SPBU Stasiun Pengisian Bahan Bakar Untuk Umum

b Milik warga negara Indonesia; c Berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai dan berafiliasi baik langsung maupun tidak Iangsung dengan usaha besar; d Berbentuk usaha orang perseorangan. badan usaha yang tidak berbadan hukum dan atau badan usaha yang berbadan hukum.

2.2. SPBU Stasiun Pengisian Bahan Bakar Untuk Umum

SPBU Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum merupakan prasarana umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. Pada umumnya SPBU menjual bahan bakar sejenis premium, solar dan pertamax. SPBU merupakan usaha yang membutuhkan modal investasi besar, dengan pendapatan yang besar dan bersifat likuid. Modal yang dibutuhkan tergantung pada lahan calon lokasi SPBU dan rencana bisnis yang akan dilaksanakan. Kontrak kerjasama berlaku selama minimal 15 tahun, dengan masa pembaruan kontrak setiap 5 tahun sekali. Pola baru kemitraan yang ditawarkan Pertamina seperti ditunjukkan Gambar 1 adalah saling menguntungkan kepada semua pihak. Prinsip keterbukaan, kecepatan dan kualitas pelayanan, dan proyeksi keuntungan yang atraktif menjadi falsafah . Sumber: Pola Kerja Sama Pertamina, 2007 Gambar 1. Pola Kerjasama SPBU-Pertamina Bentuk kerjasama yang di tawarkan oleh Pertamina dapat dibedakan atas : - DODO Dealer Owned Dealer Operated, SPBU DODO PT. Pertamina adalah SPBU milik swasta, baik lahan, investasi, maupun operasionalnya. PERTAMINA SPBU Biaya Jasa Dukungan Bisinis - CODO Company Owned Dealer Operated, SPBU CODO PT. Pertamina merupakan SPBU sebagai bentuk kerjasama antara PT. Pertamina dengan pihak-pihak tertentu. Antara lain kerjasama pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk di bangun SPBU PT. Pertamina. Dalam pembangunan sebuah SPBU, luas minimal lahan tergantung dari letak lahan yang akan dibangun menjadi sebuah SPBU. Apabila lahan yang akan dibangun SPBU terletak di jalan besarutama, maka luas lahan yang harus dimiliki minimal 2500 m². SPBU dibedakan atas 5 tipe yaitu tipe A,B,C,D dan E seperti disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Tipe SPBU KOMPONEN TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D TIPE E Minimal Ukuran Lahan m² 2500 1600 1225 900 700 Min Lebar Muka Jalan m 50 40 35 30 20 Selang Jumlah Min. 26 20 – 25 16 - 20 10 - 16 Max 10 Kapasitas Tangki Min kl Min. 160 kl Min. 140 kl Min. 100 kl Min. 80 kl Min. 60 kl Tabel 3 menunjukkan bahwa setiap 5 tahun SPBU harus membayar Initial Fee ke Pertamina yang jumlah nya berdasarkan perkiraan volume penjualan yang telah disepakati. Jumlah Initial Fee telah ditetapkan oleh Pertamina berdasarkan tipe SPBU . Tabel 3. Biaya Initial Fee SPBU TYPE SPBU PERKIRAAN VOLUME PENJUALAN INITIAL FEE Rp. SPBU TYPE A Volume Penjualan 35 kl 800.000.000,- SPBU TYPE B 25 kl Volume Penjualan 35 kl 650.000.000,- SPBU TYPE C 20 kl Volume Penjualan 25 kl 500.000.000,- SPBU TYPE D 15 kl Volume Penjualan 20 kl 350.000.000,- SPBU TYPE E Volume Penjualan 15 kl 250.000.000,- Sistem informasi SPBU merupakan program aplikasi komputer untuk bisa mengotomasikan sistem pelaporan SPBU. Baik laporan harian maupun rekapitulasi bulanan yang menyangkut kondisi stok BBM per jenis premium, pertamax dan solar yang diperoleh dari kalkulasi data meteran dan pengukuran volume tangki. Dengan sistem itu, petugas SPBU hanya perlu memasukkan data meteran awal dan meteran akhir setiap pompa per shift atau per hari. Lalu sistem akan otomatis menghitung jumlah pengeluaran yang dilakukan, untuk selanjutnya dicetak ke dalam bentuk laporan harian. Selain informasi stok BBM, dapat pula diketahui berapa deviasi antara stok berdasarkan catatanmeteran dan stok berdasarkan pengukuran fisik. Dengan demikian, rekapitulasi penjualan BBM selama satu bulan dibandingkan dengan jumlah stok BBM yang dimiliki serta harga pokok penjualannya HPP dan margin labarugi bisa terkelola dengan baik. Pertamina 2009 Melalui model matematis yang dianalisis, diketahui bahwa dengan margin keuntungan yang berlaku sekarang 5, belum dapat secara keseluruhan memberi nilai keekonomian yang baik pada bisnis penyaluran BBM SPBU. Untuk bertahan pada margin 5 tersebut, sebuah SPBU harus mengembangkan sumber pendapatan lain non BBM agar dapat memberi nilai ekonomi yang baik. Margin 5 hanya dapat memberi nilai ekonomi yang baik bagi SPBU yang didirikan dekat jalan tol dengan tambahan pendapatan non BBM dari pengoperasian “Convinience Store Bright Pertamina” dan atau “Pertamina Service Speed Station”, dua konsep bisnis yang ditawarkan Pertamina sebagai bisnis pendukung SPBU. Margin yang memberikan nilai ekonomi yang baik tanpa adanya usaha tambahan untuk SPBU dekat area perumahan besarnya 10, SPBU dekat pusat perbelanjaan besarnya diatas 10, dan SPBU dekat lintas provinsi besarnya 10 Maya, 2006.

2.3. Bahan Bakar Minyak BBM