Musim Pemijahan Alat Tangkap

mengatakan bahwa laju pertumbuhan cumi-cumi sirip besar berkisar 0.7–0.9 mmhari. Penggunaan parameter pertumbuhan dapat memudahkan dalam penyusunan perencanaan pengelolaan Sparre Venema 1999. Cushing 1970 menyatakan bahwa variasi dari nilai panjang asimtotik L ∞ mungkin berhubungan dengan ketersediaan makanan di alam.

2.4. Musim Pemijahan

Informasi tentang musim pemijahan penting untuk penyusunan perencanaan pengelolaan suatu sumberdaya perikanan. Penelitian yang dilakukan oleh Andy Omar 2002 menunjukkan adanya dugaan terjadi pelepasan telur cumi-cumi sirip besar pada bulan Mei dan Juni 2001. Cumi-cumi betina yang telah mencapai TKG IV yang tertangkap dalam penelitian diperoleh mulai dari bulan November dan selesai pada bulan Februari dan Maret Andy Omar 2002. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa keadaan ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudjoko 1989 in Andy Omar 2002 yang menemukan bahwa cumi-cumi sirip besar yang hidup di perairan Teluk Banten mencapai 50 matang gonad pada bulan April dan Oktober, dan menyimpulkan bahwa pemijahan terjadi pada awal musim penghujan dan pada awal musim kemarau. Musim pemijahan cumi-cumi sirip besar di perairan Bojo, Sulawesi Selatan juga terjadi pada bulan Juni hingga Juli Danakusumah et al. 1995 in Andy Omar 2002.

2.5. Alat Tangkap

Untuk menangkap cumi-cumi alat tangkap yang biasa digunakan ialah pancing, namun apabila jumlah cumi-cumi melimpah dapat digunakan jaring. Jenis- jenis teknik penangkapan ikan dengan menggunakan pancing biasa disebut line fishing atau hook and line atau angling yaitu alat penangkapan ikan yang terdiri dari tali dan mata pancing. Umumnya pada mata pancingnya dipasang umpan, baik umpan asli maupun umpan buatan yang berfungsi untuk menarik perhatian cumi- cumi. Umpan asli dapat berupa ikan, udang, atau organisme lain yang hidup ataupun mati, sedangkan umpan buatan dapat terbuat dari kayu, plastik, dan sebagainya yang menyerupai ikan, udang dan, sebagainya Sudirman Mallawa 2004. Roper et al. 1984 in Hamzah 1998 menyatakan bahwa penangkapan cumi- cumi sirip besar dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis alat tangkap antara lain trawls, purse seine, dan khusus untuk nelayan tradisional kebanyakan menggunakan jigs lambayan. Jigs merupakan salah satu jenis alat tangkap sederhana perikanan skala kecil. Aplikasi alat ini ada dua cara yang disesuaikan dengan sifat dan daerah sebaran cumi-cumi itu sendiri Yusuf Hamzah 1996 in Hamzah 1998. Untuk penangkapan cumi-cumi sirip besar dipergunakan jigs yang dilengkapi dengan umpan buatan yang terbuat dari udang palsu dan dioperasikan di perairan pantai. Faktor yang merangsang cumi-cumi untuk menangkap jigs ialah warna dan bentuk udang palsu yang menyerupai warna dan bentuk udang alami. Dalam hal ini, Koyama 1971 in Hamzah 1998 mengatakan bahwa pengaruh dari jigs akan lebih cepat memikat cumi-cumi bila jigs digerakkan atau disentak-sentak secara terus menerus, sehingga dapat menyerupai gerakan udang alami sebagai mangsanya.

2.6. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan