Ekonomi Pedagang Kaki Lima PKL

28 Penduduk kota Bogor apabila dilihat dari struktur umur penduduknya, menunjukan jumlah terbesar pada umur 20 antara 24 tahun sebanyak 108.207 jiwa, dan yang terkecil pada umur 60 antara 64 dengan jumlah 20.257 jiwa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan di Kota Bogor Tahun 2008 No. Kecamatan Rumah Tangga Penduduk Luas Wilayah km2 Kepadatan Penduduk 1. 2. 3. 4. 5. 6. Bogor Selatan Bogor Timur Bogor Utara Bogor Tengah Bogor Barat Tanah Sareal 39.050 18.594 35.187 24.456 45.646 35.517 179.494 94.329 166.245 111.952 205.123 185.061 30,81 10,15 17,72 8,13 32,85 18,84 5.826 9.293 9.382 13.770 6.244 9.823 Kota Bogor 198.250 942.204 188,50 7.951 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Kota Bogor dalam angka 2009

5.3. Ekonomi

Secara umum keadaan ekonomi Kota Bogor sudah relatif stabil dengan pertumbuhannya yang cukup baik, namun tentunya masih memerlukan perhatian yang lebih dikarenakan struktur ekonomi Kota Bogor yang didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 29,53 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 28,18 persen dimana ini sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan daya beli masyarakat. Jumlah perusahaan perdagangan berdasarkan penerbitan SIUP dan TDUP tahun 20022003 – 20082009 di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 7. 29 Tabel 7. Jumlah Perusahaan Perdagangan Berdasarkan Penerbitan SIUP dan TDUP Tahun 20022003 – 20082009 di Kota Bogor No. Tahun Perdagangan Besar Perdagangan Menengah Perdagangan Kecil Jumlah 1. 2002-2003 178 885 4.766 5.829 2. 2003-2004 188 912 5.114 6.214 3. 2004-2005 222 1.067 6.419 7.708 4. 2005-2006 233 1.101 6.683 8.017 5. 2006-2007 249 1.144 6.952 8.345 6. 2007-2008 284 1.216 7.467 8.967 7. 2008-2009 311 1.275 7.874 9.460 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota bogor, 2009

5.4. Pedagang Kaki Lima PKL

Pertumbuhan PKL di kota Bogor semakin berkembang setelah terjadinya krisis ekonomi mulai pertengahan tahun 1997. Hasil pendataan oleh Pemerintah Derah, pada tahun 1996 tercatat pedagang kaki lima dititik-titik pusat keramaian berjumlah 2.140 pedagang, kemudian pada akhir tahun 1999 berdasarkan hasil survei Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil Pinbuk Kota Bogor jumlahnya hampir tiga kali lipat menjadi 6.340 pedagang. Pada akhir tahun 2002 berdasarkan hasil pendataan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor jumlah PKL meningkat lagi menjadi 10.350 Pedagang, yang tersebar di 51 titik PKL, dimana 82 persen dari para pedagang tersebut berasal dari luar Kota Bogor. Tahun 2004 terdapat 50 lokasi PKL dengan jumlah pedagang sekitar 12.000 PKL. Konsentrasi pedagang martabak manis kaki lima berada pada kawasan yang strategis di Wilayah Kota Bogor yaitu di kawasan pusat perdagangan, daerah pemukiman, daerah pendidikan, stasiun dan terminal. Kawasan yang ramai yang dijadikan lokasi berjualan diantaranya adalah Jembatan merah, Tajur, Terminal Beranangsiang, Bantar jati, Jalan Baru, Warung Jambu, Air mancur, Sindang Barang, Kedung Halang, Mawar, Merdeka. 30 VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Karakteristik Individu dan Usaha Karakteristik pedagang martabak manis kaki lima terdiri dari dua yaitu: karakteristik individu pedagang dan karakteristik usaha pedagang martabak manis. Karakteristik individu pedagang yang diamati meliputi : umur, asal daerah, tingkat pendidikan formal dan jumlah tanggungan keluarga. Karakteritik usaha pedagang martabak manis Kota Bogor, terdiri dari: pemilikan usaha, pengalaman berdagang, lama berdagang, pasokan tepung terigu, dan penerimaan usaha. Pedagang dalam penelitian ini adalah pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Total pedagang dalam penelitian ini adalah 106 orang. Dari data karakteristik individu dan karakteristik usaha pedagang, akan dilihat hubungannya dengan perilaku wirausaha pedagang.

