Karakteristik Usaha Kerangka Pemikiran Operasional

7 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Individu Saputro 2009 melakukan penelitian mengenai peternak. Karakteristik individu peternak meliputi: umur, pendidikan, dan pengalaman beternak. Karakteristik individu sebagian besar wanita peternak meliputi umur, pendidikan, pengalaman beternak, jumlah tanggungan keluarga. Ramanti, 2006. Berbeda pada karakteristik individu pedagang yang berpengaruh meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan formal, asal daerah, jumlah tanggungan keluarga, pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan ayam, dan penerimaan usaha. Alat analisis yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. Hijriyah, 2004. Karakteristik individu pedagang meliputi: jenis kelamin, pendidikan, umur, asal daerah, jumlah tanggungan keluarga. Setiawan, 2003 Berbeda juga dengan karakteristik individu sebagian besar mahasiswa Karakteristik individu yang diteliti yaitu jenis kelamin, fakultas, minor, Indeks Prestasi Kumulatif IPK, uang saku per bulan, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, suku daerah, bidang usaha UKMK, bidang usaha PPKM, keikutsertaan dalam PKMK sebelum tahun 2009, dan pengambilan mata kuliah kewirausahaan. Alat analisis yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman dan Chi Square Azzahra, 2009. Berdasarkan penelitian terdahulu dan penyesuaian dengan kondisi responden pedagang martabak manis kaki lima yang akan diteliti karakteristik individu yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi Umur, Asal Daerah, Tingkat Pendidikan, dan Jumlah Tanggungan Keluarga.

2.2. Karakteristik Usaha

Hijriyah 2004 dalam penelitiannya karakteristik usaha meliputi pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan ayam, dan penerimaan usaha. Umur semua pedagang termasuk kedalam kategori umur produktif. Alat analisis yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. Karakteristik usaha pedagang meliputi modal usaha, besarnya modal usaha, pengalaman usaha, cara belajar membuat, pencatatan pemasukan dan pengeluaran 8 usaha, jumlah tenaga kerja, upah tenaga kerja, produk yang dijual, curahan waktu kerja, biaya-biaya yang digunakan dalam usaha. Setiawan, 2003. Berbeda dengan karakteristik usaha pada peternak meliputi pendapatan. Ramanti, 2006. Karakteristik usaha peternakan meliputi tahun berdiri, bentuk hukum, lokasi, investasi, populasi, produksi, pemasaran dan tenaga kerja. Saputro, 2009. Berdasarkan penelitian terdahulu dan penyesuaian dengan kondisi responden pedagang martabak manis kaki lima yang akan diteliti karakteristik usaha yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi Pemilikan Usaha, Pengalaman Berdagang, Lama Berdagang, Pasokan Tepung Terigu, dan Penerimaan Usaha.

