Tinjauan Empiris Penelitian Terdahulu

2.2. Tinjauan Empiris Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang peran dan keterkaitan dengan menggunakan alat analisis Input-Output telah banyak dilakukan. Penelitian yang sudah dilakukan selama ini dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: penelitian terhadap seluruh sektor perekonomian, penelitian terhadap sektor pariwisata, dan penelitian terhadap salah satu sektor perekonomian misalnya industri pengolahan, pertanian, dan sebagainya. Penelitian mengenai sektor pariwisata telah banyak dilakukan, karena sektor pariwisata merupakan sektor dengan tingkat kontribusi tinggi terhadap perekonomian. Beberapa penelitian mengenai sektor pariwisata antara lain: Heriawan 2004 dalam disertasinya menganalisis tentang peran sektor pariwisata terhadap perekonomian di Indonesia. Metode yang digunakannya adalah Input-Output Indonesia dan SAM Social Accounting Matrix. Dalam penelitiannya, dia mendefinisikan pariwisata adalah sebagai sektor hotel, restoran, angkutan dan jasa serta sektor industri kerajinan. Hasil penelitiannya yaitu: mengenai peranan pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto PDB sektoral pada tahun 2000 yaitu sebesar Rp 106.9 triliun dari total PDB nasional sebesar Rp 1.366,5 triliun atau sebesar 7,83 persen. Untuk tahun 2003 Produk Domestik Bruto PDB sektoral yaitu sebesar Rp 103,6 triliun dari total PDB nasional sebesar Rp 1.921,5 triliun atau sebesar 5,39 persen. Kemudian untuk nilai total output sektor pariwisata pada tahun 2000 adalah sebesar Rp 226,9 triliun atau sebesar 8,40 persen dari total output nasional yang mencapai sebesar Rp 2.701,1 triliun. Kemudian untuk tahun 2003, nilai total output sektor pariwisata yaitu sebesar Rp 220,5 triliun atau sebesar 5,81 persen dari total output nasional. Adapun pengaruh sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja pada tahun 2000 yaitu sebanyak 7,45 juta orang dari total 89,82 juta orang atau sebesar 8,29 persen, kemudian pada tahun 2003 pengaruh sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja yaitu sebesar 7,21 juta orang dari total 90,8 juta orang atau sebesar 7,94 persen. Rahayu 2006 menganalisis mengenai peranan sektor pariwisata terhadap perekonomian kota Bogor yang menggunakan Tabel Input-Output Kota Bogor tahun 2002, diperoleh hasil sektor pariwisata memiliki peranan yang cukup penting terhadap pembentukan Nilai Tambah Bruto, penyerapan tenaga kerja serta struktur permintaan antara dan permintaan akhir. Jumlah permintaan antara di Kota Bogor pada tahun 2002 yaitu sebesar Rp 1,653 triliun dan untuk sektor pariwisata, subsektor yang memiliki kontribusi paling besar dalam pembentukan permintaan antara adalah sektor restoran yaitu sebesar Rp 44,9 milyar atau 2,72 persen. Jumlah permintaan akhir Kota Bogor pada tahun 2002 sebesar Rp 3,282 triliun dan untuk sektor pariwisata, subsektor yang memiliki kontribusi paling besar dalam pembentukan permintaan akhir adalah sektor restoran yaitu sebesar Rp 253 milyar atau sebesar 7,72 persen terhadap total permintaan akhir. Sedangkan berdasarkan hasil analisis keterkaitan sektor pariwisata maka dapat dilihat bahwa keterkaitan output langsung ke depan sektor pariwisata yang memiliki nilai paling besar adalah subsektor jasa-jasa, kemudian untuk nilai keterkaitan output langsung dan tidak langsung ke depan sektor pariwisata yang paling besar juga diduduki oleh sektor jasa-jasa. Untuk keterkaitan ke belakang sektor pariwisata yang memiliki nilai paling besar dalam keterkaitan langsung ke belakang adalah subsektor jasa angkutan, kemudian untuk keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang terbesar juga diduduki oleh subsektor jasa angkutan. Multiplier standar untuk sektor pariwisata yang tergolong dalam sektor kunci adalah sektor jasa angkutan, sektor hotel dan sektor restoran. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rahayu antara lain: 1 penelitian ini berlokasi di Provinsi DKI Jakarta, sedangkan penelitian Rahayu berlokasi di Kota Bogor; 2 sektor pariwisata dalam penelitian ini terdiri dari subsektor restoran, subsektor hotel, subsektor transportasi dan komunikasi, subsektor jasa biro perjalanan wisata dan subsektor jasa hiburan dan rekreasi, sedangkan pada penelitian Rahayu, subsektor pariwisata terdiri dari subsektor hotel, restoran dan jasa angkutan. Santri 2009 menganalisis mengenai potensi sektor pariwisata untuk meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat Provinsi Bali yang menggunakan Tabel Input-Output updating tahun 2007 transaksi domestik atas harga produsen, diperoleh hasil sektor pariwisata memiliki peran yang relatif besar terhadap struktur perekonomian Provinsi Bali. Hal ini dapat dilihat dari permintaan total sektor pariwisata pada tahun 2007 mencapai 36,00 persen dari jumlah total permintaan seluruhnya. Dalam permintaan akhir, sektor pariwisata memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 40,25 persen dari total permintaan akhir. Sedangkan dalam pengeluaran konsumsi rumah tangga, sektor pariwisata juga menempati posisi tertinggi sebesar 30.75 persen dari total pengeluaran rumah tangga terhadap output domestik. Untuk investasi, sektor pariwisata berada di urutan kedua yaitu sebesar 8.79 persen dari total investasi provinsi Bali. Dalam struktur ekspor dan impor, pariwisata juga menempati posisi tertinggi dengan nilai ekspor sebesar 69.30 persen, dan nilai impor 26.29 persen. Secara keseluruhan, sektor pariwisata memiliki keterkaitan langsung dan tidak langsung yang tinggi baik sektor pengguna input maupun output, sehingga dapat dikatakan bahwa sektor ini dapat diandalkan untuk mendorong sektor-sektor lain baik hulu maupun hilirnya. Pada keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan nilai terbesarnya ditempati oleh subsektor hotel bintang. Sedangkan pada keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang, subsektor travel dan biro yang memiliki nilai terbesar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Santri antara lain: 1 penelitian ini berlokasi di Provinsi DKI Jakarta, sedangkan penelitian Santri berlokasi di Provinsi Bali; 2 sektor pariwisata dalam penelitian ini terdiri dari subsektor restoran, subsektor hotel, subsektor transportasi dan komunikasi, subsektor jasa biro perjalanan wisata dan subsektor jasa hiburan dan rekreasi, sedangkan dalam penelitian Santri, sektor pariwisata terdiri dari subsektor restoran, rumah makan, warung, hotel berbintang, hotel non bintang, angkutan umum darat dan angkutan darat lainnya, angkutan carter darat, angkutan laut antar pulaunegara, angkutan wisata, angkutan penyebrangan, angkutan udara, travel biro, jasa penunjang angkutan lainnya, komunikasi, pos dan giro, money changer, atraksi budaya, jasa hiburan lainnya, serta jasa perorangan, rumah tangga lainnya termasuk pramuwisata. 2.3. Kerangka Pemikiran 2.3.1. Kerangka Teoritis : Model Input-Output