6.1.1. Umur

Umur pedagang martabak manis bervariasi mulai dari umur 15 sampai 69 tahun, dengan rata-rata umur 30 tahun. Pada penelitian ini, pedagang dikelompokkan menjadi tiga kelompok umur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebahagian besar pedagang martabak manis 66,98 persen berada pada kisaran umur kurang dari 33 tahun, kemudian sekitar 28,30 persen masuk kedalam kisaran umur antara 33 sampai 51 tahun dan sisanya 4,72 persen berada pada kisaran umur lebih dari 51 tahun. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok umur bisa dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Distribusi Pedagang Berdasarkan Kelompok Umur No. Kelompok Umur Frekuensi Orang Persentase 1. 34 tahun 71 66,98 2. 34-51 tahun 30 28,30 3. 51 tahun 5 4,72 Jumlah 106 100,00 Bagi pedagang yang usia muda dalam menjalankan usaha merupakan potensi awal untuk mengembangkan usaha dan bagi pedagang yang usia semakin 31 tua semakin banyak pula pengalaman yang telah didapat. Pedagang martabak manis lebih dari 50 persen merupakan umur yang masih muda. Ini juga dikarenakan anak muda lebih semangat dan tenaga yang masih kuat serta kondisi kesehatan yang lebih bagus. Diharapkan anak muda sebagai pengerak perekonomian bangsa. Scarborough dan Zimmerer dalam Pambudy 1999 berpendapat bahwa lebih dari 50 persen memulai wirausaha pada umur 25 sampai 40 tahun.

6.1.2. Asal Daerah

Asal daerah diduga mempengaruhi cara kerja seseorang dalam berusaha, dan biasanya penduduk pendatang akan lebih tinggi motivasinya dibandingkan penduduk asli. Hasil penelitian menunjukkan dari 106 orang pedagang martabak manis yang diwawancarai asal daerahnya bermacam-macam. Pedagang yang berasal dari Luar provinsi Jawa Barat Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Barat merupakan yang terbanyak 76 orang 71,69 persen, yang berasal dari Luar Kota Bogor masih Provinsi Jawa Barat 17 orang pedagang 16,04 persen dan yang penduduk asli Bogor 13 orang 12,27 persen. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok asal daerah dilihat pada Tabel 9. Pedagang yang berasal dari luar provinsi Jawa Barat lebih dari 50 persen. Banyaknya pedagang dari luar Jawa Barat karena pedagang tersebut ingin merantau untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya. Dengan merantau mereka akan lebih gigih dalam berusaha. Tabel 9. Distribusi Pedagang Berdasarkan Asal Daerah No. Asal Daerah Frekuensi orang Persentase 1. Kota Bogor 13 12,27 2. Luar Kota Bogor Provinsi Jawa Barat 17 16,04 3. Luar Provinsi Jawa Barat 76 71,69 Jumlah 106 100,00

6.1.3. Tingkat Pendidikan Formal

Tingkat pendidikan formal pedagang martabak manis bermacam-macam mulai dari tidak tamat SD sampai lulusan Diploma D3. Hasil penelitian 32 menunjukkan bahwa jumlah terbanyak yaitu tamatan SMP 40,57 persen, dan tersedikit Diploma 0,94 persen hanya satu orang. Hal ini berarti pedagang martabak manis tingkat pendidikan formalnya berada di SMP kebawah. Alasan mereka tidak melanjutkan pendidikan dikarenakan keterbatasan ekonomi dan lebih memilih untuk membantu orang tua. Dengan pendidikan formal yang kurang maka mereka memilih buka usaha, karena untuk melamar pekerjaan diperusahaan mereka tidak memiliki Ijazah dari pendidikan formal yang lebih tinggi. Walaupun pendidikan formal mereka masih rendah diharapkan motivasi mereka dalam berwirausaha tinggi yang dikerenakan keterdesakan ekonomi dan keinginan untuk lebih sejahtera. Tingkat pendidikan formal yang rendah tidak menjadikan suatu halangan bagi pedagang untuk mendirikan usaha. Pengusaha kecil tidak menyadari adanya peluang peningkatan kemampuan dalam mengelola usaha yang dikarenakan keterbatasan pendidikan formal. Sjaifudian dalam Setiawan, 2003. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok tingkat pendidikan formal bisa dilihat Tabel 10. Tabel 10. Distribusi Pedagang Berdasarkan Kelompok Tingkat Pendidikan Formal No. Tingkat Pendidikan Formal Frekuensi orang Persentase 1. Tidak Tamat SD 5 4,72 2. Tamat SD 37 34,90 3. Tamat SMP 43 40,57 4. Tamat SMA 20 18,87 5. Diploma 1 0,94 Jumlah 106 100,00