2.3. Perilaku Wirausaha

Perilaku menunjukkan pola tindakan yang diperlihatkan seseorang dan merupakan hasil kombinasi pangetahuan, sikap, dan keterampilannya. Perubahan perilaku dipengaruhi oleh internal seseorang dan faktor lingkungan dimana seseorang berinteraksi sosial Dirlanudin, 2010. Perilaku kewirausahaan adalah kegiatan-kegiatan ekonomi dan bisnis yang polanya dicirikan oleh unsur-unsur kewirausahaan yaitu inovasi, kepemimpinan, akumulasi modal, manajerial dan keberanian menanggung risiko. Pendidikan, pengalaman usaha, motivasi dan lokasi usaha berpengaruh terhadap perilaku wirausaha Yuliadini, 2000. Perilaku wirausaha pada pedagang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan pedagang. Pengetahuan sebagian besar pedagang mengenai usaha masih berada kategori kurang, sedangkan sikap mental berada pada kategori sedang dan keterampilan wirausaha pedagang sudah berada pada kategori baik. Faktor-faktor perilaku wirausaha yang sangat dominan terhadap perilaku wirausaha pedagang adalah sikap dan keterampilan wirausaha pedagang itu sendiri. Hijriyah, 2004. Perilaku wirausaha merupakan aspek-aspek yang terinternalisasi dalam diri yang ditunjukkan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melakukan usaha dengan inovatif, inisiatif, berani mengambil risiko dan berdaya saing. Perilaku wirausaha merupakan sikap mental, gaya hidup dan pola tindak yang 9 didasarkan atas pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan kebutuhannya dalam upaya mengkaji peluang dan pertumbuhan bisnis serta tindakannya berusaha mencari kreatifitas, menunjukkan keuletan, bersikap mandiri, dan berani mengambil risiko dengan perhitungan yang matang Dirlanudin, 2010. Dengan adanya perilaku wirausaha dalam mencari dan menerapkan informasi usahaternak maka diharapkan pendapatan keluarga mengalami peningkatan. Sebagian besar perilaku wirausaha dalam mencari dan menerapkan informasi usahaternak pengetahuan, sikap, dan keterampilan wirausaha berada dalam kategori sedang Ramanti, 2006. Perilaku wirausaha pedagang adalah pengetahuan. Pengetahuan pedagang yang baik menyebabkan usaha yang dilakukannya dapat berjalan dengan baik Setiawan, 2003. Dan perilaku wirausaha peternak yang meliputi pengetahuan beternak umumnya sudah berada dalam kategori sedang, kecuali kelompok Pemula yang masih mempunyai pengetahuan wirausaha kategori kurang. Sikap mental wirausaha anggota kelompok menunjukkan kategori sedang, sedangkan keterampilan wirausaha masih terbilang kurang pada kelompok Pemula, kelompok lainnya dapat dikategorikan berketerampilan sedang Rahadian, 2002. 10

