Latar Belakang Analisis karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di kota Bogor

1 I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga ibu kota Negara. Letaknya yang strategis menjadikan Kota Bogor sebagai wilayah transit dan tujuan wisata. Sehingga dari aspek inilah Kota Bogor memiliki peluang untuk menumbuh kembangkan beberapa sektor, diantaranya sektor perdagangan. Kedudukan Kota Bogor diantara jalur tujuan wisata Puncak dan Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan kondisi yang stategis itu maka banyak pendatang dari daerah-daerah lainnya untuk membuka usaha ataupun berkerja di Kota Bogor. Sektor Usaha Kecil dan Menengah UKM Kota Bogor memiliki potensi yang baik sesuai dengan perkembangan jumlah UKM yang ada di Kota Bogor Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa UKM di Kota Bogor dari tahun 2004 sampai 2008 mengalami peningkatan jumlahnya. Rata-rata pertumbuhan unit UKM sebesar 0,10268 dan tenaga kerja sebesar 0,0499972. Dengan bertambahnya UKM, maka bertambah pula jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Berarti ada hubungan yang positif antara bertambahnya jumlah UKM dan jumlah tenaga kerja yang terserap. Tabel 1. Perkembangan Jumlah Usaha Kecil Menengah UKM dan Tenaga Kerja di Kota Bogor Tahun 2004-2008 Jumlah Tahun Rata-rata Perumbuhan 2004 2005 2006 2007 2008 Unit UKM 22.304 24.534 31.831 32.147 32.256 0,10268 Tenaga Kerja - - 51.798 54.388 57.107 0,0499972 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor, 2009 Pengangguran juga merupakan masalah bagi pemerintah Kota Bogor dan perlu solusi untuk menyelesaikannya. Data jumlah pengangguran di kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukan bahwa jumlah pengangguran Kota Bogor pada tahun 2010 mencapai 42.475 orang yang terdiri dari 24.970 orang laki-laki dan 17.505 orang perempuan. Pengangguran terbanyak merupakan lulusan SLTA yaitu 15.882 orang. Dengan kondisi seperti itu perlu adanya 2 wirausaha yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga angka pengangguran akan semakin berkurang serta mampu berusaha secara mandiri, khususnya di Kota Bogor. Tabel 2. Jumlah Pengangguran di Kota Bogor dari Bulan Januari- Desember pada Tahun 2010 No. Kecamatan Jumlah Jenis kelamin SD SLTP SLTA S1-S3 L P 1 Bogor Utara 8.477 4.943 3.534 1.671 2.316 5.599 196 2 Bogor Selatan 8.365 4.916 3.449 3.462 2.418 1.700 494 3 Bogor Timur 4.039 2.358 1.681 1.585 753 845 361 4 Bogor Barat 10.286 5.614 4.672 3.591 2.712 3.078 466 5 Bogor Tengah 2.682 1.846 836 770 673 1.081 160 6 Bogor Sareal 8.626 5.293 3.333 2.059 1.510 3.579 1.476 Jumlah 42.475 24.970 17.505 13.138 10.382 15.882 3.153 Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi Kota Bogor, Jawa Barat, 2010 Salah satu bisnis kecil atau usaha yang sudah lama ada dan tumbuh serta berkembang pesat dengan perkembangan Kota Bogor, yaitu pedagang kaki lima. Keberadaan PKL di Kota Bogor didukung oleh Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2005 tentang penataan pedagang kaki lima. Dalam Perda bahwa keberadaan pedagang kaki lima di Kota Bogor pada dasarnya adalah hak masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan pedagang kaki lima merupakan usaha ekonomi kerakyatan yang perlu pembinaan dan penataan dalam melaksanakan usahanya. Pihak pemerintah Kota Bogor ternyata mendukung usaha pedagang kaki lima. Di Kota Bogor terdapat 51 titik pedagang kaki lima dengan jumlah keseluruhan 9.720. Pola sebaran pedagang kaki lima dititik-titik tidak merata, dimana terdapat 6 titik konsentrasi pedagang kaki lima terbanyak, yaitu: Jl. Dewi Sartika depan Sartika Plaza, Jl. MA. Salmun, Jl. Suryakencana, Jl. Lawang Sekateng, Jl. Jambu Dua Pasar, dan Jl. Jambu Dua Jl. Pejajaran ujung utara. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah pusat perekonomian berada di Kota Bogor. Pedagang kaki lima Kota Bogor sebagian besar jenis barang dagangan berupa: makanan, minuman, jajanan dan oleh-oleh yaitu sebesar 43 persen. Salah satu jenis makanan yang berkembang di Kota Bogor adalah martabak manis. 3 Martabak manis merupakan makanan cemilan yang mengenyangkan dan dapat dijadikan sebagai buah tangan oleh-oleh yang praktis. Martabak manis masuk ke dalam jenis barang dagangan di 43 persen. Hal ini sesuai dengan trend yang berkembang, yang menyatakan Kota Bogor adalah Kota Kuliner. Jenis barang yang di jual pedagang kaki lima Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima Kota Bogor Tahun 2010 No. Jenis barang dagangan Persen 1 Makanan, minuman, jajanan, dan oleh-oleh 43,00 2 Hasil pertanian 38,00 3 Industri dan kerajinan 9,00 4 Jasa tambal ban servis 2,00 5 Bekas pakai 1,00 6 Lainnya 11,00 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan koperasi Kota Bogor 2010 Pedagang martabak manis tentunya memiliki perilaku tertentu dalam berwirausaha yang menarik untuk dikaji. Perilaku tersebut menarik untuk dikaji karena motivasi berwirausaha pedagang martabak manis kaki lima dapat dikatakan memiliki motivasi yang sangat besar untuk berwirausaha. Ini terlihat dari waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat mereka gunakan untuk mencari uang. Pedagang martabak manis melakukan usaha dari sore jam tiga sampai malam jam 11, bahkan ada yang sampai jam tiga pagi. Serta sebagian besar pedagang masih relatif muda, usia belasan sampai dua puluhan. Fisik yang muda yang membuat motivasi pedagang yang besar. Oleh karena itu, perlu adanya kajian tentang karakteristik dan perilaku wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor.

1.2. Perumusan Masalah