Koperasi dalam Fiqh Muamalah

   Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya, dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Quran dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. ” An-Nisa4: 59

2. Koperasi dalam Fiqh Muamalah

Koperasi termasuk BMT adalah salah satu dari bentuk perkongsian yang dalam istilah fiqh muamalah disebut Syirkah atau Musyarakah, yang memiliki arti terminologis kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah. 29 Koperasi dari segi proses pendiriannya termasuk syirkah amwal; sedangkan dari segi pengelolaan, koperasi dapat dikelompokkan sebagai syirkah taushiyah bashithah. Dilihat dari segi kewenangan untuk mengangkat pengelolamanajemen, koperasi lebih dekat dengan konsep syirkah „abdan. 30 Mayoritas ulama berpendapat bahwa rukun syirkah ada empat, yaitu: 29 Ra at “yafe’i, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001, h. 183. 30 Maulana Hasanudin dan Jaih Mubarok, Perkembangan Akad Musyarakah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012, h. 151. 1 Shighat, ijab kabul. 2 Pihak yang berakad Pihak Pertama. 3 Pihak yang berakad Pihak Kedua. 4 Objek yang diakadkan, modal pokok. Dasar hukum musyarakah adalah Firman Allah:    Artinya: “Dia Dawud berkata, “Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Memang banyak di antara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yag lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka ya ng begitu.” Dan Dawud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon ampunan kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat.”Sad38: 24 Syirkah merupakan salah satu institusi bisnis yang telah ada sebelum Islam. Al-Sayyid Sabiq mempertegas dua hal: pertama, syirkah „inan telah ada pada saat Nubuwah, para sahabat Nabi SAW ketika itu telah berkongsi untuk membeli sesuatu, masing-masing sahabat menyerahkan hartanya untuk membeli barang. Setelah barang yang dimaksud dibeli, kemudian dibagikan kepada para sahabat secara proporsional. Kedua, syirkah mudharabah telah ada sebelum Islam yang kemudian dikokohkan eksistensinya oleh Nabi Muhammad SAW para sahabat telah ber- mudharabah dengan pihak Yahudi dengan sepengetahuan Nabi SAW; Nabi SAW tidak menghapuskannya juga tidak melarangnya. Al- Khulafa‟ al- Rasyidun serta sahabat sesudahnya tidak ada yang melarang praktik syirkah mudharabah; oleh karena itu, para sahabat melakukan syirkah mudharabah atas dasar kebiasaan yang sudah dilakukan sebelumnya. 31 31 Ibid, h. 49 – 50. 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian fenomenologis, yang menggunakan pendekatan kualitatif dan naturalistik, yang secara induktif dan holistik memahami pengalaman manusia pada konteks yang khusus. 1 Penelitian kualitatif sebagai model yang dikembangkan oleh Mazhab Baden yang bersinergi dengan aliran filsafat fenomenologi menghendaki pelaksanaan penelitian berdasarkan situasi wajar natural setting sehingga kerap orang juga menyebutnya sebagai metode naturalistik. 2 Penelitian ini akan meneliti BMT ESQ sebagai subjek penelitian dalam lingkungan hidup kesehariannya. Untuk itu, peneliti akan sedapat mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat pengelolaan dan pembagian SHU di BMT ESQ, mengamati dan mengikuti alurnya secara apa adanya wajar. 1 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009, h. 19. 2 Ibid, h. 23 - 24