Tabel 7. Data Ringkasan Bahan Bakar Pertamax Tahun 2008
PENERIMAAN JUMLAH
Frekuensi 26
intensitas 13 hari
Jumlah rata - rata 8.000 l
Stok rata - rata 8.840 l
Penjualan rata - rata 604 l
Keterangan : data harian
Jumlah pemesanan yang rendah dan jumlah hari pesan kembali yang panjang disebabkan karena jumlah penjualan harian pertamax yang rendah yaitu
pada nilai rata – rata penjualan harian adalah 604 l per hari Tabel 7.
Pemesanan pertamax melalui penebusan pertamax oleh SPBU sangat dipengaruhi oleh sisa stok yang ada ditangki penampungan dengan kapasitas 15
Kl. SPBU akan berusaha mempertahankan persediaan di tangki stok pertamax pada kisaran rata-rata 8.840 l Tabel 7 atau pada 58.93 dari kapasitas tangki
persediaan pertamax yang dimiliki oleh SPBU.
4.4. Analisa biaya persediaan BBM SPBU XYZ
Secara umum biaya persediaan terdiri dari biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya kehabisan bahan baku dan biaya penyiapan. Akan tetapi
dari hasil wawancara didapatkan bahwa SPBU XYZ menggunakan tiga jenis biaya yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya kekurangan
persediaan.
44.1. Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan BBM adalah total biaya yang dikeluarkan SPBU XYZ setiap kali melakukan pemesanan BBM ke Pertamina malalui bank. Biaya ini
tidak dipengaruhi oleh jumlah BBM yang dipesan tetapi oleh frekuensi pemesanan. Pada Tabel 8 disajikan total biaya pemesanan BBM dan komponen
biaya pemesanan untuk masing – masing BBM.
Tabel 8. Komponen Biaya Pemesanan BBM per liter SPBU XYZ
No Komponen Biaya Pesan
Premium Solar
Pertamax
1 Biaya Pesan Bank Rp. 1.700 1.700 1.700
2 Kebutuhan kantor Rp. 5.430
3 Biaya Aplikasi Rp. 2.000 2.000 2.000
4 Biaya telpon ke bank Rp. 3.000
5 Biaya parkir Rp. 1.000
6 Biaya pegawai Rp. 10.000
7 Biaya Kurir Rp. 1.000
8 Biaya telpon dan fax ke Pertamina Rp. 3.000 9 Materai
Rp. 2.000 2.000 2.000 10 Fee Pertamina
Rp. 1.600 1.600 11 Metrologi
Rp. 1.000 1.000 12 Jasa sopir tangki
Rp. 100.000 25.000 20.000 13 Penguapan Tangki
Rp. 180.000 110.000 85.270
Jumlah Rp. 311.730 143.300 110.970
Biaya pemesanan dimulai dari awal proses persiapan pemesanan BBM, pemesanan melalui bank dan pengiriman pesanan BBM ke SPBU XYZ.
Komponen biaya awal proses persiapan pemesanan yaitu biaya kebutuhan kantor. Biaya kebutuhan kantor ini hanya dibebankan pada pemesanan produk premium
sedangkan untuk solar dan pertamax tidak dibebani. Hal ini disebabkan karena SPBU XYZ menganggap frekuensi pemesanan premium adalah paling tinggi dan
dilakukan setiap hari, sehingga ada tidaknya pemesanan solar atau pertamax maka biaya kebutuhan kantor akan tetap ada karena frekuensi pemesanan premium
dilakukan setiap hari. Biaya pemesanan melalui bank meliputi biaya pesan melalui bank, biaya
aplikasi, biaya telepon ke bank, biaya parkir, biaya pegawai, biaya kurir dan materai. Untuk produk premium terdapat semua biaya pemesanan melalui bank
sedangkan untuk produk solar dan pertamax hanya tedapat komponen biaya pesan melalui bank,biaya aplikasi dan materai. Komponen biaya pemesanan melalui
bank yang tidak terdapat pada produk solar dan pertamax dibebankan pada produk premium yaitu biaya telepon ke bank, biaya parkir,biaya pegawai dan biaya kurir.