6.1.4. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga pedagang dari satu orang samapai sembilan orang. Satu orang berarti hanya buat diri sendiri belum menikah. Jumlah pedagang yang hanya mencari uang untuk diri sendiri berjumlah 30 orang. Jumlah tanggungan keluarga terbanyak yaitu antara satu sampai tiga orang 75,47 persen, dan yang tersedikit yaitu antara tujuh sampai sembilan orang 1,89 persen. 33 Anggota keluarga yang ditanggung oleh pedagang martabak manis adalah anak, istri, saudara atau kerabat. Jumlah tanggungan keluarga pedagang satu sampai tiga orang di atas 50 persen. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas mereka terdiri dari pedagang, istri dan satu anak. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pedagang martabak manis bahwa keluarga salah satu alasan utama mereka untuk bersungguh-sungguh berusaha karena rasa tanggung jawab dalam menghidupi anggota keluarganya. Diharapkan dengan tanggung jawab tersebut maka semangat dalam berwirausaha juga tinggi. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok jumlah tanggungan keluarga bisa dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Distribusi Pedagang Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga No. Jumlah Anggota Keluarga Frekuensi orang Persentase 1. 4 80 75,47 2. 4-6 24 22,64 3. 6 2 1,89 Jumlah 106 100,00

6.1.5. Pemilikan Usaha

Pemilikan usaha pedagang martabak manis kaki lima pada penelitian ini dikelompokan menjadi tiga yaitu usaha sendiri, usaha keluarga, dan usaha bos. Pemilikan usaha sebahagian besar adalah usaha sendiri sebanyak 70 orang 66,04 persen, milik bos sebanyak 21,69 persen, dan milik keluarga sebanyak 13 orang 12,27 persen. Usaha milik sendiri berarti semua modal dari peralatan, sewa tempat, gerobak, penyedian bahan baku. Sebagian besar pedagang hanya berkerja sendiri tanpa dibantu dengan karyawan dan ada yang dibantu karyawan. Alasan mereka untuk tidak dibantu sama karyawan karena kerjanya tidak terlalu sulit dan juga buat penghematan biaya untuk karyawan. Dengan mereka buka usaha sendiri dan milik sendiri berarti mereka tidak mau tergantung sama orang lain bahkan sudah membuka lapangan pekerjaan dengan memperkerjakan karyawan. Diharapkan jiwa wirausaha mereka akan terus tumbuh dan berkembang. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok pemilikan usaha bisa dilihat pada Tabel 12. 34 Tabel 12. Distribusi Pedagang Berdasarkan Pemilikan Usaha No. Pemilikan Usaha Frekuensi orang Persentase 1. Sendiri 70 66,04 2. Keluarga 13 12,27 3. Bos 23 21,69 Jumlah 106 100,00

6.1.6. Pengalaman Berdagang

Dalam menjalankan usaha, pengalaman dagang merupakan sesuatu yang diperlukan. Pengalaman merupakan prasyarat untuk kelancaran bisnis mandiri Soesarsono, 2002. Hasi penelitian menunjukkan pengalaman pedagang martabak manis yang paling lama adalah Bapak Bani Ahcyar selama 468 bulan 39 tahun yang berjualan di Mayor Oking dan yang paling baru buka baru satu bulan berjumlah 4 orang pedagang. Mereka berada di Tegallega, Kebun Pedes, Kedung Halang, dan Kedung Badak. Pengalaman pedagang kebanyakan di bawah 157 bulan 13,08 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa para pedagang dalam menekuni usaha ini tergolong relatif baru. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok pengalaman berdagang bisa dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Distribusi Pedagang Berdasarkan Pengalaman Berdagang No. Pengalaman Berdagang bulan Frekuensi orang Persentase 1. 158 80 75,47 2. 158-312 23 21,7 3. 312 3 2,83 Jumlah 106 100,00 Pangalaman dan ilmu berdagang berasal dari pedagang yang telah menjalankan usaha martabak manis. Pengalaman ini sangat berharga untuk diterapkan dalam usaha. 35

