Distribusi frekuensi panjang mantel Pola pertumbuhan Parameter pertumbuhan

2.3. Pertumbuhan

Petumbuhan secara sederhana dapat diartikan sebagai pertambahan ukuran panjang atau bobot dalam suatu kurun waktu. Di lain pihak pertumbuhan populasi diartikan sebagai pertambahan jumlah individu. Hubungan antara pertambahan ukuran dengan waktu dapat digambarkan dalam bentuk sistem koordinat yang dikenal sebagai “kurva pertumbuhan”, yaitu kurva dengan ukuran waktu yang digunakan diletakkan pada sumbu x dan ukuran dimensi lainnya panjang atau bobot pada sumbu y Effendie 1997 in Andy Omar 2002. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat selama periode waktu tertentu. Pertumbuhan populasi merupakan peningkatan biomassa suatu populasi yang dihasilkan oleh akumulasi bahan-bahan dari dalam lingkungannya Effendie 2002. Forsythe Van Heukelem 1987 in Warsiati 2003 menyatakan bahwa pertumbuhan dipengaruhi faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan adalah umur, ukuran, jenis kelamin, kondisi makanan, aktivitas, dan pengaruh populasi. Sementara itu faktor abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan adalah suhu, cahaya, salinitas, dan kualitas perairan. Menurut Effendie 2002 faktor-faktor yang sangat penting mempengaruhi pertumbuhan ialah suhu dan makanan, di mana pada perairan tropis makanan menjadi faktor yang lebih penting. Pertumbuhan cephalopoda dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah fluktuasi suhu musiman, ketersediaan makanan, dan jenis kelamin. Kebanyakan cumi-cumi memiliki masa hidup yang pendek, umur cumi-cumi sirip besar berdasarkan hasil studi dinamika populasi adalah 913 hari sampai 1278 hari Roper et al. 1984 in Prasetio 2007. Menurut Effendie 2002 untuk mengkaji pertumbuhan diperlukan beberapa analisis diantaranya distribusi frekuensi panjang, pola pertumbuhan, dan pendugaan parameter pertumbuhan.

2.3.1. Distribusi frekuensi panjang mantel

Mempelajari umur ikan dalam hal ini cumi-cumi sirip besar menggunakan metode frekuensi panjang digunakan anggapan bahwa ikan yang berada dalam satu kelompok umur yang mempunyai tendensi membentuk suatu distribusi normal ukuran panjang di sekitar panjang rata-ratanya. Bila frekuensi ukuran panjang tersebut digambarkan dengan grafik akan membentuk beberapa puncak, di mana puncak-puncak tersebut yang kemudian digunakan sebagai kelompok umur ikan. Adapun panjang yang digunakan pada cumi-cumi sirip besar ialah panjang mantel Ricker 1975 in Sivashanthini et al. 2009.

2.3.2. Pola pertumbuhan

Pola pertumbuhan diperoleh dari analisis hubungan panjang dan bobot yang merupakan bagian dari sifat morfometrik yang berkaitan dengan sifat pertumbuhan. Hasil studi hubungan panjang dan bobot memiliki nilai praktis yang memungkinkan berubah nilai panjang ke dalam bobot atau sebaliknya dan juga memberi keterangan mengenai pertumbuhan, kemontokan, dan perubahan lingkungan. Bobot dapat dinyatakan sebagai fungsi panjangnya di mana hubungan panjang bobot ini hampir mengikuti hukum kubik yaitu bobot sebagai pangkat tiga dari panjangnya Effendie 2002. Adapun panjang yang digunakan dalam penelitian ini ialah panjang mantel dan bobot yang digunakan ialah bobot tubuh. Andy Omar 2002 menyatakan bahwa pertumbuhan dapat diketahui melalui hubungan panjang dan bobot, dalam hal ini bobot dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Pengetahuan akan hubungan panjang dan bobot memiliki peran penting bagi biologi perikanan dan dinamika populasi suatu sumberdaya ikan. Informasi tersebut dapat digunakan untuk mengestimasi stok atau biomassa yang ada di alam Petrakis Stergiou 1995 in Shivashantini et al. 2009.

2.3.3. Parameter pertumbuhan

Persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy merupakan persamaan yang umumnya digunakan dalam studi pertumbuhan suatu populasi. Persamaan Von Bertalanffy didasarkan pada konsep fisiologis sehingga bisa digunakan untuk mengetahui beberapa masalah seperti variasi pertumbuhan karena ketersediaan makanan. Parameter-parameter yang digunakan untuk menduga pertumbuhan populasi ialah panjang asimtotik L ∞ yang merupakan panjang maksimum yang tidak mungkin dicapai, koefisien pertumbuhan K, dan t yang merupakan umur teoritis saat panjang sama dengan nol. Segawa 1987 in Andy Omar 2002 mengatakan bahwa laju pertumbuhan cumi-cumi sirip besar berkisar 0.7–0.9 mmhari. Penggunaan parameter pertumbuhan dapat memudahkan dalam penyusunan perencanaan pengelolaan Sparre Venema 1999. Cushing 1970 menyatakan bahwa variasi dari nilai panjang asimtotik L ∞ mungkin berhubungan dengan ketersediaan makanan di alam.

2.4. Musim Pemijahan