Kajian Penelitian Terdahulu Menentukan persediaan BBM yang tepat melalui metode EOQ probabilistic (Studi kasus SPBU XYZ di Kabupaten Bogor)

2.7. Kajian Penelitian Terdahulu

Kusuma 2010 mengungkapkan bahwa sistem akuisisi data monitoring level pada realplant dengan menggunakan 2 sensor level sebagai alat ukur dan penerima data input pada tangki yang berbeda serta mikrokontroler sebagai kontroler,output akhir sistem akuisisi data ini pada tampilan LCD. Pada sistem akuisisi data ini diperoleh respon hasil dari alat yang dibuat. Akurasi alat rata-rata 99 dan error rata-rata 1, sedangkan sensitivitas 1,58 dimana saat data dibaca dan diolah bekerja maksimal. Perbandingan antara tinggi dan diameter tangki sangat berpengaruh pada kemampuan kerja sensor. Isnarti 2008 merumuskan sebuah model dinamis yang disebut sebagai Dynamic Integrated Inventory and Distribution Problem DIIDP. Pada model statis semua informasi mengenai inventory level dan laju demand dari retailer harus diketahui sebelum memutuskan jadwal dan rute pengiriman. Pada keadaan yang dinamis, supplier harus lebih responsif. Pemasok harus memenuhi permintaan pengiriman baru yang diterima selama kendaraan telah diberangkatkan. Tujuan model DIIDP adalah meminimumkan biaya distribusi dengan menjamin tidak terjadi stock out. Untuk penerapan model, dibuat metode heuristik yang mengkombinasikan algoritma Tabu Search dan Nearest Neighbor. Kemudian dilakukan evaluasi performansi heuristik yang dijalankan berdasarkan kondisi nyata Instalasi Surabaya Group ISG Pertamina. ISG Pertamina adalah supplier yang bertanggung jawab untuk melakukan pengisian BBM di SPBU. Hasil percobaan numerik menunjukkan bahwa metode heuristik mampu bekerja dengan baik untuk melakukan pengaturan rute ulang jadwal dan rute kendaraan sehingga meminimumkan biaya distribusi. Ardhanarysvari 2008 melakukan penelitian yang bertujuan untuk merancang strategi distribusi yang baru dengan menerapkan Inventory Routing Problem IRP guna meminimumkan total cost. PT Petrokimia Gresik yang menentukan besarnya quantity delivery yang optimal, interval waktu pengiriman yang tepat, serta rute kendaraan yang terbaik ke masing-masing kios. Dengan menerapkan konsep IRP tersebut, maka kios tidak perlu lagi mengelola inventory sehingga dapat mengurangi inventory holding cost. Berdasarkan penelitian ini, sistem distribusi dengan menggunakan konsep IRP dapat mengurangi total cost sebesar Rp 403.437,- per hari atau Rp 145.237.606,- per tahun, dengan melakukan pengiriman pupuk sebanyak 3 kali dalam periode 6 hari dan dalam jumlah yang sama. Hasil tersebut diperoleh setelah melalui fase inisialisasi dan fase improvement. Menurut Meinardy 2007, tingkat inventory yang tinggi pada gudang bahan baku PT. X menjadi permasalahan dan menyebabkan terhambatnya modal kerja perusahaan, perputaran bahan baku rendah, dan biaya inventory yang tinggi. PT. X yang berlokasi di Sidoarjo adalah sebuah perusahaan Food and Beverage dengan produk utama Kerupuk. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pengaturan tingkat inventory pada gudang bahan baku sehingga tercapai suatu kondisi yang sesuai dengan kebutuhan PT. X yaitu tingkat inventory yang rendah dan mampu mendukung kegiatan produksi.Dengan data tahun-tahun sebelumnya yang dimiliki oleh PT. X, dilakukan perencanaan kebutuhan bahan baku dan pengaturan tingkat inventory dengan menggunakan MRP, serta dilakukan perkiraan tingkat permintaan untuk setiap produk PT. X yang akan datang. Dengan demikian PT. X memiliki tingkat inventory bahan baku yang lebih rendah daripada sebelumnya, dalam jumlah yang tepat, dan tentunya dengan biaya yang relatif lebih rendah dari sebelumnya. Astana 2007 melakukan perencanaan kebutuhan material dengan metode MRP yang penerapannya diawali dengan melakukan peramalan akan jumlah permintaan produksi untuk waktu yang akan datang. Peramalan tersebut menggunakan metode Moving Average With Linear trend dan Single Eksponential Smoothing With Linear Trend. Dengan mengetahui harga bahan penyusun, data kebutuhan material, stuktur produk, dan biaya untuk persediaan material, kemudian dilakukan perbandingan biaya perencanaan persediaan dengan menggunakan metode Lot For Lot LFL, Fixed Period Requirement FPR, Fixed Order Quantity FOQ. Metode ini diterapkan di PT Torsina Redikon, dan dari ketiga metode tersebut dipilih metode yang menghasilkan biaya paling minimum. Dari analisa yang dilakukan, teknik lot size Lot For Lot LFL menghasilkan biaya total persediaan yang terendah yaitu Rp. Rp.9.652.434.320,00 Beberapa mekanisme dan rancangan basis data tetap mengacu pada sistem yang telah ada sehingga proses-proses pada aplikasi sistem akan relatif sama. Sistem ini dapat memberikan informasi permintaan barang ke gudang store requisition, pengeluaran barang stock transfer, permintaan pembelian barang purchase requisition, pembelian barang purchase order, penerimaan barang receiving, Informasi mengenai barang yang telah rusak spoil, pengembalian barang retur dan informasi inventory lainnya. Rancangan basis data menggunakan dua database untuk menanggulangi masalah volume data transaksi. Setiap akhir tahun akan dilakukan backup transaksi, yaitu pemindahan data transaksi dari database aktif ke database history sehingga beban volume data transaksi pada database aktif akan berkurang dan sistem dapat bekerja lebih cepat. Selain itu proses pemelihaaran akan menjadi relatif lebih mudah Sudana 2007 .

III. METODE KAJIAN

3.1 Pengumpulan Data