Perumusan Masalah Analisis karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di kota Bogor

3 Martabak manis merupakan makanan cemilan yang mengenyangkan dan dapat dijadikan sebagai buah tangan oleh-oleh yang praktis. Martabak manis masuk ke dalam jenis barang dagangan di 43 persen. Hal ini sesuai dengan trend yang berkembang, yang menyatakan Kota Bogor adalah Kota Kuliner. Jenis barang yang di jual pedagang kaki lima Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima Kota Bogor Tahun 2010 No. Jenis barang dagangan Persen 1 Makanan, minuman, jajanan, dan oleh-oleh 43,00 2 Hasil pertanian 38,00 3 Industri dan kerajinan 9,00 4 Jasa tambal ban servis 2,00 5 Bekas pakai 1,00 6 Lainnya 11,00 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan koperasi Kota Bogor 2010 Pedagang martabak manis tentunya memiliki perilaku tertentu dalam berwirausaha yang menarik untuk dikaji. Perilaku tersebut menarik untuk dikaji karena motivasi berwirausaha pedagang martabak manis kaki lima dapat dikatakan memiliki motivasi yang sangat besar untuk berwirausaha. Ini terlihat dari waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat mereka gunakan untuk mencari uang. Pedagang martabak manis melakukan usaha dari sore jam tiga sampai malam jam 11, bahkan ada yang sampai jam tiga pagi. Serta sebagian besar pedagang masih relatif muda, usia belasan sampai dua puluhan. Fisik yang muda yang membuat motivasi pedagang yang besar. Oleh karena itu, perlu adanya kajian tentang karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor.

1.2. Perumusan Masalah

Dalam menjalankan usaha pasti ada masalah dalam menjalankannya. Begitu juga dengan usaha martabak manis. Masalah yang ada pada usaha martabak manis Kota Bogor antara lain: pertama, tingkat persaingan yang semakin ketat. Hasil prasurvey pedagang martabak manis di Jembatan Merah 4 ditemukan adanya tingkat persaingan yang semakin ketat. Hal ini terlihat dari tempat jualan pedagang yang saling berdekatan. Sehingga membuat pembeli mempunyai banyak pilihan untuk membeli martabak manis dari pedagang yang mana saja yang ingin dibelinya. Kedua, perkembangan usaha yang tetap dan tidak ada kemajuan setelah menjalankan usaha selama 5 tahun. Hasil wawancara dengan pedagang mengatakan jumlah kebutuhan pasokan tepung terigu pedagang yang tidak mengalami penambahan dari hari ke hari. Hanya pada malam Minggu saja mengalami perubahan itupun juga tidak berbeda jauh jumlahnya. Tingkat persaingan yang tinggi, sehingga pedagang perlu keuletan, kerja keras dan sungguh-sungguh dalam berusaha. Ketiga, inovasi yang kurang dari pedagang. Ini terlihat dari varian rasa martabak manis yang hampir sama antara pedagang yang satu dengan pedagang yang lain seperti: keju, kacang, coklat. Hal ini akan menyebabkan pembeli akan mudah bosan dan dapat berpindah ke pedagang lain yang memiliki varian rasa yang bermacam-macam seperti topping buah nangka, pisang. Keempat, tidak adanya pencatatan pembukuan keuangan, sehingga pedagang tidak mengetahui keuntungan yang didapat dan perkembangan bisnis usahanya. Pedagang hanya memperkirakan saja keuntungan yang diperolehnya. Pedagang beranggapan tidak perlu melakukan pencatatan keuangan dikarenakan usahanya adalah milik sendiri. Kelima, mudah keluar masuknya dalam menjalankan bisnis martabak manis dikarenakan cara membuat martabak manis yang mudah dan modal yang tidak terlalu besar, sehingga akan mudah pula untuk memulai usaha martabak. Namun mudah pula untuk berhenti jika tidak ada suatu inovasi dengan pedagang martabak manis yang lain. Kondisi tersebut mengharuskan pedagang melakukan berbagai upaya inovasi agar mampu bersaing dengan pedagang martabak manis sejenis dan dapat mempertahankan usahanya serta mampu untuk mengembangkan usahanya ke arah yang lebih baik. Karakteristik pedagang merupakan ciri atau sifat pedagang yang berhubungan dengan aspek lingkungan kehidupan bisnis. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam diri pedagang, yang pada akhirnya 5 memunculkan tingkat persaingan pedagang. Karakteristik pedagang ini secara tidak langsung berlahan-lahan membentuk persaingan pedagang. Pedagang martabak manis merupakan pihak utama yang berperan langsung dalam masalah tersebut. Peranan utama yang harus dimiliki oleh pedagang adalah kemampuan akan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga pedagang mampu menguasai usaha martabak manis dari proses pembelian bahan baku sampai pemasaran serta mempertahankan pelanggan yang telah dimiliki. Karakteristik individu dan karakteristik usaha diduga mempengaruhi perilaku wirausaha pedagang martabak manis sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga pedagang martabak manis. Oleh karena itu, perlu diketahui karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana karakteristik individu dan usaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor? 2. Bagaimana perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor? 3. Bagaimana hubungan antara karakteristik pedagang martabak manis dengan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor?

1.3. Tujuan