Tabel Input-Output memberikan gambaran yang menyeluruh dalam analisis ekonomi. Sebagai model kuantitatif, tabel Input-Output ini memberikan
gambaran menyeluruh tentang beberapa hal berikut ini: 1.
Struktur perekonomian suatu wilayah yang mencakup output dan nilai tambah masing-masing sektor.
2. Struktur input antara yaitu transaksi penggunaan barang dan jasa antar sektor-
sektor produksi. 3.
Struktur penyediaan barang dan jasa, baik berupa produksi dalam negeri maupun barang impor yang berasal dari luar wilayah tersebut.
4. Struktur permintaan barang dan jasa, baik itu berupa permintaan oleh
berbagai sektor produksi maupun permintaan untuk konsumsi, investasi dan ekspor.
2.3.2. Asumsi-Asumsi, Keuntungan dan Keterbatasan dalam Model Input- Output
Dalam suatu model Input-Output apalagi yang bersifat terbuka dan statis static model, transaksi-transaksi yang digunakan dalam penyusunan tabel Input-
Output harus memenuhi 3 tiga asumsi atau prinsip dasar, yaitu sebagai berikut BPS, 2006:
1. Keseragaman Homogenitas
Suatu prinsip dimana output hanya dihasilkan secara tunggal, yang berarti bahwa setiap sektor ekonomi hanya memproduksi satu jenis barang dan jasa
dengan susunan input tunggal seragam dan tidak ada substitusi otomatis terhadap input dan output sektor yang berbeda.
2. Kesebandingan Proporsionalitas
Suatu prinsip dimana hubungan antara output dan input pada setiap sektor produksi merupakan fungsi linier, artinya kenaikan dan penurunan output
suatu sektor akan sebanding dengan kenaikan dan penurunan input yang digunakan oleh sektor tersebut.
3. Penjumlahan Additivitas
Suatu asumsi bahwa total efek dari kegiatan produksi berbagai sektor merupakan penjumlahan dari efek pada masing-masing kegiatan secara
terpisah. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan model Input-
Output menurut Badan Pusat Statistik 2007 antara lain : 1. Model Input-Output dapat digunakan untuk memperkirakan dampak
permintaan akhir terhadap output, nilai tambah, penerimaan pajak, impor, dan penyerapan tenaga kerja dalam berbagai sektor produksi.
2. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa terutama dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan
substitusinya. 3. Untuk menganalisis perubahan harga, yaitu dengan melihat pengaruh secara
langsung dan tidak langsung dari perubahan harga input terhadap output. 4. Untuk mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap
pertumbuhan ekonomi, dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan ekonomi.
5. Memberikan deskripsi mengenai keadaan suatu perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasi karakteristik struktural suatu perekonomian wilayah
6. Perubahan-perubahan teknologi dan harga relatif dapat diintegrasikan ke dalam model melalui perubahan koefisien teknik.
7. Dapat digunakan sebagai bahan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dan modal dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah.
Menurut Badan Pusat Statistik 2007
,
masih banyak permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan Tabel Input-Output. Tabel Input-Output sebagai
model kuantitatif memiliki keterbatasan-keterbatasan: 1. Koefisien input atau koefisien teknis diasumsikan tetap konstan selama
periode analisis atau proyeksi. Teknologi dalam proses yang digunakan oleh sektor-sektor ekonomi dalam proses produksi pun dianggap konstan karena
koefisien teknis dianggap konstan. Akibatnya perubahan kuantitas dan harga input akan selalu sebanding dengan perubahan kuantitas harga output.
2. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam penyusunan Tabel Input- Output dengan menggunakan metode survey. Hambatan terbesar yang
dihadapi oleh lembaga perencanaan, terutama di daerah, dalam menggunakan analisis input-output antara lain adalah biaya yang relatif besar dalam
pengumpulan data, data pokok yang belum memadai, dan keterbatasan kemampuan teknis.
3. Semakin banyak agregasi yang dilakukan terhadap sektor-sektor yang ada akan menyebabkan semakin besar pula kecenderungan pelanggaran terhadap
asumsi homogenitas dan akan semakin banyak informasi ekonomi yang terperinci tidak tertangkap dalam analisisnya.
Apabila berbagai hambatan yang muncul dapat diatasi dengan baik, maka model Input-Output merupakan model yang canggih untuk merencanakan
pembangunan ekonomi suatu wilayah secara terintegrasi. Cara tepat mengatasi hambatan tersebut juga dapat menutupi kelemahan-kelemahan dalam analisis
tabel Input-Output, sehingga tabel Input-Output dapat tetap menjadi model andal dalam menganalisis perokonomian secara lengkap dan komprehensif.
2.3.3. Struktur Tabel Input-Output