Frekuensi penebusan premium yang dilakukan tiap hari menyebabkan SPBU XYZ menganggap biaya-biaya tersebut akan tetap ada walaupun tidak dilakukan
pemesanan solar dan pertamax.
Biaya pengiriman BBM meliputi biaya telpon dan fax ke Pertamina, fee Pertamina, jasa metrologi, jasa sopir tangki BBM dan penguapan tangki. Biaya
telpon ke Pertamina hanya terdapat pada produk premium, sedangkan untuk fee Pertamina dan metrologi tidak terdapat pada produk pertamax. Tidak terdapatnya
biaya fee Pertamina dan metrologi pada produk pertamax karena frekuensi pemesanan pertamax yang rendah yaitu 13 hari sekali, dianggap oleh SPBU XYZ
tidak berpengaruh terhadap biaya pesan. Biaya penguapan tangki pengiriman untuk masing-masing produk BBM
berdasarkan perhitungan sebagai berikut, penguapan pengiriman truk tangki adalah 10 lt untuk setiap tangki pengiriman BBM. Perhitungan melalui
persamaan: Penguapan Tangki BBM sama dengan rata-rata kapasitas tangki dibagi 8.000 l dikalikan 10 l kemudian dikalikan dengan harga jual BBM per liter.
Kapasitas rata- rata tangki pengiriman adalah 24.000 l premium, 16.000 l solar dan 8.000 l pertamax sehingga didapatkan nilai penguapan yang ditunjukkan
pada Tabel. 8 yaitu Rp. 180.000,- premium, Rp. 110.000,- solar dan Rp. 85.270,- pertamax pada harga jual rata-rata masing-masing yaitu Rp.6.000,-
premium, Rp.5.500,- solar dan Rp.8.527,- pertamax. Harga jual pertamax per liter didapatkan dari nilai rata
– rata terbobot. Total biaya pesan BBM Tabel 8 yang tertinggi adalah pada produk
premium yaitu sebesar Rp. 311.730,- diikuti produk solar Rp. 143.300,- dan yang paling rendah adalah biaya pesan pertamax sebesar Rp. 110.970,-. Biaya
pemesanan premium tertinggi karena komponen biaya yang menyertai pemesanan premium adalah paling banyak. Hal ini merupakan konsekuensi dari tingginya
frekuensi pemesanan premium dilakukan setiap hari Biaya pemesanan BBM sangat tergantung pada frekuensi pemesanan, semakin sering memesan maka
biaya yang dikeluarkan akan semakin besar dan sebaliknya.
Biaya Penyimpanan
Biaya persediaan lainnya yang perlu diperhitungkan untuk menganalisis pengendalian persediaan bahan baku adalah biaya penyimpanan. Biaya
penyimpanan BBM merupakan biaya yang timbul akibat dilakukan penyimpanan untuk setiap liter BBM. Biaya simpan ini berhubungan langsung dengan kuantitas
persediaan BBM di dalam tangki persediaan BBM.Tabel y menyajikan data biaya penyimpanan BBM dan komponen biaya simpan untuk masing
– masing produk BBM di SPBU XYZ.
Tabel 9. Komponen Biaya Peyimpanan BBM per liter SPBU XYZ
No Biaya Simpan per liter
Premium Solar
Pertamax
1 Biaya Penguapan Rp.
18,000 5,500 8,527 2 Biaya simpan tangki pendam
Rp. 0,926
0,926 0,926
3 Keamanan Rp.
1,042 0,417
0,208 4 Asuransi
Rp. 1,852 4,630 9,259
Jumlah Rp.
21,819 11,472 18,921
Biaya penguapan BBM merupakan biaya yang disebabkan karena penguapan persediaan BBM per satuan liter yang terjadi di dalam tangki pendam
persediaan. SPBU XYZ menentukan besarnya nilai penguapan untuk masing- masing produk BBM berdasarkan pengalaman rutinitas harian data penyimpanan
stok yang dipengaruhi oleh kapasitas tangki pendam, jumlah tangki dan kondisi cuaca saat itu. Berdasarkan pengalaman SPBU tersebut maka ditentukan nilai
penguapan masing-masing produk BBM dalam bentuk persentase yaitu 0,3 untuk premium, serta 0,1 untuk solar dan pertamax. Komponen biaya
penguapan diperhitungkan sebagai berikut. Biaya Penguapan adalah nilai penguapan BBM dikalikan harga jual per liter. Harga jual per liter rata-rata
diketahui sebesar Rp.6.000,- premium, Rp.5.500,- solar dan Rp.8.527,- pertamax, sehingga didapatkan nilai biaya penguapan per liter sebesar Rp. 18,- ,
Rp. 5,5,- dan Rp. 8,527,- , masing-masing untuk produk premium, solar dan pertamax Tabel 9.