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Wirausaha

Wirausaha dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumberdaya seperti finansial, bahan mentah dan tenaga kerja untuk menghasilkan barang baru, usaha baru, serta proses usaha baru. Kata wirausaha merupakan terjemahan dari kata entrepreneur. Kata tersebut berasal dari bahasa Perancis entreprendre yang berarti “bertanggung jawab”. Kata entrepreneur dan entrepreneurship dalam bahasa Inggris, menurut Holt dalam Azzahra 2009 berasal dari bahasa Prancis. Entrepreneur adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang bisnis, mengumpulkan sumberdaya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan bertindak tepat untuk memastikan sukses. Para wirausaha merupakan pengambil risiko yang sudah diperhitungkan. Mereka bergairah menghadapi tantangan. Wirausaha menghindari risiko rendah karena tidak ada tantangannya dan menjauhi stuasi risiko tinggi, kerena mereka ingin berhasil. Wirausaha adalah individu yang berorientasi pada tindakan dan bermotivasi tinggi, serta berani mengambil resiko dalam mengejar tujuannya. Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Harta terbesar untuk mempertahankan kemampuan wirausaha adalah sikap positif Meredith, 1996. Selanjutnya terdapat beberapa karakteritik dari wirausahawan yang berhasil memiliki sifat-sifat yang terkenal dengan 10 D dari Bygrave Pambudy 2003 : 1. Dream mimpi: memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut. 2. Decisineness ketegasan: tidak menangguhkan waktu dan membuat keputusan dengan cepat. 3. Doers pelaku: melaksanakan secepat mungkin. 11 4. Deternination ketetapan hati: komitmen total, pantang menyerah. 5. Dedication dedikasi: berdedikasi total, tak kenal lelah. 6. Devotion kesetiaan: mencintai apa yang dikerjakan. 7. Details terperinci: menguasai rician yang bersifat kritis. 8. Destiny nasib : bertanggung jawab atas nasib sendiri. 9. Dollars uang: kaya bukan motivator utama, uang lebih berarti sebagai ukuran kesuksesan. 10. Distrubute distribusi: mendistribusikan kepemilikan usahanya kepada karyawan kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan usahanya. Wirausahawan atau entrepreneur adalah suatu sikap yang berani menanggung resiko, berpikiran maju, berani berdiri di atas kaki sendiri. Sikap ini yang akan membawa seseorang pengusaha yang terus berkembang terus-menerus dalam waktu yang lama Sutanto, 2002. Selanjutnya terdapat ciri-ciri atau kiat menjadi wirausaha yang tangguh dan berhasil dari Douglas Pambudy 2003: 1. Tujuan yang berkelanjutan: seorang wirausaha tidak hanya puas terhadap pencapaian tujuan, melainkan senantiasa membuat tujuan baru untuk menantang diri mereka. 2. Ketekunan: ketabahan dalam mencapai tujuan. 3. Pengetahuan tentang bisnis: seorang wirausaha harus mengerti prinsip-prinsip dasar tentang bagaimana suatu bisnis dapat bertahan dan berhasil. 4. Mengatasi kegagalan: kegagalan adalah hambatan-hambatan sementara terhadap pencapaian tujuan. 5. Upaya diri: percaya bahwa dirinya mengontrol kesuksesan atau kegagalan sehingga upaya yang serius sangat diperlukan untuk mencapai tujuan. 6. Mengambil risiko adalah biasa: kemampuan untuk menilai risiko dan menimbang bahaya, lebih menyukai risiko yang besar namun realistik untuk mencapai tujuan. 7. Memecahkan masalah: kemampuan untuk memecahkan masalah secara efektif dengan banyak akal. 8. Inisiatif: wirausaha adalah individu yang aktif yang ingin melakukan ide mereka sesegera mungkin sehingga mereka dapat segera melihat hasilnya. 12 9. Energik: stamina yang tinggi diperlukan untuk memenuhi kemampuan menjalankan bisnis, 10. Kemampuan untuk berkonsultasi dengan para ahli: keinginan untuk mencari bantuan orang lain diperlukan untuk mencapai tujuan. 11. Kesehatan fisik: kesehatan sangat penting untuk mengimbangi tuntunan dan tekanan yang ditimbulkan dari bisnisnya, terutama pada tahun-tahun awal. 12. Kesehatan mental dan emosi: jam kerja yang panjang dan tekanan bisnis menuntut kestabilan emosinya. 13. Tolerasi terhadap ketidakpastian: ketidakpastian harus diterima sebagai bagian penting dari bisnis. 14. Memanfaatkan masukan: keahlian untuk mencari dan memanfaatkan masukan atas penampilan diri dan tujuan bisnis. 15. Bersaing dengan standar buatan sendiri: kecenderungan untuk membuat standar penampilan yang realistik dan berupaya memenuhi standar tersebut. 16. Mencari tanggung jawab pribadi. 17. Percaya diri: percaya diri yang realistik terhadap dirinya dan kemampuan untuk mencapai tujuan bisnis atau tujuan pribadi. 18. Kepandaian: mempu mengatasi banyak hal atau tugas secara efektif pada saat yang bersamaan. 