6.1.7. Lamanya Berdagang

Lamanya waktu yang diberikan berdagang dari waktu persiapan membuka tempat jualan, persiapan bahan sampai penjualan martabak manis. Lamanya berdagang yang paling banyak yaitu selama 6 sampai 8,5 jamhari sebanyak 76 orang pedagang 71,7 persen, sedangkan yang paling sebentar antara 3,5 sampai 6 jamhari sebanyak 4 orang 3,77 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang martabak manis mayoritas berkerja standar normal manusia yaitu delapan jam per hari. Para pedagang martabak manis semuanya akan memulai jualan pada sore hari sampai malam hari bahkan ada beberapa sampai dini hari. Kondisi ini disesuaikan dengan pembeli yang sebagian besar membeli martabak manis pada sore hari, yaitu sehabis pulang bekerja. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok lamanya berdagang per hari bisa dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Distribusi Pedagang Berdasarkan Lamanya Berdagang No. Lamanya Berdagang Tiap Hari Frekuensi orang Persentase 1. 6,5 4 3,77 2. 6,5-9 76 71,7 3. 9 26 24,53 Jumlah 106 100,00

6.1.8. Pasokan Tepung Terigu

Kebutuhan tepung terigu untuk masing-masing pedagang bermacam- macam. Jumlah pedagang yang membutuhkan pasokan tepung terigu 2 sampai 11 kg sebanyak 101 orang pedagang 95,29 persen, kemudian yang 30 kghari sebanyak satu orang, dan sisanya 11 sampai 21 kghari sebanyak 4 orang 3,77 persen. Rata-rata kebutuhan pedagang akan tepung terigu sebanyak 5,65 kghari. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pedagang martabak manis pasokan tepungnya masih sedikit. Semakin besar pasokan tepung terigu per hari maka diduga akan semakin besar pula motivasi dalam menekuni usaha, dikarenakan keuntungan yang akan 36 mereka dapat juga banyak. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok pasokan tepung terigu per hari bisa dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Distribusi Pedagang Berdasarkan Pasokan Tepung Terigu No. Pasokan Tepung Terigu Per Hari kg Frekuensi orang Persentase 1. 12 101 95,29 2. 12-21 4 3,77 3. 21 1 0,98 Jumlah 106 100,00

6.1.9. Penerimaan Usaha

Pedagang martabak manis yang mendapatkan penerimaan dibawah Rp 1.833.334,00 sebanyak 66 orang, penerimaan diantara Rp 1.833.334,00- 3.666.667,00 berjumlah 37 orang 34,91 persen dan penerimaan diatas Rp 3.666.667,00 berjumlah 3 orang. Rata-rata penerimaan usaha pedagang martabak manis Rp 1.934.434,00bulan. Distribusi pedagang berdasarkan kelompok penerimaan usaha per bulan bisa dilihat pada Tabel 16. Adanya perbedaan dalam penerimaan usaha yang diperoleh pedagang disebabkan adanya perbedaan penetapan harga tiap-tiap produk dan perbedaan kualitas produk yang dihasilkan, selain itu juga disebabkan oleh lokasi berdagang yang strategis atau tidak. Besarnya penerimaan usaha yang diperoleh pedagang diharapkan menjadi motivasi bagi para pedagang selaku seorang wirausahawan untuk sungguh-sungguh dalam menekuni usaha. Usaha martabak manis merupakan mata pencarian utama untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Tabel 16. Distribusi Pedagang Berdasarkan Penerimaan Usaha No. Penerimaan usahaRpbulan Frekuensi orang Persentase 1. 1.833.334 41 38,68 2. 1.833.334- 3.666.667 61 57,55 3. 3.666.667 4 3,77 Jumlah 106 100,00 37

6.2. Perilaku Wirausaha Pedagang Martabak Manis Kaki Lima