Sejarah BMT di Indonesia Jenis Aktifitas BMT Perbedaan dengan BMT dan KSP

a. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi nonsyariah, aktif melakukan sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti pentingnya sistem ekonomi Islam. b. Melakukan Pembinaan dan pendanaan usaha kecil. c. Melepaskan ketergantungan pada rentenir. d. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata.

4. Sejarah BMT di Indonesia

Berdirinya BMT disebabkan karena tidak menjangkaunya Perbankan kepada Usaha Mikro dan Kecil UMK seperti pedagang di pasar tradisional, pedagang asongan, dan pedagang kaki lima. Padahal justru ekonomi rakyat kecil inilah yang menjadi mayoritas kalangan usahawan yang ada di Indonesia. Namun bagaimana pun sebagaimana halnya pengusaha, kalangan UMK juga butuh suntikan modal untuk mengembangkan atau ada juga untuk sekedar membuat usahanya tidak mati di keesokan hari. Segmen inilah yang kemudian digarap oleh individu-individu yang terkenal dengan sebutan rentenir. Praktik rentenir ternyata tidak menolong melainkan membuat permasalahan ekonomi rakyat kecil menjadi lebih pelik dan kompleks. Dari itu urgen diperlukan suatu instansi yang kompeten dan professional agar dapat benar-benar membantu masyarakat kecil memenuhi kebutuhannya sekaligus juga yang mendesak yakni membebaskan mereka dari jerat hutang yang berkepanjangan. Pada akhir 1980-an BMT perintis sudah mulai beroperasi hingga pertengahan 1990-an. Mereka memang belum diketahui secara luas oleh masyarakat, serta masih melayani kelompok masyarakat yang relatif homogen dengan cakupan geografis yang amat terbatas. Perkembangan pesat dimulai sejak tahun 1995, dan memperoleh momentum tambahan akibat krisis ekonomi 19971998.

5. Jenis Aktifitas BMT

a. Sosial Pengelolaan dana sosial seperti zakat, infak, dan shodaqoh ZIS b. Jasa Keuangan Terkait dengan kegiatan penghimpunan dana funding dan penyaluran dana financing. c. Sektor Riil Merupakan penyaluran dana yang bersifat permanen atau jangka panjang dengan cara investasi dan penyertaan modal.

6. Perbedaan dengan BMT dan KSP

25 Aspek Perbedaan Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal wa Tamwil Struktur Organ Pengawas Dewan Pengawas Syariah Modal Penyetoran modal awal disetorkan kepada Bank Pemerintah. Penyetoran modal awal disetorkan kepada Bank Syariah. Penandatanganan Akta Koperasi Selesai rapat pembentukan langsung menghadap Notaris untuk otentitas akta pendirian Koperasi. Sebelum menghadap Notaris, ada koordinasi dengan PINBUK sebagai pengembang BMT. Pendaftaran Status Badan Hukum Diajukan kepada Menteri Koperasi c.q Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah setempat. Diajukan Kepada Menteri Koperasi c.q Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Instansi yang membidangi Koperasi setempat setelah mendapat rekomendasi pejabat setingkat tempat domisili koperasi yang bersangkutan. Konsep Dasar Operasional Bunga Bagi Hasil Penghimpunan Dana a Tabungan b Simpanan Berjangka a Wadi‟ah titipan b Mudharabah Simpanan Berjangka Penyaluran Dana Utang piutang a Qardh Pinjaman b Musyarakah Kerjasama c Mudharabah 25 Kaffi Wanatul Ma’wa, Analisis Perbandingan Antara Koperasi Simpan Pinjam dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal wa Ta wil , Jurnal Hukum S1 Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya, 2013, h. 14. Kerjasama d Murabahah Kerjasama e Salam Jual Beli f Istisna Jual Beli g Ijarah Sewa Fungsi Sosial - Berperan sebagai penyalur dana Infaq, Zakat dan Shodaqah ZIS serta maal. Perjanjian Jaminan Diperbolehkan, sebab jaminan merupakan perjanjian tambahan dari perjanjian pokok yaitu utang piutang. Diperbolehkan, pada prakteknya dengan cara memisahkan akad dalam perjanjian. Jadi akad yang digunakan jaminan agunan menggunakan akad Rahn gadai.

D. Sisa Hasil Usaha