Biaya simpan dalam tangki adalah biaya yang muncul sebagai akibat dari penggunaan tangki pendam persediaan BBM untuk tiap liter produk BBM selama
satu hari penyimpanan. Nilai biaya simpan ini ditentukan dari, harga tangki pendam BBM dibagi dengan masa penggunaan tangki pendam yaitu selama dua
puluh tahun dan dibagi dengan kapasitas tangki dan dibagi tiga puluh hari. Harga tangki pendam premium untuk kapasitas 75 kl ditentukan adalah Rp. 250 juta,
solar dengan kapasitas 30 kl adalah Rp. 100 juta dan untuk pertamax sebesar Rp. 50 juta dengan kapasita 15 kl. Hasil perhitungan menghasilkan bahwa untuk
setiap liter produk BBM dikenakan biaya simpan sebesar Rp. 0,926,- untuk penyimpanan dalam jangka waktu sehari.
Perhitungan penentuan biaya keamanan setiap hari sebagai akibat adanya penjagaan tangki pendam BBM didapatkan dari gaji enam orang pegawai
keamanan sebesar Rp 3.000.000,00 setiap bulan dibagi dengan rata – rata lama
penyimpanan dalam tangki pendam dan dibagi tiga puluh hari.. Rata-rata lama penyimpanan dalam tangki pendam adalah nilai total kapasitas simpan tangki
pendam untuk seluruh produk BBM yaitu 120 kl dibagi dua yaitu 60 kl. Biaya keamanan untuk ketiga produk BBM yang didapatkan dari perhitungan adalah Rp.
1,667,- per liter per hari. Setiap produk BBM mempunyai kapasitas tangki pendam berbeda sehingga biaya keamanan untuk masing
– masing produk BBM didapatkan dari hasil pembagian antara kapasitas tangki pendam masing
– masing produk dengan kapasitas tangki pendam seluruh produk BBM kemudian dikalikan
dengan nilai biaya keamanan total Rp. 1,667,-. Dari perhitungan didapatkan nilai biaya keamanan masing
– masing produk BBM dutunjukkan dalam Tabel 9 yaitu Rp. 1,042,- pemium, Rp. 0,417,- solar dan Rp. 0,208,- pertamax.
Salah satu komponen dalam biaya simpan BBM adalah biaya asuransi per hari. Biaya asuransi didapatkan dari perhitungan, lima per mil per tahun dikalikan
dengan nilai aset produksi sebesar Rp. 10 Milyar dibagi dengan kapasitas masing-masing tangki produk BBM dan dibagi 360 hari. Tabel 9. menunjukkan
bahwa biaya asuransi untuk setiap produk adalah Rp. 1,852,- pemium, Rp. 4,630,- solar dan Rp. 9,259,- pertamax. Tabel. 9 menunjukkan bahwa total
biaya penyimpanan paling tinggi adalah untuk produk premium dan terendah adalah biaya penyimpanan solar. Nilai biaya penyimpanan masing-masing produk
yaitu Rp. 21,819,- premium, Rp. 11,472 solar dan Rp. 18,921,- pertamax.
Biaya Kehabisan Persediaan
Biaya yang dperhitungkan dalam analisis biaya persediaan BBM adalah biaya kekurangan persediaan. Menurut Baroto 2002, secara umum biaya
kehabisan persediaan dapat dihitung dengan dua metode. Pertama, kuantitas yang tidak dapat dipenuhi yang biasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena
tidak dapat memenuhi permintaan. Kedua, waktu pemenuhan yang dihitung dari
lamanya gudang kosong sehingga proses produksi berhenti sehingga waktu mengganggur dihitung sebagai keuntungan yang hilang. Data biaya kehabisan
persediaan BBM dan komponen biaya kehabisan persediaan untuk masing- masing produk BBM di SPBU XYZ disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Komponen Biaya Kehabisan Perediaan BBM per liter