19. Keinginan untuk tidak tergantung: wirausaha yang berhasil biasanya terlahir bukanlah seorang yang dapat bekerja sama. 20. Memanfaatkan imajinasi positif: kemampuan berimajinasi tentang tujuan adalah ciri khusus dari wirausaha yang sukses. 21. Pencapaian tujuan: perasaan adanya suatu misi, memotivasi para wirausaha memulai bisnis. 22. Obyektif: kemampuan untuk berlaku obyektif sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang realistik. 23. Berorientasi pada tujuan: keinginan untuk menghadapi tantangan dan mencoba batas kemampuan. 24. Fleksibel: mau menerima perubahan, mampu menyesuaikan persepsi terhadap tujuan dan kegiatan berdasarkan informasi baru. 25. Keinginan untuk mencipta. 13 26. Keterlibatan jangka panjang: kesepakatan terhadap proyek jangka panjang dan tujuannya membutuhkan pengorbanan pribadi. 27. Komitmen: dedikasi terhadap tujuan tanpa diganggu atau dihalangi modifikasi terhadap tujuan dapat terjadi, tetapi tujuan utama masih dipertahankan. 28. Inovasi: kemampuan dan keinginan untuk menemukan hal-hal yang baru. 29. Gambaran jangka panjang: pemahaman akan tujuan jangka panjang sehingga setiap langkah dalam rencana bisnis dapat dilihat dalam konteks. 30. Pandangan positif. 31. Pengetahuan teknis dan industri: pengetian menyeluruh tentang industri dan produk atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis, akses untuk menghubungi ahli dalam bidang tersebut. 32. Hubungan antar manusia: kemampuan untuk mengerti dan berinteraksi dengan baik dengan orang lain. 33. Akses pada sumber keuangan: kemampuan untuk memperoleh dana jika diperlukan. 34. Hasrat terhadap uang: bagaimana menggunakan uang dengan sebaik-baiknya dan bijaksana. 35. Kemampuan berpikir: seorang wirausaha harus mempunyai sifat ingin tahu dan berusaha berpikir secara efektif. 36. Kemampuan menjual: kemampuan untuk meyakinkan orang terhadap nilai produk atau jasa yang ditawarkan. 37. Kemampuan untuk berkomunikasi: kemampuan untuk menggunakan kata- kata yang efektif, mudah dimengerti dan dipahami. 38. Keberanian: kemauan untuk bertindak atas pendirian sendiri untuk mengatasi masalah dan hambatan. 39. Umur: tidak ada umur ideal untuk memulai bisnis, meskipun penting untuk memiliki cukup pengalaman hidup, mawas diri dan kepercayaan diri. 40. Latar belakang keluarga: wirausaha yang sukses sering mempunyai pasangan, orang tua, atau keluarga dekat yang menjalankan bisnisnya dan memberikan dorongan. 14 41. Latar belakang suku: suku yang suks berimigrasi mempunyai dorongan yang lebih kuat untuk menjadi wirausaha sukses. 42. Latar belakang pekerjaan: kecenderungan kesulitan bekerja sama dengan orang lain dalam jangka waktu tertentu karena kepribadian yang kreatif, frustasi mendapat perintah dari pihak lain, kebosanan. 43. Latar belakang pendidikan: pendidikan yang tinggi tidak menjamin seseorang mempunyai wirausaha yang baik. Seorang harus memiliki karakteristik dalam menjalankan usahanya Scarborough dan Zimmerer 1993 mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi : 1 Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya, 2 Lebih memilih risiko yang moderat, 3 Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil, 4 Selalu menghendaki umpan balik yang segera, 5 Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan, 6 Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik, 7 Memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah, 8 Selalu menilai prestasi dengan uang. Seorang wirausahawan memasuki dunia bisnis sendiri dengan alasan Wijandi dalam Syukron, 2009 : 1. Terdesak akan beban hidup atau daripada menganggur. 2. Ingin mandiri, yaitu mampu memperoleh penghasilan sendiri dan lepas dari ketergantungan orang tua atau orang lain. 3. Ingin lepas dari ketergantungan pada orang lain. 4. Ingin hidup kreatif, bebas, tidak terikat atau diperintah, jenuh mengikuti rutinitas, merasa seperti robot, ingin menjadi majikan atau memiliki bisnis sendiri. 5. Ingin menikmati jerih payah dari bisnis sendiri. 6. Kesetaraan gender, bahwa perempuan juga dapat berbisnis dan menghasilkan uang. 7. Ingin beramal sholeh untuk orang lain memberi lapangan kerja, dan sebagainya. Scarborough dan Zimmerer dalam Pambudy 1999 berpendapat bahwa lebih dari 50 persen memulai wirausaha pada umur 25 antara 40 tahun. Wirausaha 15 adalah aktivitas berusaha sendiri untuk mengelola sebuah bisnis dengan tujuan memperoleh keuntungan dengan cara membuat produkjasa yang diyakini dibutuhkan oleh masyarakat konsumen dengan telah mempertimbangkan kemungkinan risiko yang akan dihadapi serta berusaha menerapkan inovasi yang terus-menerus dengan selalu menyesuaikan perkembangan di masyarakat.

