Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Usaha Kecil dan Menengah UKM

memenuhi tujuan tertentu, misalnya akan digunakan dalam proses produksi. Persediaan berpengaruh terhadap besarnya biaya operasi, sehingga kesalahan dalam mengelola persediaan akan mengurangi keuntungan. Perusahaan sering kali mengalami masalah persediaan, persediaan terlalu banyak atau sebaliknyab terjadi kekurangan. Kedua kondisi tersebut mengakibatkan timbulnya biaya yang besar, sehingga diperlukan manajemen persediaan untuk menganalisa tingkat persediaan yang optimum.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang ditemui dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Berapa jumlah pemesanan BBM setiap kali melakukan penebusan ? 2. Kapan saat melakukan pemesanan persediaan BBM yang tepat ? 3. Kondisi persediaan stok run-out, retains dan penguapan yang merugikan.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi profil dan proses pengendalian persediaan BBM di SPBU XYZ. 2. Mengetahui komponen biaya yang berpengaruh dalam penebusan BBM SPBU XYZ. 3. Menentukan jumlah pemesanan yang optimum persediaan BBM yang optimum. 4. Menentukan waktu pemesanan yang tepat untuk penebusan BBM. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Kecil dan Menengah UKM

Usaha kecil dan menengah UKM memegang peranan penting dalam ekonomi Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha establishment maupun dari segi penciptaan lapangan kerja. Usaha kecil atau mikro adalah usaha dengan jumlah total penjualan turn over setahun yang kurang dari Rp. 1 milyar. Usaha menengah yaitu usaha dengan total penjualan tahunan yang berkisar antara Rp. 1 milyar - Rp. 50 milyar. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPS dan Kantor Menteri Negara untuk Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Menegkop UKM, usaha kecil termasuk usaha rumah tangga atau mikro pada tahun 2000 meliputi 99,9 dari total usaha-usaha yang ada di Indonesia, sedangkan usaha menengah meliputi 0,14 dari total jumlah usaha kecil di Indonesia. Selain penciptaan lingkungan bisnis yang kondusif, program-program pengembangan UKM yang diarahkan pada supply driven strategy sebaiknya mulai ditinggalkan, sebagai pengganti dari arah program ini yakni pengembangan program UKM yang berorientasi pasar yang didasarkan atas pertimbangan efisiensi dan kebutuhan UKM market oriented, demand driven programs. Fokus dari program ini yakni pertumbuhan UKM yang efisien ditentukan oleh pertumbuhan produktivitas UKM yang berkelanjutan, dan nantinya akan mendorong pertumbuhan UKM yang berkelanjutan. Secara lebih spesisfik Ratna 2007 membagi fokus pengembangan UKM baru yang berorientasi pasar tersebut dalam empat unsur pokok, yaitu: 1 pengembangan lingkungan bisnis yang kondusif bagi UKM; 2 pengembangan lembaga-lembaga finansial yang bisa memberikan akses kredit yang lebih mudah kepada UKM atas dasar transparansi; 3 pelayanan jasa-jasa pengembangan bisnis non-finansial kepada UKM yang lebih efektif; dan 4 pembentukan aliansi strategis antara UKM dan UKM lainnya atau dengan usaha besar di Indonesia atau di luar negeri. Kriteria usaha menengah sebagai berikut INPRES No 10,1999 : a Memiliki kekayaan bersih lebih besar dan Rp 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp l0.000.000.000.00 sepuluh miliar rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; b Milik warga negara Indonesia; c Berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai dan berafiliasi baik langsung maupun tidak Iangsung dengan usaha besar; d Berbentuk usaha orang perseorangan. badan usaha yang tidak berbadan hukum dan atau badan usaha yang berbadan hukum.

2.2. SPBU Stasiun Pengisian Bahan Bakar Untuk Umum