rumah tangga Provinsi DKI Jakarta. Di urutan kedua, subsektor restoran memberikan kontribusi sebesar Rp 17,05 triliun atau sekitar 8,73 persen dari total
konsumsi rumah tangga Provinsi DKI Jakarta. Subsektor jasa hiburan dan rekreasi berada pada urutan ketiga dengan nilai sebesar Rp 3,03 triliun atau sekitar 1,56
persen, selanjutnya sektor jasa biro perjalanan wisata berada pada urutan keempat dengan kontribusi sebesar Rp 571,97 milyar atau sekitar 0,29 persen, dan sektor
hotel di urutan kelima yang kontribusinya relatif kecil yaitu sebesar Rp 164,06 milyar atau sekitar 0,08 persen dari total konsumsi rumah tangga Provinsi DKI
Jakarta.
5.1.3. Struktur Konsumsi Pemerintah
Jumlah konsumsi pemerintah berdasarkan Tabel Input-Output Provinsi DKI Jakarta tahun 2006 adalah sebesar Rp 72,01 triliun. Tabel 5.3 menunjukkan
bahwa Rp 72,01 triliun atau 100 persen dari total konsumsi pemerintah dialokasikan pada sektor jasa-jasa. Sektor jasa-jasa pada Tabel Input-Output
Provinsi DKI Jakarta tahun 2006 sebelum agregasi klasifikasi 87 sektor terdiri dari berbagai jenis jasa, diantaranya jasa pemerintahan umum dan jasa swasta, dan
konsumsi pemerintah ini dialokasikan untuk subsektor pemerintahan umum, subsektor jasa pendidikan pemerintah, subsektor jasa kesehatan pemerintah, dan
subsektor jasa pemerintah lainnya.
Tabel 5.3 Konsumsi Pemerintah Terhadap Sektor-Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta
Sektor Konsumsi Pemerintah
Jumlah Juta Rupiah Persen
1. Pertanian 0,00
2. Pertambangan dan Penggalian 0,00
3. Industri Pengolahan 0,00
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,00
5. Bangunan 0,00
6. Perdagangan 0,00
PARIWISATA 7. Restoran
8. Hotel 9. Transportasi dan Komunikasi
10. Jasa Biro Perjalanan Wisata 11. Jasa Hiburan dan Rekreasi
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
12. Keuangan, Perbankan dan Jasa Perusahaan 0,00
13. Jasa-jasa 72.011.120
100,00 TOTAL 72.011.120
100,00
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi DKI Jakarta Tahun 2006, Klasifikasi 13 sektor diolah
5.1.4. Struktur Investasi
Jumlah investasi Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Tabel Input-Output Provinsi DKI Jakarta tahun 2006 adalah sebesar Rp 145,12 triliun.
Jumlah investasi merupakan selisih antara pembentukan modal tetap dengan perubahan
stok dari setiap sektor perekonomian di Provinsi DKI Jakarta.
Tabel 5.4. Investasi Sektor-Sektor Perekonomian Provinsi DKI Jakarta
Sektor Pembentukan
Modal Tetap juta Rupiah
Perubahan Stok juta
Rupiah Investasi
juta Rupiah
Investasi persen
1. Pertanian 48
46 2 0,0000013
2. Pertambangan dan Penggalian 1.914
6.696 -4.782
-0,0033 3. Industri Pengolahan
30.488.368 1.753.057
28.735.311 19,80
4.
Listrik, Gas dan Air Bersih
0 0,00 5. Bangunan
88.213.699 88.213.699
60,78 6. Perdagangan
27.368.412 27.368.412
18,86
PARIWISATA 7. Restoran
8. Hotel 9. Transportasi dan
Komunikasi 10. Jasa Biro Perjalanan
Wisata 11. Jasa Hiburan dan
Rekreasi 142.490
142.490
142.490
142.490
0,10 0,00
0,00 0,00
0,00 0,10
12. Keuangan, Perbankan dan Jasa Perusahaan
0,00 13. Jasa-jasa
668.705 668.705
0,46 TOTAL 146.883.636
1.759.799 145.123.837
100,00
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi DKI Jakarta Tahun 2006, Klasifikasi 13 Sektor diolah
Tabel 5.4 di atas memperlihatkan bahwa sektor bangunan memiliki jumlah investasi terbesar yaitu sebesar Rp 88,21 triliun atau sekitar 60,78 persen dari total
investasi Provinsi DKI Jakarta. Sektor pariwisata hanya memiliki nilai sebesar Rp 142,49 milyar atau sekitar 0,10 persen dari total investasi Provinsi DKI Jakarta.
Dari tabel 5.4 juga dapat diketahui bahwa semua jumlah investasi pada sektor pariwisata Provinsi DKI Jakarta berasal dari subsektor jasa hiburan dan rekreasi
dengan nilai Rp 142,49 milyar atau 100 persen dari jumlah investasi sektor pariwisata Provinsi DKI Jakarta 0,10 persen dari total investasi Provinsi DKI
Jakarta. Sementara subsektor restoran, hotel, transportasi dan komunikasi, dan jasa biro perjalanan wisata tidak memiliki kontribusi terhadap investasi Provinsi
DKI Jakarta nilai investasinya nol persen.
5.1.5. Struktur Ekspor dan Impor