3.1.2. Martabak Manis

Martabak manis merupakan salah satu jenis jajanan makanan yang mengenyangkan. Martabak manis dibuat dengan berbahan dasar adonan tepung terigu, gula, telur, dan lain-lain. Adonan dicetak dengan menggunakan piring seng. Ukuran cetakan kurang lebih 20 cm, ada yang ukuran 24 cm, ada pula yang ukuran 30 cm dan dipasang tangkai pipa besi. Dipanggang dan digoyangkan diatas bara api, arang kayu, atau kompor minyak. Topping atau isi yang terdapat dalam martabak manis adalah olesan mentegamargarine, susu, selai, coklat, keju, kacang, durian, dan lain-lain. Martabak menurut Dean 2005 adalah sejenis makanan khas dari negeri India yang sudah dikenal dari dulu sampai sekarang. Martabak terang bulan atau martabak manis disebut terang bulan, karena bentuknya bulat seperti bulan purnama.

3.1.3. Wirausaha Martabak Manis

Wirausaha Martabak Manis adalah orang yang melakukan usaha martabak manis yang berada di pinggir jalan dengan menggunakan gerobak. Mereka berjualan dari sore hari sampai malam hari dan kebanyakan orang-orang menyebutnya pedagang kaki lima. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 23MPPKep11998 pasal 4 tentang lembaga-lembaga usaha perdagangan terdiri dari: 1 Termasuk perdagangan informal adalah pedagang kaki lima, pedagang keliling, pedagang kelontong, pedagang asongan, bakul gendong , kedai, warung, depot, los pasar, jasa reparasi, jasa pertukangan, dan jasa-jasa informal lainnya, dan 2 Pedagang informal harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: memiliki modal usaha diluar tanah dan bangunan tempat usaha tidak lebih dari lima juta rupiah, dikerjakan sendiri oleh 16 beberapa orang, jenis usaha yang dijalankan umumnya tidak tetap Setiawan, 2003 Menurut hasil penelitian Fakultas Hukum Unpar dalam Alma 2003, yang dimaksud dengan pedagang kaki lima adalah orang yang berdagang kebutuhan sehari-hari makanan atau jasa, modal kecil, berasal dari golongan ekonomi lemah, baik berjualan terlarang atau tidak. Istilah kaki lima diambil dari pengertian tempat di tepi jalan yang selebar lima kaki 5 feet. Di dalam ketentuan umum Bab I Pasal I Peraturan Daerah No 13 Tahun 2005 arti dari pedagang kaki lima adalah penjual barang dan atau jasa yang secara perorangan dan atau kelompok berusaha dalam kegiatan ekonomi yang tergolong dalam skala usaha kecil yang menggunakan fasilitas umum dan bersifat sementaratidak menetap dengan menggunakan peralatan bergerak maupun tidak bergerak maupun tidak bergerak dan atau menggunakan sarana berdagang yang mudah dipindahkan dan dibongkar pasang.

3.1.4. Perilaku Wirausaha

Perilaku wirausaha yaitu pengetahuan, sikap mental dan keterampilan serta sikap kewaspadaan yang merupakan perpaduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap masa yang akan datang Wijandi dalam Setiawan, 2003. Pada dasarnya perilaku berorientasi tujuan ataupun dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu Hersey dan Blachartd dalam Hijriyah, 2004. Lebih lanjut Lunardi dalam Hijriyah 2004 menyatakan bahwa perilaku seseorang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimilki serta dalam hal tertentu oleh material yang ada. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. Penelitian Yuliadini 2000 menyatakan bahwa faktor-faktor seperti pendidikan, pengalaman usaha, motivasi, dan lokasi usaha berpengaruh terhadap perilaku wirausaha. 17 Gambar 1. Perubahan Perilaku Manusia

3.1.4.1. Pengetahuan Wirausaha

Pengetahuan adalah kemampuan seseorang dalam berpikir. Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan berkembang seiring dengan majunya jaman, sebagai pelaku usaha maka pengetahuan yang terkini harus didapat dan diikuti agar usahanya maju Atmakusuma dalam Setiawan, 2003. Pambudy 2003 menjelaskan untuk menjadi seorang wirausaha tidak hanya sekedar memiliki pengetahuan praktis, tetapi juga pada gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu yang akan berpengaruh pada bisnis yang dijalankan. Walaupun secara tak langsung tidak ada hubungan antara pendidikan dengan semangat kewirausahaan, tetapi dalam menjalankan usahanya seorang wirausahawan perlu memiliki pengetahuan dasar yang memadai agar usahanya berhasil.

