sepenuhnya melakukan penangkapan
di perairan Karang Congkak Gambar 5. Salah satu faktor yang menyebabkan berbedanya hasil tangkapan baik dari
jumlah tangkapan maupun bobot tangkapan pada setiap pengambilan contoh di kedua perairan diduga akibat pertumbuhan cumi-cumi sirip besar itu sendiri yang
akan dibahas pada sub bab pertumbuhan. Umumnya target tangkapan utama nelayan ialah cumi-cumi sirip besar yang berukuran besar, namun apabila cumi-cumi sirip
besar berukuran kecil dan bergerombol nelayan juga menangkapnya dengan menggunakan alat tangkap jaring. Pertumbuhan cumi-cumi sirip besar pada perairan
Karang Congkak jika dilihat dari tren hubungan panjang mantel dan bobot tubuhnya menunjukkan adanya pertumbuhan yang tidak terlalu cepat pada pengambilan
contoh pertama hingga ketiga, lalu pada pengambilan contoh keempat hingga kelima mengalami pertumbuhan yang lebih cepat. Hal tersebut sesuai dengan distribusi
temporal yang diperoleh yaitu pada pengambilan contoh pertama hingga ketiga jumlah tangkapan mengalami peningkatan yang diiringi dengan peningkatan bobot
tangkapannya. Lalu pada pengambilan contoh keempat hingga kelima jumlah tangkapan mengalami penurunan namun bobot tangkapannya meningkat. Hal
tersebut mengindikasikan cumi-cumi sirip besar pada pengambilan contoh keempat hingga kelima berukuran lebih besar daripada pengambilan contoh pertama hingga
ketiga Gambar 11. Adapun pertumbuhan cumi-cumi sirip besar di perairan Karang Lebar dan
Semak Daun jika dilihat dari tren hubungan panjang mantel dan bobot tubuhnya menunjukkan adanya pertumbuhan yang cepat yang artinya cumi-cumi sirip besar
sudah berukuran besar pada pengambilan contoh kedua hingga keempat, lalu pada pengambilan contoh kelima pertumbuhan lebih lambat. Hal tersebut sesuai dengan
distribusi temporal yang diperoleh dari hasil tangkapan yang meningkat dari pengambilan contoh kedua hingga ketiga lalu mengalami penurunan pada
pengambilan contoh keempat hingga kelima yang diiringi dengan menurunnya bobot tangkapan dari pengambilan contoh kedua hingga kelima Gambar 11.
Menurut Moyle dan Cech 2004 in Tutupoho 2008 pertumbuhan yang cepat dapat disebabkan persediaan makanan dan kondisi lingkungan yang sesuai.
Pertumbuhan yang cepat pada cumi-cumi sirip besar membuatnya menjadi sumberdaya komersial Nabitabhata 1996. Selain itu sifat dari cumi-cumi sirip