No Biaya Kehabisan Persediaan Premium
Solar Pertamax
1 Cek tera mesin Rp.
0,011 0,009
0,018 2 Mesin
Rp. 0,278
0,232 0,463
3 Pegawai Rp. 2,000 1,667 3,333
4 Keuntungan yg hilang Rp. 51,250 51,250 175,000
Jumlah Rp. 53,538
53,157 178,814
Biaya cek tera mesin pompa BBM merupakan salah satu komponen biaya kehabisan persediaan, karena biaya cek tera mesin pompa akan tetap ada
walaupun mesin pompa tidak sedang beroperasi. Biaya cek tera mesin pompa ini dibebankan setiap bulan sekali, yaitu Rp. 20.000,- untuk lima buah mesin pompa
yang dimiliki oleh SPBU XYZ. Perhitungan biaya cek tera mesin pompa BBM untuk setiap liter masing-masing produk BBM adalah, jumlah mesin pompa di
bagi lima,dikalikan dengan Rp. 20.000,- , dibagi tiga puluh hari dan dibagi dengan kapasitas simpan tangki rata-rata. Jumlah mesin pompa yaitu tiga buah mesin
pompa premium, satu buah mesin pompa solar dan satu buah mesin pompa pertamax. Biaya cek tera yang didapatkan yaitu Rp. 0,011,- premium, Rp. 0,009
solar dan Rp. 0,018,- pertamax. Biaya operasional mesin pompa BBM akan tetap ada walaupun mesin
tidak beroperasi, sehingga biaya mesin pompa termasuk dalam komponen biaya kehabisan persediaan. Harga mesin pompa adalah Rp. 10 juta untuk masa pakai
delapan tahun. Perhitungan biaya mesin untuk masing-masing produk BBM adalah jumlah mesin pompa dikali Rp. 10 juta, dibagi delapan tahun,dibagi
dengan tiga ratus enam puluh hari dan dikalikan dengan kapasitas rata-rata tangki pendam masing-masing produk BBM. Biaya mesin pompa untuk produk premium
yaitu Rp. 0,278,-, Rp. 0,278 untuk biaya mesin solar dan Rp. 0,463,- untuk biaya mesin pertamax.
Pegawai yang tidak melakukan aktifitas pelayanan selama persedian habis akan dimasukkan ke dalam biaya kehabisan persediaan. Satu mesin pompa
ditangani oleh dua orang pegawai dengan uapah seorang pegawai adalah Rp. 12.500,- per hari. Jumlah pegawai untuk premium adalah enam orang, solar dan
pertamax menggunakan masing-masing dua pegawai. Biaya pegawai dihitung melalui perhitungan, jumlah pegawai masing-masing produk BBM dikalikan Rp.
12.500,- dibagi dengan kapasitas rata-rata tangki masing-masing produk BBM. Biaya pegawai untuk produk premium yaitu 2.000,-, solar sebesar Rp. 1,667,- dan
pertamax sebesar Rp. 3,333,-. Keuntungan yang hilang yang seharusnya didapatkan oleh SPBU akibat
tidak beroperasionalnya pelayanan karena kehabisan persediaan juga termasuk dalam biaya kehabisan persediaan. Keuntungan yang hilang dihitung sebagai
berikut, keuntungan penjualan masing-masing produk per liter dikalikan dengan persentase keuntungan yang didapakan dari masing-masing produk. Keuntungan
penjualan untuk premium dan solar yaitu Rp. 205,- per liter sedangkan untuk produk pertamax yaitu Rp.350,- per liter. Persentase keuntungan untuk premium
dan solar masingm-asing yaitu 25 dan 50 untuk pertamax. Total biaya kehabisan persediaan yang paling besar ditunjukkan oleh
produk premium yaitu sebesar Rp. 53,538,- per liter. Produk solar biaya kehabisan persediaannya sebesar Rp. 53,157,- per liter dan yang paling rendah adalah biaya
kehabisan persediaan pertamax yaitu sebesar Rp. 178,814,- per liter.
4.5 Kondisi Usulan Pengendalian Persediaan