3.1.4.2. Sikap Wirausaha

Sikap mental yang diperlukan seorang wirausahawan adalah unsur mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku seseorang ketika dihadapkan pada situasi. Sikap mental berbeda dengan kepribadian. Kepribadian menunjukkan watak seseorang atau sikap mental yang relatif mantap dan tetap Wijandi dalam Setiawan, 2003. Selanjutnya Pambudy 1999 menjelaskan sikap dasar seorang wirausahawan adalah kemauan, kemampuan dan memiliki kesempatan untuk selalu memperhatikan usahanya. Soesarsono 2002 mengemukan ada enam sikap yang harus dimiliki penjual: 1 Kepercayaan diri, 2 Kemauan, semangat dan Perilaku Sikap Pengetahuan Keterampilan Material 18 kegairahan, 3 Gigih dan ulet, 4 Kepribadian menarik, 5 Kesedian memberi pelayanan terbaik, 6 Ada keyakinan dan kebanggaan.

3.1.4.3. Keterampilan Wirausaha

Keterampilan adalah kemauan dan kemampuan serta kesempatan yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut. Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki dan mulut suara untuk berkerja Pambudy, 1999. Soesarsono 2002 mengemukakan bahwa keterampilan pedagang merupakan tindakan atau kegiatan pedagang dalam mengelola usahanya. Seorang pedagang dalam menjalankan usahanya harus mempunyai berbagai kemampuan. Adapun kemampuan yang harus dimiliki oleh pedagang diantaranya adalah: 1 Kemampuan melakukan observasi dan diidentifikasi terhadap kebutuhan masyarakat, pasar, saingan dan pembeli, 2 Kemampuan mempengaruhi orang lain, menanam, dan memelihara kepercayaan orang lain, 3 Kemampuan menentukan harga yang tepat dan baik, 4 Kemampuan mengenal kondisi fisik dan psikologis pembeli, 5 Kemampuan membuat suasana yang menyenangkan, 6 Kemampuan mencari dan memperoleh informasi yang tepat dan 7 Kemampuan membuat rencana dan evaluasi penjualan.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor dihadapkan berbagai masalah. Permasalahan yang terjadi adalah persaingan yang semakin ketat, hal ini dikarenakan pedagang martabak yang berjualan saling berdekatan seperti di Jembatan Merah. Selain itu persaingan juga mengakibatkan jumlah pelanggan yang tetap dan perkembangan usaha yang tidak ada peningkatan, serta mudah keluar masuknya dalam menjalankan bisnis martabak manis dan juga tidak adanya pencatatan pembukuan keuangan. Dalam menganalisis hubungan karakteristik dan perilaku wirausaha harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik individu dan karakteristik usaha. Dengan melakukan identifikasi terhadap karakteristik individu dan usaha maka akan diketahui karakteristik masing-masing pedagang martabak manis. Karakteristik 19 individu yaitu: umur, asal daerah, tingkat pendidikan formal, dan jumlah tanggungan keluarga. Karakteristik usaha yaitu: pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan tepung terigu, dan penerimaan usaha. Kemudian dari karakteristik individu dengan karakteritik usaha dihubungkan dengan perilaku wirausaha. Karakteristik wirausaha merupakan bagian penting dalam kewirausahaan. Karakteristik wirausaha akan menentukan keberhasilan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha. Setiap pedagang martabak manis di Kota Bogor memiliki karakteristik sendiri sehingga perlu kajian mengenai karakteristik dan perilaku wirausaha dalam menjalankan bisnisnya. Kegiatan operasional yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 2. 20 Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor Pedagang Martabak Manis Kaki Lima di Kota Bogor Karakteristik Individu 1. Umur 2. Asal daerah 3. Tingkat pendidikan 4. Jumlah tanggungan keluarga Karakteristik Usaha 1. Pemilikan usaha 2. Pengalaman berdagang 3. Lama berdagang 4. Pasokan tepung terigu 5. Penerimaan usaha Permasalahan yang dihadapi 1. Persaingan yang ketat yaitu tempat jualan yang saling berdekatan. 2. Jumlah pelanggan yang tetap 3. Bisnis martabak manis yang tidak berkembang. 4. Mudah keluar masuknya bisnis martabak manis Hubungan antara Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha Perilaku Wirausaha 1. Pengetahuan wirausaha 2. Sikap wirausaha 3. Keterampilan wirausaha 21 IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kota Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja purposive sampling dengan pertimbangan bahwa Kota Bogor merupakan salah satu kota tujuan wisata. Pengambilan data lapang dilakukan pada bulan Desember 2010 antara Febuari 2011.

4.2. Metode Penentuan Sampel