Pendugaan parameter pertumbuhan Pertumbuhan

4.2.4. Pendugaan parameter pertumbuhan

Pertumbuhan cumi-cumi sirip besar di perairan Karang Congkak lebih kecil dibandingkan perairan Karang Lebar dan Semak Daun. Cumi-cumi sirip besar di perairan Karang Congkak memiliki nilai panjang mantel asimtotik sebesar 292.95 mm dan koefisien pertumbuhan sebesar 0.27 per tahun, sedangkan cumi-cumi sirip besar di perairan Karang Lebar dan Semak Daun memiliki panjang mantel asimtotik yang lebih besar yaitu 299.25 mm dan koefisien pertumbuhan yang lebih kecil yaitu 0.23 per tahun Tabel 9. Tabel 9. Parameter pertumbuhan cumi-cumi sirip besar Lokasi Parameter Pertumbuhan L ∞ mm k tahun t tahun Perairan Karang Congkak 292.95 0.27 -0.3305 Perairan Karang Lebar dan Semak Daun 299.25 0.23 -0.3881 Selama penelitian diperoleh panjang maksimum cumi-cumi sirip besar di perairan Karang Congkak dan perairan Karang Lebar dan Semak Daun berturut- turut ialah 256 mm dan 285 mm. Nilai tersebut menunjukkan bahwa panjang mantel cumi-cumi sirip besar di perairan Karang Congkak lebih jauh mendekati panjang mantel asimtotiknya dibandingkan dengan cumi-cumi sirip besar di perairan Karang Lebar dan Semak Daun. Tekanan penangkapan yang lebih tinggi yang dilakukan di perairan Karang Congkak dibandingkan perairan Karang Lebar dan Semak Daun diduga dapat menyebabkan terjadinya penurunan ukuran tubuh cumi-cumi sirip besar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Cushing 1970 di mana semakin meningkatnya aktivitas penangkapan maka sumberdaya yang menjadi target tangkapan akan semakin kecil ukurannya di masa mendatang. Persamaan Von Bertalanffy yang terbentuk untuk cumi-cumi sirip besar di perairan Karang Congkak ialah L t =292.951-e -0.27t+0.3305 dan persamaan untuk cumi-cumi sirip besar di perairan Karang Lebar dan Semak Daun ialah L t =299.251- e -0.23t+0.3881 . Adapun kurva pertumbuhan cumi-cumi sirip besar baik di perairan Karang Congkak maupun perairan Karang Lebar dan Semak Daun menunjukkan bahwa cumi-cumi sirip besar yang berukuran kecil muda memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat daripada cumi-cumi sirip besar yang berukuran besar Gambar 12. Menurut Sparre dan Venema 1999 pendugaan umur sumberdaya ikan di daerah tropis dapat dilakukan dengan melalui analisis frekuensi panjang. Umur yang bertambah menyebabkan pertambahan panjang juga semakin bertambah. Sumberdaya ikan yang memiliki nilai koefisien pertumbuhan yang rendah akan memiliki umur yang lebih lama karena akan semakin lama untuk mencapai panjang asimtotiknya. Cushing 1970 menyatakan bahwa sumberdaya ikan yang memiliki nilai koefisien pertumbuhan yang tinggi akan mati lebih cepat dibandingkan dengan sumberdaya ikan yang memiliki koefisien pertumbuhan lebih rendah. Gambar 12. Pertumbuhan Von Bertalanffy cumi-cumi sirip besar: a perairan Karang Congkak, b perairan Karang Lebar dan Semak Daun Hamzah Manik 1991 memperoleh hasil koefisien pertumbuhan cumi- cumi sirip besar di perairan Kepulauan Kai, Maluku tenggara sebesar 0.2 per tahun dengan panjang asimtotik sebesar 338.6 mm. Selain itu Djajasasmita et al. 1993 menambahkan bahwa panjang mantel cumi-cumi sirip besar dapat mencapai + 350 mm. Perbedaan nilai panjang asimtotik dan koefisien pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berpengaruh berupa keturunan, sex, umur, penyakit, dan parasit. Faktor eksternal yang berpengaruh ialah makanan dan suhu perairan, namun di daerah Indonesia yang beriklim tropis faktor makanan lebih berpengaruh Effendie 2002. Menurut Weatherley 1972 in Tutupoho 2008 determinasi nilai k sangat efektif untuk menganalisis penurunan aktivitas makan sesuai perubahan ketersediaan makanan. Panjang mantel cumi-cumi sirip besar saat t berbeda-beda pada kedua lokasi penelitian. Pada perairan Karang Congkak panjang mantel sebesar 25.01 mm sedangkan di perairan Karang Lebar dan Semak Daun sebesar 25.55 mm. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian Nabhitabhata 1996 tentang “Life Cycle of Cephalopoda” yang menyatakan bahwa panjang mantel cumi-cumi sirip besar saat baru menetas dari kapsul telur ialah 5.4 mm. Hal tersebut diduga disebabkan oleh metode yang digunakan dalam penelitian ini. Menurut Sparre Venema 1999 parameter pertumbuhan memiliki peran yang penting dalam pengkajian stok ikan. Salah satu aplikasi yang sederhana adalah untuk mengetahui panjang ikan pada saat umur tertentu atau dengan menggunakan inverse persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy dapat diketahui umur ikan pada saat panjang tertentu. Dengan demikian, penyusunan perencanaan pengelolaan akan lebih mudah.

4.3. Implementasi untuk pengelolaan cumi-cumi sirip besar