Pendahuluan SIKAP KONSERVASI MASYARAKAT TERHADAP NEPENTHES GRACILIS KORTH. DI HUTAN KERANGAS

Penyampaian informasi tentang hasil riset empiris tentang manfaat dari bioaktivitas tumbuhan kantong semar dan tumbuhan lainnya kepada masyarakat lokal relatif mampu menaikan persepsi masyarakat lokal untuk aksi konservasi, akan tetapi belum cukup mampu untuk mengimplementasikannya dalam bentuk sikap dan aksi konservasi jenis N.gracilis maupun konservasi kawasan hutan kerangas. Hasil ini mengindikasikan bahwa jenis N.gracilis selama ini masih relatif kurang penting kedudukannya bagi masyarakat lokal, dan pemerintah pengelola hutan lindung dalam menggiring sikap dan aksi konservasi terhadap jenis N.gracilis dan hutan kerangas. 3 Kendala pemanfaatan N.gracilis berbasis bioprospeksi Pengidentifikasian karakter ekologi dalam penelitian ini memberikan gambaran bahwa N.gracilis tumbuh dominan pada lahan-lahan kerangas yang terbuka. Permasalahan kebakaran berulang berdampak pada menurunnya populasi N.gracilis. Fenomena ekologi tentang keberadaan N.gracilis sebagai bagian dari keanekaragaman hayati, habitat alami yang terbatas, kelangkaan dan menurunnya populasi belum dapat menjadi stimulus alamiah bagi penduduk atau pengelola untuk bersikap konservasi. Tanggapan secara umum tentang kelangkaan, menurunnya populasi N.gracilis akibat kebakaran berulang adalah biasa-biasa saja atau menjadi sesuatu yang lumrah terjadi hampir setiap tahunnya. Berkurangnya populasi N.gracilis di hutan kerangas belum ditanggapi dengan kepedulian untuk mengkonservasi jenis tumbuhan ini. Hasil analisis genetika mendeskripsikan fenomena alamiah keberadaan dan status konservasi N.gracilis yang relatif baik regenerasinya menjadi informasi penting bagi pengelola dan penduduk. Pengetahuan genetika tumbuhan dalam implementasinya untuk pengelolaan atau konservasi masih perlu disosialisasikan kepada masyarakat penduduk dan pengelola Sehingga sinyal atau informasi dari keragaman genetika tersebut belum dapat berkembang menjadi stimulus alamiah bagi individu untuk bersikap konservasi. Hasil karakterisasi ekologi tentang N.gracilis dan lingkungan tumbuhnya seharusnya dapat menjadi peluang dalam pengembangan N.gracilis pada hutan- hutan kerangas yang rusak dan terbuka. Kebakaran yang selama ini tidak hanya merugikan masyarakat setempat tetapi akumulasinya juga dapat mempengaruhi masyarakat luar akan dapat dikurangi dengan intensifnya pengelolaan N.gracilis. Informasi tentang manfaat N,gracilis yang selama ini menjadi stimulus manfaat terkait dengan sikap masyarakat, sedangkan sinyal yang berisikan informasi tentang kelangkaan, regenerasi, tempat tumbuh, potensi bioprospeksi belum dapat dipahami oleh penduduk. Hal ini menyebabkan belum berhasilnya proses pengubahan sinyal menjadi stimulus bagi pembentukan sikap individu dari penduduk yang pro konservasi. Kecenderungan yang terjadi selama ini adalah semua sinyal dari N.gracilis tersebut bahkan belum dapat ditangkap oleh pihak pengelola, sehingga yang muncul adalah sikap mengabaikan terhadap keberadaan dan potensi N.gracilis untuk pemanfaatan lestari. Kasus yang sama juga terjadi pada pemanfaatan berbasis bioprospeksi dari rambuhatap. Tidak terjadi keterkaitan stimulus jenis rambuhatap terhadap sikap pengelola. Kerelaan untuk bersikap konservasi terhadap N.gracilis belum terbentuk baik oleh penduduk maupun pengelola hutan kerangas. Beberapa pernyataan penduduk yang mengungkapkan belum terbentuknya stimulus kerelaan untuk sikap dan aksi konservasi terhadap N.gracilis adalah sebagai berikut: a. Menjadi hal atau pemandangan yang biasa melihat N.gracilis tumbuh dominan di lahan terbuka hutan kerangas Biasa ja parasaan saat malihat kampil warik hibak tumbuh di utan bapasir b. N.gracilis dibiarkan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, bahkan berkurangnya jumlah N.gracilis bukan menjadi persoalan bagi masyarakat, karena dianggap tidak terlalu penting manfaatnya Dilihatakan ai inya tumbuh sorangan. Wayah ini pina bakurang pang kampil warik di utan, tapi kada apa-apa jua pang ada kedadanya tu . Pernyataan tentang stimulus kerelaan tersebut mengalami perubahan ketika dikemukakan pembuktian tentang kapasitas N.gracilis sebagai antibakteri dan antidiabetes. Pernyataaan berikut merupakan ungkapan dari komponen affective dan cognitive dari Kepala Desa Hasbullah dan Sidiq warga yang punya keahlian pengobatan: a. Muncul perasaan khawatir bila N.gracilis punah karena khasiatnya yang baik untuk pengobatan Rasa sayang jua pang amun kampil warik itu habis, sabab manfaatnya bagus bangat gasan tatamba b. Kalau manfaat N.gracilis bagus sekali, saya setuju bila ada usaha untuk memanfaatkan dan melestarikan N.gracilis di hutan kerangas. Ada harapan nantinya dapat menjadi mata pencaharian atau pendapatan bagi masyarakat desa Amun bagus bangat kaya itu manfaat kampil warik, ulun